💎 Possesive Boy 3

90.3K 4.5K 25
                                    

You're so bad!


***

Disini Maudy sekarang berada. Didalam mobil Xenia milik cowok yang terpaksa di akuinya sebagai pacar. Ingat. Terpaksa.

Tadi sepulang sekolah Maudy sudah berusaha menghindari Rafi agar tidak pulang bersama dengan cowok itu. Maudy juga mencoba sembunyi di dalam lemari buku di kelas nya. Bahkan sudah meminta kedua teman nya untuk mengatakan bahwa Maudy sudah di jemput. Tapi Rafi keras kepala. Dirinya terus mencari Maudy hingga dapat. Jika saja tadi Maudy tidak bersin, mungkin kini dirinya selamat dari cowok yang sedang mengendarai mobil itu. Salah kan pada debu yang tak pernah dibersihkan oleh petugas piket. Besok Maudy akan mengadukan pada bu Ana kalau petugas piket tidak becus membersihkan ruangan kelas. Gara-gara debu dirinya harus duduk di samping pangeran possesive ini.

"Mata lo kelilipan debu?"

"Gue kesel sama lo."

"Ya kalau kesel mah kesel aja. Mata nya di kondisiin dong neng"

"Mata kan mata gue. Kenapa lo yang sewot?"

"Nih anak cerewet banget dari tadi. Untung sayang."

"Sayang sayang, pacaran aja sama Via Vallen."

"Via Vallennya Rafi kan Maudy."

"Diih jijik gue. Dasar pangeran kodok."

"Yang penting ganteng."

"Yang bilang lo ganteng siapa?"

"Gue. Lu tuli atau budeg?"

"Sa ae lu sandal jepit."

"Gemes," Rafi kembali mengacak rambut Maudy. Sedangkan si empunya rambut sudah mencak-mencak dari tadi. Cermin mana cermin, wajah Maudy pasti merah padam menahan emosi saat ini.

"Pipi lo kok merah gitu Ra?"

"Apa? Coba bilang sekali lagi. Lo salah orang?"

"Gue nggak salah orang Rara sayang."

"Rara pala lo kera."

"Ish jangan kasar dong jadi cewek. Itu panggilan kesayangan gue buat lo. Rara." jawab Rafi dengan wajah sok imut nya. Sumpah Maudy sekarang ingin mengatakan pada cowok tengil ini "nggak usah sok imut gitu. Mimi peri masih imut dibanding lo" tapi itu hanya tertahan di tenggorokan nya.

"Apaan sih pegang-pegang pipi gue!" Maudy mencoba menepis tangan Rafi yang mencubit pipi nya itu. Tapi percuma, sekarang yang bisa dilakukan Maudy hanya bersabar. Semoga besok Rafi menghilang ditelan bumi dan tak menampakkan dirinya lagi.

"Rumah lo dimana?" tanya Rafi setelah mereka terdiam cukup lama dan berkeliling-keliling komplek sejak tadi karena Maudy tak mau mengeluarkan suara untuk sekedar menyebutkan alamat nya. Maudy pikir Rafi cenayang yang bisa menebak dimana gadis nya itu tinggal?

"Lurus belok kiri, rumah nomor 21."

Dan mereka kembali diam.

"Makasi," ucap Maudy sesudah mobil Rafi menepi di halaman rumah mewah namun terkesan elegan milik nya.

"Bentar," Rafi meraih pergelangan tangan Maudy untuk menyuruh nya berhenti sebentar.

Possesive Boy (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang