Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
Cahaya mentari masuk ke kamar seorang gadis berumur 16 tahun. Mata nya mengerjap untuk menyesuaikan dengan cahaya silau tersebut.
Tak lama terdengar langkah kaki seseorang kian mendekat ke kamar nya. Maudy berani bertaruh jika orang itu adalah mama nya.
"Sayang, bangun. Udah jam 6 loh," benar saja, saat pintu terbuka muncul sosok Gina, sang mama dengan memakai celemek. Sepertinya mama nya itu baru saja memasakkan Maudy sarapan. Sebenar nya keluarga Maudy punya pembantu, namun jika urusan makanan sarapan, maka mama lah yang turun tangan.
"Bentar lagi ma. Dydi masih ngantuk."
Dirumah, panggilan akrab Maudy adalah Dydi. Sejak kecil mama dan papa nya sudah memanggil gadis semata wayang mereka dengan panggilan Dydi. Menurut mereka itu lebih simple dan terkesan imut, seperti si Pemilik nama.
"Nggak ada tidur-tidur lagi Dy. Dibawah udah ada temen kamu tuh lagi ngobrol sama papa."
Teman??
Sejak kapan Maudy punya teman yang menjemput nya ke sekolah?
Bukan nya Maudy baru masuk kemarin??Baru saja ia menarik kembali selimut nya, sebuah nama terlintas di pikiran nya yang membuat Maudy terlonjak kaget dan langsung kabur ke kamar mandi. Gina pun hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat gadis mungil nya salah tingkah hanya karna cowok. Padahal dulu Maudy sangat anti terhadap cowok. Pikiran nya terlalu polos hingga tak pernah merasakan yang nama nya pacaran. Maudy sudah menjomblo sejak lahir, itu arti nya Maudy 16 tahun hidup single. Bagaimana dengan kalian? Sanggupkah jomblo selama itu??
Tak butuh waktu lama, cukup 15 menit Maudy sudah lengkap dengan seragam rapi nya. Dengan rambut yang di kepang satu dan bando warna polkadot merah putih. Setelah dirasa rapi dan wangi, dirinya langsung menyambar tas dan hp lalu bergegas turun ke bawah. Kamar Maudy berada di lantai 2.
"Eh anak papa udah siap? Sini sarapan dulu."
"Papa kenapa senyum-senyum gitu sama Dydi? Ada yang salah ya?" Maudy heran dengan sikap Andre, papa nya. Pagi ini Andre senyum-senyum sok imut pada Maudy.
Semua cowok sama aja ya. Kalau senyum suka sok imut. Pengen muntah deh.
"Papa lagi seneng."
"Seneng kenapa pa? Papa lagi nggak dapat tiket gratis ke Paris terus kena tipu lagi kan Pa?"
Tahun lalu Andre pernah mendapat kan 3 tiket gratis perjalanan ke Paris selama 4 hari. Tiket itu ia peroleh dari sebuah undian di mall. Setelah packing dan tiba di bandara, petugas bandara langsung mencegah Andre dan keluarga karena tiket yang dibawa nya adalah tiket abal-abal, alias palsu. Untung saja saat itu mereka tidak dipenjarakan, hanya di introgasi sebentar lalu orang yang telah menipu mereka pun ditangkap.
"Enggak lah Dy. Papa seneng aja bayi besar papa udah bisa bawa cowok ke rumah," jawab Andre sambil memperhatikan Maudy dan Rafi secara bergantian.
"Bayi besar papa?? Aku punya adek lagi pa??"
Spontan pertanyaan Maudy barusan membuat kedua lelaki dihadapan nya melongo dan menepuk jidat mereka. Mungkin otak Maudy belum konek sepenuhnya.
"Bayi besar papa itu kamu Maudy. Sebenarnya papa juga mau punya dedek satu lagi, tapi mama kamu tuh nggak mau. Masa nanti papa yang disuruh nenenin dedek kamu. Kan aneh."
"Papa!" diujung sana tepat nya di dapur, Gina menegur suami nya itu. Didepan anak masih saja berpikiran mesum. Dasar suami kalau lagi pengen ya tinggal bilang, tidak perlu bawa-bawa dedek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boy (PINDAH KE DREAME)
Teen FictionNEW COVER! 3 dalam Teenlit 28/10/2018 #Humoris ✔ #Rafi ✔ #Rara ✔ #10 dalam fiksi 26/02/2019 #8 dalam fiksi 06/03/2019 Siapa yang tak kenal dengan Rafi Edgar Sanjaya?Seantero bahkan sekolah luar pun kenal dengan sosok pemberani seperti Rafi. Sikap n...