Chapter 3

344 26 0
                                    

Lusa kemudian kami membawa tiga masakan yang kami siapkan, masakan pertama adalah ayam geprek, masakan kedua kimbap bulgogi, masakan ketiga adalah nasi goreng kimchi. Satu kelas mencoba ayam geprek yang dibuat oleh kelompok Shinwoo. Diantara 30 orang di kelas itu 15 orang kepedesan dan 7 orang (8 orang di kelompok Shinwoo tak dihitung) biasa saja

Walaupun kepedesan, mereka bilang ayamnya enak. Begitu juga dengan kimbap dan nasi goreng kimchi milik kelompok Shinwoo, hari itu kelompok Shinwoo mendapatkan nilai tertinggi karena banyak yang mencoba masakan mereka

Untuk merayakannya, Shinwoo memutuskan untuk pergi ke PC center untuk main game, seperti biasa Shinwoo, Ikhan, Yuna, Suyi, dan Rai bermain game sedangkan Seira dan Regis hanya menonton mereka. Lala juga ikut menggunakan komputer di sana tapi bukan untuk main game melainkan mencari sebuah alamat lewat internet

"Apa yang sedang kau cari?" Tanya Ikhan pada Lala, "Aku mencari alamat toko buku antik" jawab Lala memperhatikan , "Eh alamat toko buku antik? Ada buku yang kau cari?" Tanya Yuna, "Iya, salah satu buku sejarah terkenal yang ada di Korea yang hanya bisa dicari di toko buku antik" jawab Lala mengeluarkan buku dan pulpen untuk mencatat semua alamat toko buku antik yang tertera di internet

"Buku seperti apa yang kau cari?" Tanya Yuna, "Buku yang menjelaskan tentang perhiasan-perhiasan berharga dari luar negeri yang tersimpan di salah satu museum di Korea" jawab Lala, "Wah aku pernah mendengar soal buku seperti itu! Usia buku itu sudah lebih dari 20 tahun dan sekarang hanya tersisa 5 buku saja yang belum terbeli" sela Ikhan, "Tapi buku dengan usia seperti itu harganya pasti mahal sekali loh" sahut Suyi

"Jangan khawatir! Aku memiliki cukup banyak uang untuk membelinya" sahut Lala tenang, "Kau punya banyak uang? Memangnya pekerjaan orang tuamu apa?" Tanya Shinwoo yang masih fokus dengan layar komputernya, "Aku tidak punya orang tua, sejak kecil aku dirawat di panti asuhan dan sudah berkali-kali diadopsi dan di kembalikan ke sana. Akhirnya kuputuskan untuk tinggal sendiri saja" jawab Lala santai

'Kok bisa dia jawab dengan santainya?' batin Yuna, Suyi, Ikhan, dan Shinwoo kaget. Bahkan mereka berempat sampai berhenti memainkan game di komputer mereka, "Kau tidak sedih?" Tanya Yuna yang merasa sedih, "Tidak" jawab Lala mengagetkan mereka lagi, "Kok bisa?" celetuk Shinwoo bingung

"Aku sudah terbiasa" jawab Lala jujur membuat tema-temannya prihatin, "Kalau tidak salah kau bilang punya banyak uang. Dapat uang darimana?" Tanya Ikhan penasaran dan berharap Lala dapat uang bukan hasil curian

"Dari sini" jawab Lala membuka sebuah Blog. Shinwoo dan kawan-kawannya selain Rai, Seira, dan Regis mengelilingi komputer yang ada di depan Lala, "Kau mencari uang dengan menulis Blog?" Tanya Ikhan yang di depan layar komputer Lala ada Blog berisi tulisan Bahasa Indonesia

"Iya begitulah" jawab Lala, "Yang membacanya juga banyak sekali, aku dapat uang dari sini" jelasnya, "Blogmu ini tentang apa?" Tanya Shinwoo yang tak paham Bahasa Indonesia, "Tentang sejarah-sejarah yang ada di dunia" jawab Lala bangga

"Lala, jangan bilang maksudmu pada saat pertama kali masuk ke kelas kami bilang ke Korea untuk belajar sejarah Korea itu demi mencari materi di Blogmu?" Tanya Suyi, "Iya dan tidak" jawab Lala

"Maksudmu?" Tanya Yuna, "Aku ke sini memang untuk mempelajari sejarah Korea, tapi bukan untuk Blogku. Di Indonesia ada kok buku tentang sejarah Korea, hanya saja memang di Korea sejarahnya bisa dipelajari lebih lengkap daripada di buku yang diterbitkan di Indonesia" jawab Lala

"Aku ke sini karena memang sejak dulu ingin tinggal di Korea, karena uangku sudah cukup banyak jadi aku bisa ke sini" tambah Lala, "Oh begitu" ucap Shinwoo dkk lega. Mereka sempat berpikir kalau Lala ke Korea hanya demi mencaritahu sejarahnya saja dan setelah puas pulang lagi ke Indonesia. Orang aneh macam apa yang melakukan hal merepotkan seperti itu? (Crombell: menghinaku ya?)

"Apa yang membuatmu ingin tinggal di sini?" Tanya Yuna, "Hm... mungkin sejak pertama kali aku mempelajari bahasa Korea di sekolahku, aku langsung mau ke sini" jawab Lala yang terdengar aneh tapi memang itulah kenyataannya

"Bicara soal buku yang kau cari" ucap Regis tiba-tiba, "Apa judul bukunya" Tanya Regis

"Judulnya: Yang terindah namun tak dapat kumiliki"

Gubrak! Semua yang ada di sana selain Rai, Seira, dan Lala langsung gubrak mendengar judulnya

"Buku macam apa itu!?" seru Regis syok, "Itu buku tentang perhiasan dari luar negeri yang sekarang tersimpan di salah satu museum di Korea" jawab Lala, "Errr.... Kalau kuingat-ingat sih memang itu judulnya" balas Ikhan bangun dari jatuhnya

Bagaimana mereka tidak jatuh? Judulnya seperti novel cinta!

"Itu sungguh-sungguh buku tentang perhiasan!?" seru Regis yang tak percaya. Karena ada pepatah yang berkata 'Don't Judge The Book By The Cover' bukan 'Don't judge The Book By The Title'

Titlenya saja sudah meragukan, "Iya memang buku tentang perhiasan" jawab Lala yang kembali melanjutkan kegiatan menulisnya, "Apa ada perhiasan yang membuatmu penasaran di buku itu?" Tanya Regis, "Ada" jawab Lala

"Oh perhiasan macam apa?" Tanya Suyi penasaran, "Sebuah kalung emas yang memiliki banyak batu-batu permata indah berwarna putih yang menghiasinya"jawab Lala, "Aku lupa apa nama kalungnya" tambahnya, "Kalung seperti itu pasti cantik sekali" komentar Yuna membayangkan

"..." Rai yang mendengarkan pembicaraan mereka tetap fokus dengan layar komputer di depannya yang muncul kata 'Game Over'

Lalu mereka melanjutkan kegiatan bermain game mereka, setelah itu mereka pergi ke Supermarket untuk membeli bahan masakan dan cemilan untuk ke rumah kepala sekolah. Tapi Lala tidak ikut mereka ke supermarket

Lala pergi sendiri untuk mencari alamat toko buku antik di dekat daerah PC center yang sudah dicatat di bukunya. Setelah menelusuri beberapa gang, dia menemukan salah satu toko di alamat itu

Dia masuk ke sana dan menemukan buku yang dia cari, 'Yang terindah namun tak dapat kumiliki' gambar sampulnya adalah perhiasan. Dia langsung membayarnya di kasir toko dan pulang

~~~~~~~~~~

"Frankenstein" ucap Rai pada pelayannya setelah teman-temannya pergi, "Apa kau tahu buku 'Yang terindah namun tak dapat kumiliki'?" Tanya Rai pada pelayannya, "... Anda ingin membaca Novel cinta?" Tanya Frankenstein yang kaget

"Itu bukan novel cinta" jawab Rai yang sebenarnya tak tahu apa itu novel, "Itu sebuah buku yang menjelaskan tentang perhiasan luar negeri yang disimpan di salah satu museum di Korea" jelas Rai

"Oh buku tentang perhiasan..." gumam Frankenstein lega tuannya tidak membahas novel cinta, "Anda sepertinya tertarik dengan buku itu" ucap Frankenstein. Rai menyeruput tehnya seperti biasa, "Aku penasaran dengan perhiasan yang disebut oleh Lala yang ada di buku itu?" ucap Rai

"Perhiasan seperti apa?" Tanya Frankenstein penasaran, "Lala bilang sebuah kalung emas yang memiliki banyak batu-batu permata indah berwarna putih yang menghiasinya" jawab Rai, "Banyak kalung emas yang seperti itu, apa tuan menginginkannya?" Tanya Frankenstein lagi

"Tidak" jawab Rai masih menyeruput tehnya, "Hanya saja mendengar Lala menjelaskan tentang perhiasan itu membuatku teringat sesuatu" tambah Rai, 'teringat sesuatu?' batin Frankenstein bingung

(To be continue in chapter 4)

Raizel x OC: Cinta adalah berkah dan malapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang