[2] Smile

28.5K 1.2K 238
                                    

Vote sebelum membaca 😘😚😙 komen jg yha banyak2 soalnya w suka baca komen kalian :v

Agatha's POV

Aku melihat wajah Ibuku yang menangis disana, aku berjalan memeluknya.

Harry langsung pergi ketika kami telah mengucapkan janji suci, tak tau kemana.

Aku menatap Rambut keritingnya yang terlihat dari kaca Jendela mobilnya, rahangnya yang tegas dan rautnya yang tidak bisa dibaca membuatku tak yakin akan pernikahan ini.

Aku tau, dia sama sekali tidak mencintaiku, dia menikahiku atas paksaan, dia tidak mengharapkan anak yang ku-kandung ini.

Pernikahan kami tidak ada Pesta, hanya pemberkatan saja. Harry yang bilang dengan tegas, bahwa pernikahan ini tertutup. Bahkan, tidak ada seorangpun selain keluarga kami yang mengetahui, hanya Angelica.

Harry sangat loyal pada Angelica, dia meniduriku waktu itu juga karena mabuk, mungkin jika dia tidak mabuk dia juga tidak mau meniduriku, melihat seberapa jijik wajahnya saat melihat aku.

Aku melihat Anne berjalan menuju kearah kami dengan senyum Hangatnya, namun aku tetap bisa kesedihan yang tersembunyi dimatanya, "maafkan Harry, Agatha."

Aku tersenyum dan mengangguk, "aku memakluminya, Anne. Aku tau pernikahan ini hanya didasari pemaksaan baginya." Ujarku, Anne menggenggam tanganku lembut setelah itu.

"Aku akan ke Holmes Chapel minggu depan, Joanna tidak usah bekerja lagi, nanti akan kucarikan pembantu baru untuk Kau dan Harry, okay?" Aku tersenyum canggung dan mengangguk.

"Tapi, tidak usah begitu, Anne. Aku tak apa mengurus rumah sendirian." Anne menggeleng mendengarnya.

"Kau sedang hamil cucu-ku, kau tak boleh ke-lelahan."

----------

Aku disini, hanya mendengarkan perdebatan antara Anne dan Harry. Harry sangat memperjuangkan Angelica, dia sangat mencintai Wanita beruntung itu.

"Pikirkan Anakmu, Harry! Sadarlah, kau itu sebentar lagi akan menjadi Ayah!" Ucap Anne sambil menunjuk-nunjuk kepalanya.

Harry terkekeh sakras, "aku tak menginginkan Anak itu. Jika boleh, aku akan menggugurkannya. Lagipula, aku tidak peduli dan tidak yakin dia anakku." Ujar Harry sambil mengedikkan bahunya.

Sebegitu hina-kah aku dimata-nya? Dia pikir, aku berhubungan intim dengan banyak lelaki? Tidak.

Dia sampai ingin mengugurkan bayi ini, dan aku tidak terima akan itu.

"Jaga bicaramu, kau gila. Awas saja kau mengugurkan bayimu!" Sentak Anne, tapi Harry hanya menunjukan wajah tidak pedulinya.

"Dan aku tidak peduli."

------

Anne baru saja pergi dengan Ibu dan mereka berkata mereka akan membeli bahan dapur. Tersisalah aku dan Harry di Rumah ini, suasana mencekam selalu menghantuiku jika hanya ada dia di Rumah ini.

Apalagi, aku tak dapat bersembunyi dimanapun, kamar kami sudah di Gabung dan artinya, kamar tidak dapat menjadi tempatku menyendiri lagi.

Aku menatap gelas susu yang sudah habis aku minum, mengusap perutku lembut. Disana ada seseorang.

Aku tersenyum membayangkan bagaiaman rupa bayiku kelak, apakah mirip aku atau Harry?

Hatiku menghangat ketika membayangkan Harry perhatian padaku, tapi itu tak akan pernah terjadi.

"Aku ingin berbicara padamu," jantung hatiku serasa ditarik kebelakang, darah mendesir di Tubuhku ketika mendengar suara serak miliknya yang tegas.

Difficult [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang