Chapter 7

361 25 2
                                    

Sudah tiga hari Lala tinggal di sana, pagi itu Lala sedang menjemur pakaiannya di halaman belakang. Di belakangnya ada Rai yang memperhatikannya bekerja, sejak dia tinggal di sini Rai terus mengikutinya ke mana-mana seperti anak ayam mengikuti induknya. Kecuali ketika Lala sudah masuk ke kamarnya sendiri

Kemudian Lala masuk ke rumah untuk membantu Regis mengelap kaca rumah. Sebagai tamu yang tinggal sementara di sini dia merasa tidak enak kalau hanya santai-santai di rumah orang, sang pemilik rumah dengan senang hati mengizinkan Lala membersihkan di rumahnya

Di belakang Lala dan Regis ada Rai yang menontonnya mengelap kaca, "Lala" ucap Regis yang ada di samping Lala, "Kenapa tuan Raizel terus mengikutimu sejak kau tinggal disini?" Tanya Regis pada Lala, "Entahlah" jawab Lala mengangkat kedua bahunya

Dia ingat ketika dirinya bertanya alasannya pada Rai tiga hari yang lalu, Rai langsung menjawab kalau dirinya sendiri tidak tahu. Bahkan bilang, 'Aku merasa semakin hari kau semakin cantik, semakin menarik sampai aku ingin terus berada di sampingmu'

Wajah Lala langsung memerah hanya karena mengingat jawaban itu, setelah selesai mengelap kaca dia pergi menuju ke dapur. Rai mengikutinya lagi, "Kau mau teh?" tawar Lala saat mereka ada di dapur. Rai mengangguk

"Tunggu sebentar ya" untungnya Frankenstein mengajari Lala cara membuat teh di rumah itu, karena membuat the dari daun langsung dan membuat teh dari kantong teh sangat berbeda caranya. Setelah tehnya jadi , langsung Lala tuangkan teh buatannya dari teko ke gelas yang biasa dipakai Rai untuk minum teh

Lala menaruh tehnya di atas meja ruang makan yang dekat dengan dapur bersamaan dengan gulanya, Rai langsung duduk di depan meja makan, "Mau berapa sendok gula?" Tanya Lala, "7 sendok" jawaban Rai hampir membuat Lala kena serangan jantung, "Serius??" Tanya Lala pada Rai dan dibalas dengan anggukan

Langsung 7 sendok gula Lala masukan ke dalam teh di gelas Rai, "Rai minum teh dan duduk manis saja ya disini, soalnya hari ini aku mau bersih-bersih. Nanti kalau sudah selesai aku ke sini lagi" kata Lala bicara pada Rai seakan-akan Rai anak kecil, dibalas dengan anggukan dari Rai

Dalam hatinya Lala ingin tertawa, karena Rai benar-benar bertingkah seperti anak kecil. Wajahnya memang tampan, tapi dimata Lala Rai tidak hanya tampan. Menutunya Rai tampan, imut, lucu, menggemaskan, polos, dan mempesona. Mungkin kalau ada orang asing yang mengajaknya makan Ramyeon, dia akan langsung ikut dengan orang asing itu tanpa sadar kalau dirinya sedang diculik

Ya ampun, jangan berpikir seperti itu! Nanti pemilik rumah bisa marah kalau tahu Lala berpikir seperti itu tentang tuannya, dan takutnya Rai sedang membaca pikirannya dan tersinggung. Tapi tetap saja pikirannya susah untuk disingkirkan

Padahal dirinya tahu kalau Rai adalah seorang Noblesse. Tapi di matanya Rai adalah seorang pria, bukan pria biasa, tapi seorang pria untuk wanita, 'Kenapa ya aku berpikir dan memandang Rai seperti itu. Mungkinkah aku... mencintainya?' pikir Lala tiba-tiba

'Ah tidak mungkin!' batinnya tidak percaya dengan dugaannya sendiri lalu tertawa kecil, tidak mungkin dia mencintai Rai. Mungkin dirinya menyukainya, ya menyukai Rai seperti hampir seluruh siswi di sekolahnya menyukai Rai karena ketampanannya

Rai menatap Lala bingung sebab mendadak Lala tertawa sendiri

Lala segera pergi meninggalkan ruangan itu untuk mengelap meja sekaligus perabotannya yang ada di ruang tamu. Hanya saja Lala tidak tahu kalau Rai menatap kepergiannya dengan tatapan sedih. Seperti kucing yang melihat majikannya pergi meninggalkan rumah

Di ruang tamu tidak ada siapa-siapa karena yang lainnya sedang membersihkan tempat lain, di jendela besar yang berfungsi sebagai tembok di ruang tamu dia melihat Takio, Tao, dan M-21 yang sedang menyiram tanaman di halaman depan

Raizel x OC: Cinta adalah berkah dan malapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang