《Epilog 1》

1.9K 193 169
                                    

Yuk qa tinggalin jejaknya dengan votes dan comment 😊

-Author's POV-
   
 
Kabar bahagia mengenai lamaran Jungkook pada Yerin waktu itu kini sudah terdengar oleh telinga kedua orangtua masing-masing. Mereka bahagia, sangat malah.

Kedua orangtua mereka bahkan sudah bertemu untuk membahas masalah pernikahan dan pertunangan yang lebih resmi dari sekedar pemberian cincin yang dilakukan Jungkook saat itu. Mereka dengan semangat membara membahas tema pernikahan, gaun, gedung, bahkan undangan untuk pernikahan kedua pasangan muda tersebut.

Disaat kebahagian tengah melanda kedua belah keluarga, tiba-tiba sebuah kabar buruk datang dan menghempas keduanya sejenak ke dasar samudera.

Jungkook diminta untuk menangani proyek pembangunan gardu listrik di sebuah pulau terluar semenanjung korea. Dan itu tentu saja membutuhkan waktu yang lama dan ya, pria itu harus menetap disana untuk beberapa saat.

Yerin tidak menyetujuinya tentu saja. Disaat kebahagiannya sudah didepan mata, segala impiannya akan segera menjadi kenyataan, lantas harus kembali terhalang dengan sesuatu yang disebut pekerjaan. Yang membuatnya semakin kesal adalah, Jungkook tampaknya bertekad untuk mengambil pekerjaan itu tanpa memikirkan dirinya yang akan merasa sangat kesepian nanti jika ditinggalkan lagi oleh Jungkook.

Waktu itu saja Yerin sempat uring-uringan karena ditinggal Jungkook selama seminggu ke Busan untuk mengontrol proyeknya, apalagi jika berbulan-bulan seperti sekarang?

Ah, sepertinya ia tak sanggup.

Jungkook telah menjelaskan kepada kedua orangtua mereka berdua mengenai pekerjaan ini, mereka semua menyerahkannya pada Jungkook, membiarkan ia memilih jalan terbaiknya seperti apa dan mencoba menerima segala keputusannya. Sekarang giliran untuk menjelaskannya lebih dalam pada kekasihnya yang akhir-akhir ini semakin manja kepadanya, yang terlihat sangat takut kehilangan dirinya.

Jadi disinilah mereka, duduk pada salah satu bangku taman di pinggir sungai Han. Tempat dimana mereka pernah menonton kembang api berdua bertahun-tahun yang lalu. Memutar kembali memori akan sikap romantis Jungkook kala itu.

"Intinya aku tidak mau kau pergi, titik!" Gadis itu menahan suaranya, berusaha berbicara dengan nada serendah mungkin.

"Sayang, bukankah sudah aku jelaskan hm?" Jungkook menarik kedua tangan Yerin kedalam genggamannya. "Jika aku mengambil proyek kali ini, maka tidak akan ada lagi proyek serupa yang akan membuatku berada di tempat terpencil selama berbulan-bulan seperti ini. Ini yang terakhir. Aku sudah meminta pada mereka untuk hanya menangani proyek disekitar Seoul atau yang masih bisa disentuh ktx saja. Dan mereka menyetujuinya asal aku mau mengambil proyek ini sebagai proyek terakhirku sebelum menjadi arsitek tetap di Seoul." Jelasnya panjang lebar.

Yerin memandang kosong pada kedua tangannya yang digenggam Jungkook, berusaha mencerna penjelasan Jungkook barusan.

"Kita akan bertunangan sebelum aku berangkat kesana, jadi kau tidak perlu takut akan wanita yang mencoba menggodaku karena aku sudah ada yang mengikat." Godanya. "Kita akan menikah secepatnya setelah aku menyelesaikan tugasku disana."

"Tapi sayang, kita tidak akan bertemu selama delapan bulan lamanya. Aku tidak sanggup lagi untuk berpisah selama itu denganmu." Yerin berkata dengan lirih. Well, gadis itu tak mengada-ada, ia memang tidak sanggup. Sudah cukup penantiannya selama bertahun-tahun sebelum ini, dan kini ia harus melakukannya lagi?

'Oh god, why you hate me so much.' Batinnya.

"Kau bisa menelepon atau melakukan panggilan video padaku sayang." Jawab Jungkook lembut sambil mengusap pipi gadisnya. "Atau haruskah aku pulang ke Seoul seminggu sekali hanya untuk menemuimu huh?"

Hi! My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang