Chapter 5

351 26 4
                                    

Sudah sebulan Lala bersekolah di Ye Ran dan berteman dengan Shinwoo dan kawan-kawannya, sore itu di jam pulang sekolah Shinwoo dan Ikhan bermain bola sedangkan Yuna dan Suyi menonton sambil menyemangati mereka

Seira dan Regis sedang mengobrol dengan Karius dan Rael, sedangkan Lala sedang membaca buku sejarah di perpustakaan sekolah. Bagaimana dengan Rai? Seperti biasa, Rai minum teh di ruang kepala sekolah. Kalau 'Seperti Biasa'

Hari itu Rai tidak minum teh di ruang kepala sekolah, melainkan duduk di samping Lala di perpustakaan sekolah yang sedang membaca buku sejarah untuk bahan materi di blog miliknya, "Apa ada buku yang mau kau baca?" Rai tidak menjawab pertanyaan Lala. Sudah hal biasa kalau Rai tak menjawab pertanyaan orang ketika ditanya

"Lalu kenapa kau kesini?" Tanya Lala. Tak dijawab

"Tertarik dengan buku yang kubaca?" Tanya Lala lagi. Tak dijawab

"Apa kau kesini karena bosan?" Tanya Lala sekali lagi. Tak dijawab

Lala mencoba memancing Rai bicara, "Kalau tidak ada alasan untuk ke sini, kenapa datang kesini?" dan seperti yang kita duga, tak dijawab, "Kenapa duduk di sampingku?" Tanya Lala, tak dijawab lagi

Sesabar-sabarnya orang, mereka punya batas kesabaran. Seperti Lala yang didiamkan seperti angin kosong oleh Rai setiap kali ditanya. Kesal dianggap angin kosong, Lala menutup bukunya dan berjalan menuju ke rak buku untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya. Rai malah mengikutinya

Lala juga keluar dari perpustakaan, Rai mengikutinya dari belakang, "Kamu mau apa?" Tanya Lala yang kesal menghadap ke Rai. Tidak seperti dirinya yang biasanya tenang kalau Rai tidak menjawab pertanyaannya seperti tidak menjawab pertanyaan orang lain, hari ini dia malah merasa kesal

Apakah dia kesal karena Rai tidak menjawab pertanyaannya, atau karena diperlakukan seperti angin kosong, "Apa kau punya masalah denganku?" Tanya Lala dengan nada kesal, tidak dijawab lagi malah Rai menatap Lala bingung, "Kau mau mengikutiku sampai kapan?" Rai tidak menjawab lagi. Hanya diam

'Sudah cukup!' pikir Lala kehabisan kesabaran, langsung dirinya berjalan dengan langkah cepat untuk pulang. Rai malah mengikutinya, 'Kalau tidak ada urusan denganku, kenapa mengikutiku???' batinnya kesal

"Jangan ikuti aku! Aku mau ke toilet!" seru Lala. Barulah Rai berhenti mengikutinya. Padahal Lala sedang berjalan menuju pintu keluar untuk pulang, 'aku tinggal mengirim pesan untuk Ikhan atau Yuna kalau hari ini aku tidak bisa ikut mereka ke rumah kepala sekolah' batin Lala yang melihat teman-temannya sedang main bola di lapangan tanpa menyadari dirinya sedang berjalan menuju gerbang sekolah

Namun saat lala sudah berjalan jauh dari sekolah, dia menyadari sesuatu, "Aku tidak membawa tasku!!!" serunya langsung lari kembali ke sekolah. Dia ingat kalau tasnya masih ada di perpustakaan. Ya ampun, kenapa hari ini dia kesal sekali sampai lupa dengan tasnya sendiri

Ketika dia sampai sekolah, betapa terkejutnya dia karena semua orang di lapangan pingsan. Dan ada dua monster bersayap yang sedang dilawan oleh lima satpam di Ye Ran yang tidak pingsan, "Darimana asal monster ini???" seru Rael heran, "Apakah ini perbuatan union? Tidak mungkin!" sahut Tao

Lala tidak paham apa yang mereka bicarakan. Lalu di langit mucul monster lain yang memiliki sayap kelelawar. Bentuk ketiga monster yang sekarang ada di lapangan Ye Ran sulit untuk digambarkan. Monster yang baru muncul itu menyemburkan laser dari mulutnya ke M-21

Dan... Laser itu dikibaskan bagaikan asap dan M-21 berubah jadi werewolf! Namun monster itu malah bergerak cepat dan hampir menyerang M-21. Sayangnya Rael langsung menusuk monster itu dengan pisaunya yang bernama Grandia

Monster itu ditusuk berkali-laki oleh Rael dengan kecepatan luar biasa yang tak dapat diikuti mata hingga monster itu benar-benar mati, "Monster ini terlalu lemah untuk menyerang kita" ucap Rael yang bukan meremehkan namun curiga

Dua monster lain juga dikalahkan dengan mudah oleh keempat satpam lain, "Rael benar, teralu lemah untuk menyerang kita" sahut Takio curiga juga

Baru saja Takio bicara begitu muncul 10 monster lain dari langit, "KRAAAAH!!!" kata monster-monster itu mengaum, "AAAAAAAARRRRGGGGHHHH!!!!!!" kesepuluh monster itu kesakitan secara mendadak karena muncul puluhan sampai ratusan senjata berwarna ungu gelap menusuk mereka

"Apa-apaan monster ini!?" seru Frankenstein kesal sambil berjalan keluar dari sekolah diikuti oleh Regis, Seira, dan Rai, "Dan kenapa semua orang tak sadarkan diri!?" seru Frankenstein lagi dengan aura gelap semakin kuat

Lala menelan ludah, 'Kenapa kepala sekolah lebih seram daripada monster-monster yang sedang kesakitan itu??' batinnya ngeri, "Tadi mendadak semua orang di lapangan selain kami mendadak pingsan dan salah satu monster muncul" jawab Tao berusaha menenangkan bosnya

"Ulah siapa ini?" ucap Regis kesal, "Kurasa bukan union" pendapat Tao, "Pastinya bukan union. Karena tetua 3 sudah menghapus data tentang pembuatan monster milik union secara permanen di depanku" balas Frankenstein yakin, "Kecuali kalau ada orang lain yang memiliki data itu di luar union" tambah Frankenstein

"Siapapun orang itu, pastinya tidak menyerang sekolah ini tanpa alasan" ucap M-21, "Maaf bos, harusnya aku tidak mematikan sistem keamanan di sekolah setelah masalah kita dengan union selesai" kata Tao menyesal pada Frankenstein

"Ini bukan salahmu Tao, kita tak pernah menyangka kalau akan ada pihak lain selain union yang menyerang kita" balas Frankenstein, lalu Rai masuk berjalan masuk ke sekolah, "Tuan, apa yang ingin anda lakukan di sana?" Tanya Frankenstein bingung sebelum Rai benar-benar masuk ke dalam sekolah

"Lala masih di dalam toilet" jawab Rai dengan nada khawatir, "Toilet... Tuan jangan kesana!" seru Frankenstein panik sedangkan Rai menatapnya bingung, "Karena Lala pasti ada di toilet wanita, anda tidak boleh masuk ke sana!" tambah Frankenstein

Lala yang sejak tadi memperhatikan mereka dari gerbang luar kebingungan dengan ucapan dan tingkah laku mereka. Satpam-satpam yang punya kekuatan, kepala sekolah juga punya kekuatan tapi lebih seram, sifat ketiga temannya yang tetap tenang dalam keadaan seperti ini, apa yang sedang mereka bicarakan, dan kepala sekolah yang memanggil Rai tuan seakan-akan Rai itu tuannya dan kepala sekolah adalah pelayan

Kemudia Lala teringat dengan buku yang pernah dibacanya, buku itu sekarang ada di apartemennya yang ada di Korea, "Kalian semua... Bangsawan dan manusia modifikasi?" ucap Lala tiba-tiba yang dia sendiri sesali karena sekarang mereka semua memperhatikannya, "Kau... Tahu soal kami?" Tanya Karius tak percaya

Rai menggerakan tangannya ke arah Lala, dia terus melakukan gerakan seperti melambaikan tangan dengan pelan. Semakin sering Rai melambaikan tangan, semakin ekspresinya kebingungan. Lala yang merasa aneh malah membalas lambaian tangan Lala

"Frankenstein" panggil Rai ke pelayannya, "Iya tuan?" jawab Frankenstein

"... Aku tidak bisa menghapus ingatannya" ucap Rai yang mengagetkan mereka semua bahkan Lala, "Jadi tadi kau sedang mencoba menghapus ingatanku??" seru Lala yang kaget

Regis, Seira, Karius, dan Rael juga mencoba melakukan hal yang sama, "Kami juga tak bisa" seru Regis terkejut, "Kemampuan menghapus ingatan... kalian sungguh-sungguh bangsawan!!!" seru Lala, "Berarti kepala sekolah dan tiga satpam lain adalah manusia modifikasi!!!" tambahnya

Mendadak Frankenstein ada di depannya dan satu tangannya menarik kerah seragam Lala, "Darimana kau tahu? Apa monster-monster ini muncul karenamu?" Tanya Frankenstein dengan aura gelap semakin pekat, "Bu... Bukan aku penyebabnya! Dan aku tahu kalian dari buku yang ada di apartemenku!! Aku bersumpah!!" ucap Lala panik merasa dirinya sebentar lagi akan mati

Sebuah tangan menyentuh tangan Frankenstein, "Lepaskan Lala, dia berkata jujur" ucap Rai menyuruh pelayannya untuk melepaskan Lala. Langsung Frankenstein lepaskan, "Dia tahu kita dari buku yang ada di apartemennya" tambah Rai lagi mengejutkan Frankenstein dan Lala, "Apa kau... Habis membaca pikiranku?" Tanya Lala pada Rai, dan dibalas dengan anggukan

"Apa kau terluka?" Tanya Rai tiba-tiba, "Tidak" jawab Lala langsung, "Kalau begitu... Kenapa ada darah di pakaianmu?" Tanya Rai menunjuk ke rok Lala

Frankenstein dan Lala langsung melihat ke rok Lala. Ada darah di sana, tentu saja Lala langsung malu. Itulah alasan kenapa hari ini dia sangat kesal sampai lupa tasnya, hari ini dia datang bulan...

(To be continue in chapter 6)

Raizel x OC: Cinta adalah berkah dan malapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang