Vote sebelum membaca 😘😙😚
Agatha's POV
Aku baru saja pulang dari Rumah sakit setelah melakukan USG dan Dokter berkata bahwa janinku sehat dan normal. Aku sangat bersyukur akan itu.
Sayangnya, janinku baru berumur dua bulan dan jenis kelaminnya belum diketahui. Padahal itu adalah yang paling kutunggu-tunggu.
Aku turun dari Taxi dengan Lucy, karena dia yang aku minta untuk menemaniku USG, karena aku tau Harry pasti tak mau menemaniku untuk mengecek keadaan Bayi kami.
Dengan senang hati, aku membawa hasil USG ini yang beerbentuk Foto Scan dan beberapa yang seperti polaroid.
"Nyonya, aku keatas dulu, ya," aku tersenyum dan mengangguk atas perkataan Lucy lalu dia berlenggang menuju Lantai atas.
"Terima Kasih, Lucy!" Ujarku pada Lucy. Dia menoleh kearahku dan tersenyum lalu mengangguk.
"Sudah tugasku, Nyonya."
Aku bersyukur di Rumah ini, Tuhan masih memberiku orang baik seperti Lucy. Bayangkan jika tidak ada Lucy, mungkin aku sudah Depresi disini.
Aku tak henti-hentinya memandangi scan USG itu, dan sepertinya benda itu memiliki gudang kebahagiaan untukku.
Kaki-ku dengan sendirinya berjalan menuju Ruang Kerja Harry, Ruang kerjanya bersebelahan langsung dengan asrinya Taman belakang rumah ini, dan itu hanya dibatasi dengan Dinding Kaca membuatku bisa melihat punggung Harry dari belakang.
Naluriku membawa ku masuk kedalam ruangan itu, "Harry," panggilku.
Harry tetap fokus ke layar Komputernya, tapi aku berani barsumpah bahwa dia dapat mendengar suaraku.
"Harry," panggilku lagi. Dia tetap saja tidak menyaut dan sibuk mengetik sesatu di Komputernya.
Aku menghela nafas ketika Harry seperti nya tidak akan menyautku, aku-pun memberinya hasil foto scan USG ku tadi.
"Ja-janinku sehat, tadi aku baru saja memeriksa-nya," ujarku menunjukan foto itu, aku dapat melihat dia melirik foto itu sekilas.
Raut wajahnya tampak tak berubah dan tak peduli karena dia kembali memfokuskan pandangannya ke Komputernya, "tapi, jenis kelaminnya belum diketahui." Ujarku padanya.
Lagi-lagi, dia tidak menggubrisku seolah-olah aku tidak terlihat.
"Harry," panggilku lagi.
"Lalu aku harus peduli dengan segala omong kosongmu itu?" Tanyanya datar dan dingin membuat darahku mendesir panas dan tiba-tiba hatiku memanas. Jika keadaan seperti ini, rasanya air mataku selalu meleleh.
"A-aku hanya memberi tahu keadaan Anak-mu, Harry," ujarku sambil menunduk.
Tapi, dia lagi-lagi diam dan fokus ke Komputernya membuatku membalikkan tubuhku dan berjalan keluar dengan berusaha menahan air mataku, biarkan mereka jatuh saat aku benar-benar keluar dari Ruangan ini.
"Dia anakmu, bukan anakku." Gumaman berat itu membuatku menunduk dan air mataku benar-benar tak bisa ditahan.
Aku dengan cepat keluar dari Ruangan itu dan terlonjak saat aku melihat Angelica membawa nampan sambil tersenyum miring disana, "geser!" Ucapnya membuatku bergeser sedikit memberi-nya jalan untuk masuk ke Ruangan Harry.
Aku menoleh kebelakang saat Pintu belum tertutup sempurna, aku melihat Harry mengembangkan senyumnya saat melihat Angelica masuk dan itu membuatku terenyuh karena Raut wajahnya benar-benar berbeda jika dibandingkan saat aku memasuki Ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult [H.S]
Fanfiction[PRIVATE] Difficult. Sulit. "Kita akan bercerai setelah Anak ini lahir." Mengandung bayi yang tidak direncanakan atau bahkan hasil pemerkosaan bukanlah keinginanku, sama sekali tidak. Tapi rasa cinta seorang Ibu tumbuh perlahan seiring Aku menget...