NAZLA-11

92 10 6
                                    

Selamat membaca:)

"Setelah apa yang lo lakuin sama Fisca lo masih bisa bersikap seakan akan lo gak ngelakuin apapun? Hebat!"

Ameyra melepaskan jambakkan nya di rambut Nazla, lalu menatap Nazla tajam. Nazla meringis menahan rasa sakit di kepala nya, padahal Ameyra sudah tidak menjambak rambut nya tapi kenapa rasa sakit di kepala nya makin menjadi-jadi.

"Berhenti bersikap gini La! Apa yang lo lakuin ke Fisca tu keterla-" ucapan Ameyra terputus karena suara kesakitan Nazla

"Argh sakitt." Nanda langsung berlari ke hadapan Nazla, "Lo kenapa La?"

"Argh kepala gue sakit, arghhh."

"BERHENTI CAPER LA!! GUE LAGI GAK-"

Brak

Nazla pingsan tepat di hadapan Ameyra, Ameyra membulat kan mata nya, Nazla pingsan sesaat sesudah dia melepaskan jambakkan nya. Itu arti nya dia yang membuat Nazla seperti ini.

"NAZLA" Varo langsung berlari ke arah Nazla yang berada dalam pangkuan Nanda. Dalam hitungan detik Nazla sudah berada dalam gendongan Varo.

"JANGAN ADA YANG KELUAR KELUAR, GUE BAWA NAZLA KE UKS!" ucap Varo lantang yang mau tak mau seluruh murid kelas mengangguk pasrah.

"Cih caper." ucap Fisca dengan suara kecil, yang masih dapat di dengar oleh telinga Agatha.

Agatha langsung mendorong pelan bahu Fisca, teman-teman kelas nya yang tadi nya fokus pada Nazla dan Varo kini terfokus pada Agatha yang sedang menahan emosi nya.

"Apa barusan lo bilang? Coba ulangin, gue pengen dengar."

"Gu..gue gak ngomong apa-apa, mung...mungkin lo salah dengar." Fisca gugup karena di tatap Agatha dengan tajam.

"Kenapa sih Ta?" tanya Ameyra.

Agatha tak menghiraukan pertanyaan Ameyra, dia masih menatap tajam Fisca. "Cukup Fis, lo keterlaluan. Nazla pingsan, bukan bercanda! Dan lo bilang pingsan nya Nazla itu caper?" Agatha menggelengkan kepala nya, "Gue tau lo benci Nazla, gue tau lo gak suka Nazla dekat sama Varo, tapi gak gini Fis! Dan lo Mey, gue tau lo mau ngebela Fisca, tapi bukan gini cara nya."

Agatha menarik nafas panjang, "Kalau sampai Nazla kenapa-napa apa lo bisa tanggung jawab? Gue tau lo peduli sama Fisca makanya lo ngebela Fisca di depan anak-anak sampai segitu nya, tapi lo gak mikir! Jambakkan lo itu gak pelan Mey, lo mukul pelan aja sakit nya kerasa, gimana lagi lo jambak Nazla sekuat tenaga lo!"

"Dia nya aja yang lebay Ta, baru dijambak gitu aja dia udah pingsan, gimana lagi kalau Ameyra nyekek dia, udah mati kali dia nya." Fisca menjawab dengan nada yang kelewatan santai. Ameyra membulat kan mata nya, Fisca kali ini keterlaluan.

"CUKUP FIS! LO KETERLALUAN! GUE TAU LO BENCI NAZLA! GUE TAU LO JUGA YANG NGEBUAT ANAK-ANAK NGEBENCI NAZLA!!" teriak Agatha dengan emosi yang sudah menguasai dirinya, tapi dia kembali sadar dan berucap dengan lirih."Gue sadar atas semua yang lo lakuin selama ini sama Nazla Fis, Nazla tuh peduli sama lo Fis, Nazla tu sayang sama lo, dia gak pernah berfikir buat ngerebut Varo dari lo. Gue turut andil atas semua yang dia lakuin akhir-akhir ini!"

