《29》 Goodbye, Kim Taehyung

1.3K 178 127
                                    

-Author's POV-

 
January, 2014

  

Perpisahan.

Satu kata yang selalu menghantui setiap pertemuan.

Adakah sebuah pertemuan yang tak berujung perpisahan pada akhirnya?

Sepertinya tidak.

Bahkan pertemuan seorang anak dengan orangtuanya pun kelak akan bertemu dengan sebuah perpisahan.

Kini, kata perpisahan menjadi salah satu kata yang paling dibenci oleh Taehyung. Sebuah momok menakutkan yang selalu menghantuinya sejak beberapa hari belakang ini.

Ujian akhir semester pertama kini telah usai. Itu artinya, kepergiannya ke tanah rantauan juga sudah di depan mata, hanya tinggal menghitung hari saja. Dan perpisahan itu tak lama lagi akan menghampirinya.

Ah, Taehyung sungguh benci jika harus menghadapi kenyataan pahit yang harus ia hadapi tersebut.

Ia harus meninggalkan tanah kelahirannya menuju sebuah negara yang terkenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik. Tak hanya itu, ia bahkan juga harus melepas gadis yang dicintainya, gadis yang dengan susah payah ia taklukkan.  Meski ya, gadis itu tak pernah benar-benar jatuh ke dalam pelukannya.

Bahunya merosot tatkala melihat pigura yang menampilkan foto pertama yang ia ambil berdua dengan Yerin, saat dimana gadis itu tetap terlihat sama bahkan setelah hampir dua tahun berlalu. Ah, ia bahkan sangat merindukan gadis itu ketika tak bertemu sehari saja dengannya. Kini, membayangkan jika ia harus menahan diri untuk tak bertemu selama bertahun-tahun lamanya, sanggupkah ia?

Pertanyaan tersebut terus saja bergelantungan di kepalanya bak kelelawar yang hinggap pada atap gua. Pertanyaan yang sesungguhnya tak perlu ia jawab karena ia sudah tau jawabannya.

Tidak.

Ia tidak sanggup.

Ia menghela napas resah, memasukkan pigura tersebut kedalam koper yang sedang ia packing sekarang. Beberapa box yang berisikan barang-barangnya juga sudah selesai ia kemas. Hanya tinggal beberapa saja yang belum mendapat giliran untuk memasuki box.

Ceklek.

Daun pintu kamar Taehyung terbuka dengan presensi seorang pria yang tengah memandangnya dengan pandangan menilai, menaikkan sebelah alis dan tangan yang disilangkan didepan dada.

"Belum selesai juga?" Tanyanya.

"Eung."

"Perlu bantuan? Ibumu memanggilku kesini untuk membantumu berkemas karena ia akan segera mengirim beberapa paket lebih dulu ke Finland." Ujar Jungkook.

"Kurasa tidak." Tolak Taehyung. Namun Jungkook abai, ia berjalan masuk dan duduk diantara barang-barang Taehyung yang belum selesai di kemas.

Ia mengambil sebuah sepatu berwarna silver dan memasukkannya kedalam box.

"Andwae!" Cegah Taehyung.

"Wae?" Tanya Jungkook heran.

"Aku akan memakai ini nanti. Ini hadiah ulangtahunku. Yerin yang memberikannya." Jawab Taehyung.

Jungkook mengangguk, pantas saja warna sepatu tersebut tidak asing, mirip seperti warna kesukaan si gadis berpipi bulat. Ternyata sepatu itu memang benar sepatu pilihannya.

Gagal memasukkan sepatu, tangannya beralih kesebuah sweater abu-abu dan mantel dengan warna serupa. Namun lagi-lagi, interupsi Taehyung kembali menggagalkan kegiatan Jungkook.

Hi! My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang