NAZLA-08

90 10 0
                                    

Selamat membaca:))

       Nafas Nazla masih memburu,emosi nya masih memuncak. Keadaan Nazla sangat kacau. Bahkan sekarang dia mengambil apapun barang yang ada di dekatnya lalu di lemparkan nya. Tidak perduli apapun barang itu.

"KENAPA GAK ADA YANG PERDULI SAMA KEADAAN GUE! KENAPA SEMUA ORANG CUMA PERDULI SAMA FISCA," keadaan nya kacau, Nazla berteriak tidak perduli kalau pun orang tua nya mendengar.

"KENAPA GUE DI PERLAKUIN BEDA SAMA FISCA," nada suaranya menurun, suara nya parau, "Kapan gue dapat perlakuan yang sama, gue gak nikung Fisca.. Hikss hikss."

Mama Nazla yang mendengar suara barang-barang yang di lempar dan teriakan Nazla pun langsung berlari menuju kamar Nazla.

"Astagfirullah," ucap Mama Nazla setelah melihat kondisi kamar anak gadisnya. Dia langsung menghampiri anak gadis nya dan memeluknya, "Kenapa sama kamu sayang?"

"Ma, mama percaya sama Nazla kan? Mama percaya kalau Nazla gak nikung Fisca kan?" Nazla memeluk erat mama nya,"Mama percaya kan ma? Bilang ma kalau mama percaya sama Nazla, bilang ma."

"Iya sayang, iya mama percaya sama kamu. Sekarang kamu bilang kamu kenapa?"

"Gak,GAK MAMA GAK BOLEH KALAU SAMPAI GAK PERCAYA SAMA NAZLA," keadaan Nazla mulai semakin kacau. Nada suaranya yang tadi meninggi kembali lirih, "Ma, kenapa gak ada yang percaya sama Nazla? Hiks... Kenapa gak satu pun orang mau dengarin penjelasan Nazla?"

Nazla terisak, sudah terhitung dua kali dalam sehari dia menangis. Pertama di pelukan Agatha kedua di pelukan mama nya. Pelukan kedua perempuan yang menurut Nazla sangat nyaman.

Setelah ditenangkan oleh mama nya, Nazla tertidur di pelukan sang mama. Mama Nazla menatap miris ke arah anak nya yang sekarang tertidur pulas di atas ranjang tempat tidurnya.

"Yang sabar ya sayang," Mama Nazla mengusap-usap kepala Nazla dengan lembut, "Ngelihat keadaan kamu yang kacau tadi ngebuat mama ngerasa bersalah. Semoga bangun tidur nanti keadaan kamu sudah lebih baik."

Lisa mengecup kening Nazla dengan lembut, seakan-akan menyalurkan semua kekuatan yang dia punya untuk anak gadis nya itu.

***


        Pagi ini Nazla sudah bersiap-siap untuk pergi sekolah, kejadian semalam membuat mata nya sembab akibat menangis.

Sesampai nya di sekolah, keadaan sekolah masih sangat sepi, karena baru pukul 06.10.
Dia berjalan menyusuri sekolah untuk menuju kelas. Dia sampai di depan kelas yang sudah sangat asing.

Di duduki nya bangku tempat dia dan Varo duduk. "Maafin gue Fis, tapi lo keterlaluan selama ini."

Varo datang menenteng tas di bahu sebelah kanan nya. Alis kiri nya terangkat ketika melihat Nazla duduk di meja nya. "Ngapain duduk disini La?"

"Gue boleh gak duduk sama lo lagi?" alis kiri Varo lagi-lagi terangkat. Nazla langsung melanjutkan kalimat nya, "Eh eh itu pun kalau lo bolehin."

"Boleh."

"Tapi.. Gimana sama Fisca?"

Varo berdehem kecil, "Bilang aja Pak deddy nyuruh lo balik lagi duduk sama gue."

Wajah Nazla berubah semangat saat mendengar Varo memberi usul. "OKE!"

"Btw tumben lo datang jam segini La? Biasa nya ngaret." ucap Varo yang membuat Nazla memanyunkan bibir nya karena kesal.

"Itu bibir kode minta di cium ya?" Varo menaik turun kan alis nya untuk menggoda Nazla.

Pipi Nazla memerah, "IH VARO APAAN SIH," Nazla memukul pelan baju Varo, "Dasar mesum."

"Hahaha lo blushing ya? Pipi lo merah banget La hahaha."

"Ihh Varo apaan sih, pipi gue gak merah." ucap Nazla seraya menutup pipi nya dengan kedua tangan.

"EKHEM."

Tawa Varo dan cekikikan malu Nazla mereda. Mereka berdua langsung melihat ke arah suara tadi.

"AGATHA LO BIKIN KAGET GUE," teriak Nazla membuat Agatha dan Varo tertawa. "Gue kira siapa, tau tau nya lo."

"Kaya nya rekor baru nih, seorang Nazla blushing  haha ada ada aja lo La." setelah menertawai Varo dan Nazla Agatha lalu menarik telinga Varo dan Nazla.

"Eh buset Ta, lo ngapain narik telinga gue, sakit tau," Nazla memanyunkan bibirnya kesal.

"Tau nih, lo gila ya? Abis ketawa langsung narik telinga kita."

"Lagian lo berdua di dalam kelas beduaan doang, trus lo," Agatha menunjuk Varo dengan jari telunjuk nya, "Ngapain pakai bilang mau nyium Nazla, lah jadinya gue kira lu berdua mau ngapain hehe."

"LO GILA?" pelotot Nazla pada sahabat nya itu. Agatha hanya terkekeh geli melihat reaksi Nazla yang sedang malu.

"Gue fikir kalian musuhan," setelah ucapan Varo itu keadaan langsung hening. Nazla maupun Agatha tidak ada yang membuka suara. "Eh maaf maaf, kayak nya gue salah ngomong hehe."

"Gak kok Var, omongan lo benar harus nya gue sama Nazla emang musuhan," ucapan Agatha membuat Nazla membulat kan mata nya.

"Maksud lo ap-" ucapan Nazla langsung di potong oleh Agatha. "Tapi biar gimana pun Nazla dimata orang-orang, Nazla di mata gue tuh tetap Nazla yang baik. Mungkin kemarin gue khilaf ngejauhin ni anak, tapi sekarang gak bakal lagi."

"Ih Agatha, lo bikin gue kagett," Nazla melepas pelukan Agatha. "Udah ah, jangan peluk-peluk, ingat omongan gue semalam?"

Agatha langsung merenggut, dia kesal. "Iya gue ingat. Dah ah gue ke meja gue dulu, nanti ada yang datang."

Varo hanya diam mencerna apa maksud dua perempuan di depan mata nya ini, lalu mengendikkan bahu tanda tak peduli.

Tbc..

NAZLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang