Selamat membaca:)
"Tanpa kalian sadari, kalian lah yang membuat diri kalian masuk ke dalam lingkup itu. Tempat kalian tak seharusnya berada di lingkup itu, tempat kalian seharusnya ada di lingkup pertemanan yang sebenarnya bukan lingkup ini."
Nazla di kantin sendirian, dia memesan bakso tapi setelah bakso nya sampai hanya di aduk aduk nya dengan tatapan kosong ke depan.
"La?" panggil Ameyra sambil melirik ke arah teman-teman nya.
"LA!" Teriak Ameyra di telinga Nazla, Nazla mengelus dada nya, "Ya ampun Mey, kaget gue."
"Hehe maaf La. Kita kesini mau minta maaf."
Nazla menaikkan alisnya, sedikit berfikir kenapa teman-teman nya ini meminta maaf. "Oh yang tadi, gakpapa kok guys, santai aja."
"Oke deh,kita kesana dulu ya." ucap Ameyra mewakili teman-teman nya.
Nazla menghembuskan nafas kasar, teman- teman nya kesini karena merasa bersalah pada nya, hanya itu.Nazla lagi-lagi meringis, dia benci ada di posisi seperti ini, posisi dimana dia sama sekali tak di anggap keberadaan nya.
"Sendiri aja nih La?"
Nazla mendongakkan kepala nya menatap si pembicara tanpa minat. "Iya nih Nan, lo sendiri ke kantin?" Nanda langsung duduk di depan Nazla dan tersenyum sumringh.
"Yoi, sendiri aja nih gue."
Nazla menatap lawan bicara nya yang sekarang terlihat sangat bahagia. "Kenapa lo?" Nanda menggenggam tangan Nazla dengan senyum yang terus merekah di bibir tipis nya.
"Aldi.Nembak.Gue."
Aku terbelalak, dan sudah bersiap berteriak untung saja Nanda dengan cepat menutup mulut ku dengan tangan nya.
"Ih jangan teriak Nazla, gue malu."
"Yayaya bodo amat."
"Btw kenapa dikelas tadi lo ngebela anak-anak? Padahal mereka udah jahat banget sama lo, bahkan lo rela dapat nilai nol demi mereka, sebenarnya apa sih yang ada di fikiran lo?"
Nazla menatap Nanda dengan senyum tipis nya, "Gak semua kejahatan harus di balas kejahatan. Gue bakal jauh lebih jahat lagi setelah ini, jadi apa salah nya gue bersikap baik sekarang?"
Nanda diam sejenak mencerna ucapan teman di depan nya ini, "LO MAU NGAPAIN BEGO?!" Nazla meringis, melihat seisi kantin menatap ke arah nya. "Lo bisa diam gak sih? Itu perumpamaan." Nanda menatap Nazla dengan tatapan tajam, "Yayaya masa bodo sama rencana lo itu, tapi gue cuma mau ngasi tau, perbuatan yang du mulai dengan gak baik,bakal berakhir gak baik juga La."
Nazla menatap Nanda sinis, "Diem deh lo, lagian gue gak ngelakuin apapun. Jadi stop ceramah oke?"
"Yayaya masa bodo."
Nazla memakan bakso nya tanpa minat, dia memikirkan omongan Nanda, ucapan Nanda membuat nya dilema. Tanpa sadar bel masuk berbunyi, dia menimang nimang akan melaksanakan rencana nya atau tidak. Dan dia kembali pada keputusan awal yaitu melaksanakan rencana nya.
'Maafin gue Fisca' Batin nya berucap.
Sudah beberapa hari ini Nazla melancarkan rencana nya itu. Rencana nya yang mendekati Varo untuk membuat Fisca kesal dan membuat Fisca sadar bahwa cara nya yang membuat Nazla dijauhi teman-teman nya itu bukan nya malah membuat Nazla menjauhi Varo tapi malah mendekati Varo.
Hari ini pelajaran biologi, Nazla masuk kelas beberapa detik sebelum guru biologi nya masuk ke dalam kelas.ternyata guru nya hanya memberi tugas lalu keluar kelas karena ada rapat penting, yang nanti nya akan ada guru piket yang datang menggantikkan guru biologi nya itu. Nazla tersenyum sumringh, entah kenapa akhir-akhir ini dia bahagia jika ada kesempatan untuk mengganggi Varo.
Setelah selesai tugas biologi nya itu, dia langsung menghadap ke arah kanan nya, dia menatap Varo yang sekarang sedang mengerjakan tugas. "Varo." Varo melirik ke arah Nazla yang sedang memandangi nya, "Kenapa La?"
"Gue bosan," Varo mengerutkan kening nya, "Lo udah selesai tugasnya?"
Nazla tersenyum ceria, Varo makin mengerutkan kening nya, bagaimana bisa perempuan di sebelah nya ini sudah selesai tugas padahal tugas yang di berikan tidak sedikit.
Seakan bisa membaca fikiran Varo, Nazla melontarkan jawaban atas kebingungan Varo, "Tugas itu tuh sebenarnya udah ketebak sama gue dari dua hari yang lalu, jadi tadi malam gue udah ngerjain lebih dari setengah, nah tadi gue lanjut lagi setengah nya dan ya selesai."
"Ohh pantasan aja." ucap Varo sambil menyelesaikan tugas nya.
"Ih Varo lo nulis lama amat sih," Varo langsung menoyor kepala Nazla dengan pulpen di tangan nya.
"Lo tuh ya ngomel mulu, mending lo tulisin tugas gue aja dari pada lo ngomel mulu."
Nazla cemberut karena Varo menoyor kepala nya, "Gue mau nulisin lo, asal lo ngipasin gue, gimana mau gak?"
"Oke."
"YEAYY, sini-sini gue tulisin." Varo mengacak-ngacak rambut hitam Nazla. Nazla merengek agar Varo tidak mengganggu rambut nya. Disisi lain ada seseorang yang sedang menatap kemesraan mereka berdua dengan perasaan kesal.
Tanpa mereka sadari mereka saling menarik diri untuk masuk ke dalam lingkup yang di penuhi duri. Bukan, bukan Nazla yang menarik Varo, tapi Varo yang menarik Nazla untuk masuk ke dalam lingkup nya yang tak seorang pun sanggup berada di sana.
***
Fisca menatap cermin yang berada di depan nya ini, setelah hati nya panas melihat Nazla dan Varo bermesraan seperti tadi dia pun langsung buru-buru izin ke toilet. "Sebenarnya apa salah gue sih La?! Kenapa lo jahat banget sama gue?! AKHH GUE BENCI SAMA LO LA!! GUE BENCI!!"
Fisca terisak di toilet sekolah, dia benci kesendirian. Sebelum nya hanya Nazla yang mengerti dirinya sepenuhnya. Tapi Nazla yang dulu telah mati dan sekarang yang ada hanya Nazla yang sudah mati rasa. Fisca benci perempuan itu.
Setelah mencuci muka nya, dan memperbaiki penampilan nya, dia berjalan kembali ke kelas, teman kelas nya pasti bertanya kenapa dia lama sekali pergi ke toilet. Sedatang nya dia di kelas hal pertama yang dilihat nya adalah Varo dan Nazla yang bertatap-tatapan. Di acuhkan nya kejadian yang dilihat nya itu, dia duduk di meja nya kembali dan mulai mengerjakan tugas dari guru nya.
Ameyra menyipitkan mata nya melihat mata Fisca yang membengkak. Ameyra berjalan ke arah bangku Fisca, "Lo abis nangis?"
"Gak."
Ameyra meninggalkan Fisca lalu berjalan ke bangku Nazla, dilihat nya Nazla sedang mengerjakan tugas dan Varo yang mengipasi Nazla. Di jambak nya kuat rambut Nazla tanpa memperdulikan tatapan teman sekelas nya.
"Aww sakit Mey, aww lo kenapa sih." ucap Nazla sambil berusaha melepaskan Jambakkan Ameyra. Varo baru saja ingin membantu Nazla, tapi lengan nya di tarik oleh Adrian yang sudah berada di belakang nya.
"Diam disini dan jangan ikut campur urusan mereka!" ucap Adrian datar. Varo hanya menurut, dia iba melihat Nazla yang merintih kesakitan.
"CUKUP LA, GUE BENCI SIKAP LO INI LA!! KAPAN LO SADAR!!" mata Ameyra menyorot kebencian pada Nazla, Ameyra sebenarnya tidak berniat menjambak Nazla, tapi tangan nya itu bergerak menjambak teman nya itu.
"AWW APA SIH SALAH GUE MEY?!!!"
"Lo nanya salah lo apa? Wahh keren, sangat keren." Ameyra mulai mengendorkan jambakkan nya di rambut Nazla.
Tbc....
Sorry banget aku jarang ngelanjutin cerita:) maklum lah kadang suka mager gituu. Hehe makasih udah bacaa:))
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZLA
RomanceCover by: Almira Kisah cinta ini bermula pada saat Alvaro dan Nazla yang duduk di meja yang sama. Kisah yang berawal dari ketidaksengajaan. Kisah yang berawal dari kekesalan Nazla pada sahabatnya. Kisah yang awal nya tidak sama sekali terfikirkan ol...