Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
Kantin sangat ramai saat ini. Kebanyakan dari mereka datang untuk mengganjal perut yang sudah lapar dan haus setelah upacara dan belajar selama berjam-jam.
Beruntung kini Maudy, Aurel dan Anggi sudah mendapat tempat duduk yang nyaman. Yaitu di pojok kantin, dekat dengan sumber angin yang akan memberi hawa sejuk untuk mereka. Oh ya, tadi Anggi sudah memperkenal kan dirinya. Yang Maudy tau nama panjang gadis dengan paras yang bisa dibilang cantik itu adalah Anggiya Syahputri.
Suasana kantin yang tadi nya heboh, mendadak hening sehening hening nya. Tak lama terdengar suara cewek-cewek yang memberikan pujian mereka pada seseorang. Aurel dan Anggi ikut mengalihkan perhatian mereka dari bakso ke pusat perhatian saat itu. Disana mereka melihat 3 orang most wanted yang di ketuai oleh the one of most wanted, siapa lagi kalau bukan Rafi. Mereka bertiga yaitu Rafi Edgar Sanjaya, Kevin Pradipta dan Angga Mahaputra adalah most wanted nya Pasifik. Tapi Rafi jauh lebih ganteng di banding 2 lainnya.
Pekikan-pekikan masih terdengar di sana sini. Rafi yang terkenal akan playboy nya mulai gencar menebar senyum pada gadis-gadis yang memuja nya sejak tadi. Sedangkan para cowok hanya bisa panas melihat pacar mereka digoda oleh sang most wanted. Salah kan pacar mereka yang terlalu genit. Kalau tidak gadis-gadis itu memanggil nama Rafi, maka yang dipanggil tidak akan beraksi. Jadi disini Rafi tidak lah bersalah.
"Eh eh Dy, lo liat deh. Itu dia most wanted yang kita ceritain tadi. Ganteng kan?"
Maudy yang merasa nama nya di panggil pun merelakan bakso nya yang tinggal sedikit lagi demi melihat ke arah yang ditunjuk Anggi. Tadi mereka memang sempat membincangkan soal prince nya Pasifik. Disana terselip nama Rafi Edgar Sanjaya dan teman-teman nya. Tapi Maudy belum tau siapa dan bagaimana rupa ketiga cowok tersebut.
Mata Maudy menangkap pemandangan tak asing di depan nya. Dia adalah Rafi, cowok yang ditabrak nya tadi pagi. Waah jangan bilang kalau cowok songong macam Rafi adalah most wanted disini??
"Yang ditengah itu nama nya Rafi Edgar Sanjaya Dy. Dia tuh ketua most wanted." ucap Anggi seolah tau isi pikiran Maudy.
"Tapi dia playboy Dy, udah itu ugal-ugalan lagi. Sering keluar masuk BK juga" sahut Aurel menambah penjelasan Anggi.
Mata Maudy tak sengaja bertubrukan dengan mata milik Rafi. Dan terjadilah adegan tatap-menatap selama beberapa detik. Si cewek dengan tatapan tajam dan jijik nya, sementara si cowok dengan tatapan lembut dan seringai nya.
Rafi yang menyadari Maudy tengah melihat ke arah nya sambil memberi kan tatapan tajam pun melangkah kan kaki ke arah gadis yang menurut nya berbeda dari yang lain. Setahu Rafi, setiap perempuan yang melihat nya akan langsung tunduk bahkan terbang ke langit ketujuh saat cowok itu menebar senyum. Tapi tidak dengan Maudy, gadis itu berbanding terbalik dengan gadis yang pernah ditemui dan di pacari nya selama ini.
Maudy yang melihat Rafi berjalan ke tempat nya duduk langsung menaikkan dagu seperti orang angkuh. Diri nya tidak akan berteriak-teriak tak jelas saat orang ganteng itu mendekat ke arah nya. Maaf, Maudy tidak alay dan Maudy tidak murahan.
Namun perkataan Rafi selanjutnya membuat nya langsung terdiam seribu kata.
"Lo. Mulai detik ini jadi cewek gue. Nggak ada tapi-tapian. Pulang sekolah sama gue"
Setelah itu Rafi pergi ke tempat teman-teman nya dengan sebuah senyum licik. Sementara dibelakang nya Maudy hanya membisu berusaha mengumpulkan nyawa nya kembali.
Setelah sadar, barulah Maudy tau bahwa kantin kini sudah penuh dengan hujatan-hujatan tajam untuk dirinya dan juga tatapan benci serta merendahkan. Seolah disini adalah Maudy tersangka nya yang merebut Rafi dari mereka. Padahal Maudy sama sekali tidak tau bahwa akan terjadi hal diluar dugaan nya ini. Bahkan mimpi pun ia tak pernah kalau akan ditembak seperti ini. Tidak ada romantis-romantis nya dan seenak isi perut nya saja mengklaim Maudy sebagai kekasih nya. Entah kekasih yang keberapa ia saat ini mengingat Rafi adalah playboy.
Demi mempertahankan harga diri nya, Maudy segera bangkit menuju bangku Rafi.
"Maksud lo apaan ha? Enak aja jadiin anak orang sebagai pacar lo. Mikir dong, gimana nasib cewek-cewek lo. Dasar playboy nggak tau diri"
Saat ini mereka telah menjadi pusat perhatian warga kantin yang masih ramai.
"Kurang jelas apa lagi omongan gue barusan. Lo. Jadi. Pacar. Gue. Udah itu aja."
"Siapa lo enak banget jadiin gue pacar lo. Emang gue mau apa sama cowok rendahan kayak lo. Udah playboy nggak tau diri lagi."
Emosi sudah Maudy menghadapi Rafi. Ia pikir dirinya siapa? Datang seenak nya lalu tanpa aba-aba apa pun menjadikan Maudy sebagai pacar nya. Hello! Maudy tidak sama dengan gadis alay itu yang dengan senang hati menerima tawaran Rafi.
"Udah lah sayang. Lo nggak usah bacot. Kita liat aja"
"Liat-liat apa maksud lo?"
Pertanyaan dari gadis di depan nya tidak diindahkan oleh Rafi. Tak lama ia memanggil 2 cewek dari arah belakang Maudy.
"Bianca, Karin, sini kalian"
Setelah kedua gadis itu tiba, Rafi pun memberi senyum sekilas pada Maudy sebelum beralih ke arah gadis yang dari penampilan nya saja Maudy sudah tau bahwa mereka adalah primadona nya Pasifik.
"Kalian berdua, mulai sekarang kita putus. Jangan ganggu gue lagi dan pacar baru gue" kalimat barusan diucapkan nya sambil merangkul pinggang Maudy dengan erat.
"Lo jangan gitu dong Raf. Kita salah apa sama lo. Semua nya udah kita kasi tapi ini balasan lo?" jawab cewek dengan name tag Bianca sambil sok-sok terluka. Padahal ia tak lebih dari sekedar wanita murahan.
Kita?? Jadi Bianca dan Karin rela jadi pacar Rafi?? Berdua?? Oh Tuhan, wanita macam apa mereka ini. Apa yang mereka lihat dari Rafi? Tampang? Memang nya tampang menjamin masa depan mereka. Tidak kan.
"Ini pasti gara-gara cewek kecentilan ini kan? Selera lo rendah ya Raf. Gue sih fine-fine aja lo mutusin gue dan Bian. Tapi bisa nggak lo cari pengganti yang lebih dari kita?" ucap Karin yang sangat menusuk perasaan Maudy.
"Jangan bacot. Sekarang kalian boleh pergi"
Bianca dan Karin meninggalkan tempat itu dengan kaki yang di hentak-hentakkan sambil menahan amarah bercampur malu. Lihat saja apa yang akan mereka perbuat nanti nya pada Maudy yang telah merebut Rafi dari mereka.
"Lo liat kan tadi. Sekarang cuma lo yang jadi pacar gue. Jadi cuma gue yang boleh ngatur lo. Jangan pernah ngebantah atau lo akan tau akibat nya."
"What the? Lo gila apa? Mereka juga punya perasaan, tapi lo sakitin gitu aja."
"Ngomong sekali lagi gue cium lo disini"
Sudah, Maudy kalah kali ini. Lebih baik dia mundur saja dari pada harus dicium oleh pangeran. Bagus kalau pangeran nya adalah pengeran seperti di film Cinderella. Tapi ini pangeran possesive yang sama sekali tak punya hati.
"Nah gitu dong. Kan enak liat nya." ucap Rafi sambil mengacak rambut terurai Maudy. Bagi nya Maudy terlihat polos dan menggemaskan. Ya meskipun cerewet nya minta ampun. Tapi tidak masalah. Rafi akan membuat Maudy menuruti semua perintah nya nanti.
"Duduk"
"Ngapain lo nyuruh-nyuruh gue duduk."
"Mau gue cium?"
"Sa ae lo botol kecap"
Terpaksa Maudy harus mengalah. Jika tidak Rafi selalu mengancam nya dengan ciuman. Demi sinchan kembali tayang pun ia tak akan membiarkan bibir nya yang suci di nodai oleh orang tak jelas seperti Rafi. Walaupun kita dirinya adalah kekasih cowok itu, tapi hanya Rafi lah yang mengakui nya, tidak dengan Maudy.
Yang Maudy tau mereka harus saling mencintai dulu baru bisa pacaran. Lah ini Rafi atas dasar apa memacari nya? Atas dasar gadis itu menabrak nya? Oh ayolah, Maudy kan sudah meminta maaf. Lagi pula ia tidak sengaja.
Tidak. Sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boy (PINDAH KE DREAME)
Teen FictionNEW COVER! 3 dalam Teenlit 28/10/2018 #Humoris ✔ #Rafi ✔ #Rara ✔ #10 dalam fiksi 26/02/2019 #8 dalam fiksi 06/03/2019 Siapa yang tak kenal dengan Rafi Edgar Sanjaya?Seantero bahkan sekolah luar pun kenal dengan sosok pemberani seperti Rafi. Sikap n...