Agatha menarik nafasnya, "Gue benci lo bersikap seakan-akan lo pihak yang paling tersakiti, gue benci sikap lo Fis. Lo gak sadar kalau pihak yang paling tersakiti disini tuh Nazla, dia kehilangan sahabat-sahabat nya. Lo tuh orang baru Fis, sedangkan Nazla tu udah lumayan lama berteman sama Ameyra dan yang lain. Tapi lo datang ngerusak pertemanan mereka. Dan kalian," ucap Agatha menunjuk Ameyra dan yang lain.

"Buka mata kalian, kalian terlalu di buta kan sama cerita cerita palsu dia ini." ucap Agatha sambil menunjuk Fisca, lalu melanjutkan kalimat nya, "Nazla gak seburuk itu, gue kenal Nazla. Nazla tuh gak sejahat itu! Bukti nya di saat kalian udah jauhin dia, nganggap dia gak ada, dia masih nyelamatin nilai matematika kalian."

"CUKUP DEH TA! LO GAK PERLU NGEBELA NAZLA SAMPAI SEGITU NYA! NAZLA TU GAK SEBAIK YANG LO KIRA!!" ucap Fisca dengan kesal.

"Tapi lo gak juga lebih baik dari Nazla."

Agatha menghembuskan nafas panjang lalu berkata. "Gue kecewa sama kalian, tapi gue yakin Nazla lebih kecewa sama kalian."

Agatha langsung menarik Adrian untuk pergi ke UKS menyusul Varo. Agatha menahan air mata nya agar tidak runtuh, dia tak ingin Adrian menyadari air mata nya itu.

Sesampai nya di depan pintu UKS dia menatap nanar ke arah perempuan yang berbaring di ranjang UKS, dia gagal menjaga Nazla agar Nazla tidak kembali lagi ke ruangan UKS ini. Andai tadi dia membantu Nazla, pasti Nazla tidak akan seperti ini.

"Kalau sampai Nazla kenapa-kenapa, gue gak bakal pernah maafin lo Mey."

Agatha melirik Varo yang sedang bersandar di sofa UKS sambil memejamkan matanya. Agatha langsung menghampiri Varo. "Gimana keadaan nya Var?"

Varo menarik nafas panjang, "Dia gak kenapa-kenapa, dia pingsan karena dia belum makan. Tubuh nya gak ada energi jadi ya gitu."

Agatha menghela nafas lega, "Syukur deh, untung aja dia gak kenapa kenapa. Yaudah mending lo balik ke kelas, biar gue aja yang jagain Nazla."

"Oke deh, Dri balik kelas yuk?"

"Gue nemenin Agatha aja deh Var," ucap Adrian.

"Udah yang kamu balik aja ke kelas, biar aku yang jagain Nazla disini."

"Yakin kamu gapapa disini sendiri?" Agatha mengangguk pertanda dia tidak apa-apa sendirian di UKS.

Adrian pun menyusul Varo yang sudah berjalan duluan ke kelas. Setelah dapat menyusul langkah Varo baru lah Adrian mengeluarkan suara. "Sebenarnya ada hubungan apa lo sama Nazla, kenapa lo perduli banget sama Nazla?"

"Teman, karena dia teman gue." ucap Varo dengan santai bahkan kelewatan santai.

"Gue gak yakin, perhatian lo ke dia beda."

Varo hanya mengendikkan bahu nya tak perduli, Adrian menggelengkan kepala nya. "Lo kaya gini bisa ngebuat anak orang baper."

Tbc...

Yoyoyo thanks yaaa bebeb bebebQ yang sudah mau bacaa❤ makasih banyakkk. Maaf kalau masih banyak typo dan salah dalam penulisan kata atau kalimatt

NAZLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang