《30》 He was Here

1.2K 166 107
                                    

-Author's POV-
 
 
January, 2014
  
  
"Gadis yang sedang aku rindukan."
 
 
Kalimat yang sempat menyentak Yerin sejenak itu kini tak ayalnya bagaikan sebuah omong kosong yang keluar dari bibir manis seorang pria bernama Jeon Jungkook.

Well, Yerin tidak benar-benar tau apakah bibir itu manis atau tidak, ia belum pernah mencicipinya to be honest.

Tentu saja ada sebab mengapa Yerin bisa menyimpulkannya begitu bukan?

Si keparat Jungkook yang sialnya selalu berhasil menaik-turunkan perasaan Yerin tersebut nyatanya tak pernah lagi muncul di hadapan Yerin setelah pertemuan mereka waktu itu, sepulang dari mengantar kepergian Taehyung ke tanah rantauan.

Mereka memang tak pernah benar-benar lost contact, karena masih terhubung melalui postingan sosial media mereka masing-masing. Namun, tak pernah ada konversasi secara pribadi diantara keduanya, hanya sekali, dan itupun tak berlangsung lama.

Bahkan tak ada hal manis yang terjadi diantara keduanya ketika mereka memutuskan untuk singgah di rest area yang tak jauh dari bandara tersebut. Hanya duduk pada balkon yang menghadap laut dalam keheningan yang menyelimuti keduanya. Tak ada acara berbagi kehangatan seperti yang biasa mereka lakukan. Bahkan kembali menghabiskan makan siang tanpa banyak kata yang keluar dari mulut mereka masing-masing.
  
  
Jungkook, kenapa lagi denganmu?
   
  
Pertanyaan itu menguap didalam pikiran Yerin sepanjang perjalanan pulangnya menuju Seoul, dengan Jungkook yang begitu fokus dengan jalanan didepannya. Yerin tak bisa menampik, jika Jungkook memang semakin tampan saat ini. Membuat debaran jantungnya kembali bekerja lebih keras dari biasanya.
 
 
Lalu, apakah rasa untuk Jungkook itu masih ada?
 
 
Jawabannya,
  
 
Ya, masih ada. 
  
 
Menghilangkan perasaan tentu saja tak semudah memesan makanan secara online. Memilih, memesan, membayar, maka makanan akan segera tiba ditanganmu. Perasaan? Melihat, membiasakan, nyaman, jatuh hati. Empat tahap yang membuat move on menjadi begitu sulit.
 
Lalu, akankah semudah itu menghapus perasaanmu apalagi jika subjek pembicaraan tersebut nyatanya adalah cinta pertama yang sudah pasti begitu sulit untuk dilupakan?
 
 
Tidak akan mudah tentu saja, tapi bukan berarti tidak bisa.
 
 

Yerin hanya perlu memantapkan hati dan pikirannya, menyelaraskan keinginan otak dan hatinya untuk berada dijalan yang sama dalam tekad untuk melupakan sang cinta pertama. Menenggelamkan segala rasa dalam kesibukan dunia barunya.
 
 
Dan semuanya, dimulai sejak hari ini.
     
 
  

¤¤¤

 
 
 
-Yerin's POV-

 
2018

 
Four years after Taehyung's left.

 
"Yerin-ah. Tolong jagakan Jinwoo sebentar, perutku mulas." Pinta Sinbi padaku kemudian melesat begitu saja ke kamar mandi untuk segera menuntaskan hajatnya. Bocah kecil bernama Jinwoo tersebut tertawa kecil, seakan terhibur dengan tingkah lawak yang baru saja dilakukan ibunya.

Ya, Jung Jinwoo adalah anak dari Sinbi dan oppaku, Jung Hoseok. Bayi laki-laki tampan yang kini sudah hampir berusia delapan bulan dan sedang gencar-gencarnya melatih diri untuk belajar merangkak. Membuat gemas seisi rumah tatkala ia kesulitan mengangkat kepala maupun bokongnya ketika mencoba merayap.

Sinbi dan Hoseok oppa menikah dua tahun lalu, tepatnya ketika aku sedang berada di semester enam, setahun sebelum kelulusanku. Sejak saat itu, Sinbi, si gadis super pecicilan, ah sekarang dia sudah tidak gadis lagi, resmi menjadi kakak iparku. Awalnya Sinbi menolak karena ia baru berusia dua puluh tahun, terlalu muda baginya untuk segera menikah. Namun kedua orangtua kami memaksanya, mengingat umur Hoseok oppa yang semakin bertambah disetiap tahunnya.

Hi! My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang