Chapter 8

316 21 2
                                    

Setelah Frankenstein tenang, mereka semua keluar dari Lab dan duduk di ruang keluarga. Karena tubuh Lala semakin lemas, Seira membantunya berjalan ke sana

"Tidak ada benda yang mampu menghilangkan energi kehidupanmu di rumahku" ucap Frankenstein langsung, "Kenapa kau langsung menyimpulkan ada benda yang menghilangkan energi hidupku?" tanya Lala heran

"Karena penyebab energi hidupmu menghilang bukan berasal dari dalam tubuhmu. Tubuh bagian luar dan dalammu baik-baik saja. Justru energi hidupmu berkurang karena ada sesuatu di sekitarmu yang menghilangkannya" jelas Frankenstein

"Aku khawatir ada blood stone di rumahku. Aku yakin kau sudah tahu apa itu blood stone dari bukumu" tambah Frankenstein dan aku langsung mengangguk karena aku juga sudah tahu apa itu blood stone

Dari cerita yang didengar Lala tiga hari yang lalu, Blood Stone yang dipegang union sudah dihancurkan semuanya. Tapi tidak menjamin kalau tidak ada pihak lain yang tak memilikinya, "Boleh kuminta buku milikku lagi?" tanya Lala pada Frankenstein, "Untuk apa?" tanya Frankenstein balik yang tak nyaman jika orang biasa seperti Lala memegang buku yang berisi rahasia yang tidak boleh diketahui banyak manusia

"Entah kenapa aku merasa bisa menemukan alasan energi kehidupanku hilang di sana" jawab Lala

"Tidak ada jaminan dengan membaca bukumu kau bisa tahu penyebabnya, lagipula energi kehidupanmu baru hilang beberapa saat yang lalu. Tapi kurasa tidak ada salahnya kalau kita cari tahu dari bukumu" simpul Frankenstein yang berdiri dan berjalan ke ruangan dimana dia menyimpan buku Lala. Kemudian dia kembali dan memberikan buku itu pada Lala

"Bos, kami ingin pergi ke KSA untuk mencari tahu lebih lanjut hasil penyelidikan mereka tentang makhluk-makhluk aneh yang menyerang sekolah 3 hari yang lalu" izin Tao pada Frankenstein, "Jangan lupa tanyakan pada mereka apakah union sungguh-sungguh tidak ada hubungannya dengan kejadian itu" balas Frankenstein. Setelah itu Karius, Rael, Tao, Takio, dan M-21 pergi

Sedangkan aku masih membaca buku milikku yang tertulis rahasia yang tidak boleh diketahui banyak manusia. Di belakang Lala ada Seira dan Regis yang ikut membaca, di sampingnya ada Rai yang khawatir sampai tidak meminum teh di mejanya. Dan di kursi yang menghadapnya ada Frankenstein yang memegang tab berisi hasil pemeriksaan kondisi Lala beberapa saat yang lalu

Entah sudah berapa halaman yang Lala baca, dan tangannya terhenti di satu halaman, "Halaman ini kosong" komentar Regis di depannya, "Kadang aku merasa ada yang aneh dengan halaman kosong seperti ini" ujar Lala

Frankenstein yang masih membaca Tabnya bicara, "Di buku itu ada beberapa halaman yang kosong di 3 bab yang menjelaskan tentang Noblesse, batu kekuatan, dan kepala keluarga. Sekarang kalian membaca bab yang mana?"

"Bab yang menjelaskan tentang batu kekuatan" jawab Seira, "Di bab ini dijelaskan tentang blood stone dan apa fungsinya, setelah penjelasan tentang blood stone selesai bukannya langsung menuju bab selanjutnya malah dilanjutkan dengan halaman kosong" tambah Regis

"Jika ini tentang blood stone harusnya judulnya bukan batu kekuatan kan?" ucap Lala, "Blood stone adalah batu dengan kekuatan dahsyat yang memeuhi keserakahan siapapun yang menginginkan kekuatan dan memang batu itu memberikan kekuatan pada yang memegangnya. Bukankah wajar saja kalau judul babnya batu kekuatan?" sela Frankenstein masih fokus membaca tabnya

"Iya aku tahu tapi..." sebelum Lala selesai bicara, Rai nimbrung, "Jika bab itu menjelaskan tentang blood stone, harusnya judul bab itu adalah blood stone. Tapi malah diberi judul batu kekuatan, seakan-akan ada batu lain yang memiliki kekuatan dahsyat selain blood stone" ucapan Rai membuat semua orang di ruangan itu terkejut. Bahkan Frankenstein berhenti membaca tabnya dan melihat buku di tangan Lala

Raizel x OC: Cinta adalah berkah dan malapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang