Akhirnya aku bermimpi indah. Aroma pantai memang yang paling aku sukai. Banyak burung menari dan bersiul. Suara ombak yang membuat tenang. Serta seorang wanita yang melayaniku menyuapi anggur. Ini adalah mimpi yang aku inginkan.
'Nah Samudra, ayo makan anggurnya....Aaa'
'Loh ini rasa apa ya. Udah-udah aku nggak mau makan anggur lagi udahhh'
---
"Woi... Ngapain lo makan guling gue? Jorok banget sih lo. Udah bangun sekarang, mandi habis itu siap-siap, sebentar lagi kita berangkat sekolah"
"Maaf kak, tapi masih jam lima kak, masih lama"
"Kita berangkat jam enam atau gue tinggal lo"Mimpi yang indah tetapi akhirnya buruk. Pagi-pagi dimarahi juga. Sama saja seperti di rumah tetapi apa iya aku harus berangkat sekolah sepagi itu. Kak Ada memang terlalu rajin sampai jam enam harus berangkat sekolah. Padahal jarak dari rumah ke sekolah nggak jauh.
---
Kak Adam itu sebenernya baik cuma sering berlebihan dalam bersikap. Seperti sarapan semua dituangin ke piringku padahal aku bisa ambil sendiri, tetapi asik juga kalau punya kakak seperti dia. Mungkin aku akan mempertimbangkan hal ini untuk menjadi adik angkatnya seperti yang dia inginkan.
---
Hari ini aku sudah mendapat penempatan kelas. Aku resmi menjadi anak IPS 1 dan tidak akan pindah kelas. Tapi yang aku sesalkan, di kelas ini pusatnya cowo ganteng salah satunya aku tetapi cewenya biasa saja. Tidak ada yang spesial. Namun, aku mendapatkan seorang wanita idamanku selama ini. Dia kelas IPS 2, bersebelahan denganku. Aku adalah orang yang mudah berkenalan dan akrab dengan orang lain. Walaupun hanya berkenalan lewat media sosial saja. Namun kali ini aku tidak berkenalan lewat media sosial melainkan lewat temanku yang sekelas dengannya.
Saat istirahat kami dipertemukan. Namanya Via. Wanita dengan tinggi rata-rata, berkulit putih, memiliki rambut panjang yang indah, dan memiliki banyak followers di Instagram. Hanya butuh sedikit waktu untuk aku mencintai seseorang yang belum aku kenal. Selama istirahat kami berbincang tentang hobi dan kebiasaan. Memang tidak banyak yang sama namun aku merasa dia cocok denganku. Lalu aku meminta nomor teleponnya dan kembali ke kelas setelah bel masuk berbunyi. Teman-temanku mendukung jika aku menjalin hubungan dengannya. Tetapi aku mau mencari tahu lebih dalam terlebih dahulu tentangnya.
Hari ini aku jalani dengan wajah gembira. Sampai jam pulang sekolah, semua heran melihatku memasang wajah seperti ini. Pulang sekolah aku kembali ke rumah kak Adam karena ada baju yang belum aku bawa pulang. Jadi, aku dengan dia pulang bersama ke rumahnya. Sesampainya di rumah, aku menceritakan ke kak Adam bahwa aku menyukai seseorang. Lalu dia juga mendukung hal ini. Bahkan dia ingin membantu kalau aku butuh bantuan dalam hubungan ini.
---
Keesokan harinya aku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku pada Via. Aku sudah membeli serangkai bunga untuk diberikan. Hanya butuh waktu satu hari untuk aku mengungkapkan perasaan ini.
"Via, sejak pertama kali melihat kamu, aku terpesona dan ingin memilikimu. Maukah kamu jadi milikku?" (Menyodorkan bunga).
"Hmm.... Aku mau jadi milikmu Samudra" (menerima bunga).Akhirnya resmi aku memiliki Via. Betapa bahagianya aku. Memiliki wanita cantik dan menjadi pasangan yang serasi. Saat pulang sekolah aku bermain bersama Via dan beberapa hari ini aku bermain bersamanya. Namun, aku juga masih mengobrol saat di sekolah dengan kak Adam.
---
Sudah beberapa minggu aku menjalin hubungan dengan Via lalu saat malam hari kak Adam mengajak ketemuan di Cafe Plastik. Ternyata dia membicarakan tentang Via.
"Dra.... Via itu anaknya nyebelin. Kemaren gue lihat sendiri. Apalagi di media sosial. Komentarnya saja begitu semua" tegas kak Adam.
"Lalu kenapa? Gue masih sayang kok sama dia. Maksud lo apa bilang kaya gitu?"
"Gue cuma mengingatkan saja sebagai teman"
"Karena lo hari ini bikin gue kesal, sekarang lo harus traktir gue makan"
"Bilang aja minta ditraktir pake bawa-bawa kesal segala"Tapi jujur aku memang kesal sama kak Adam. Dan kebetulan aku lapar jadi bisa dibuat sebagai alasan.
---
Tidak terasa sudah hampir tiga bulan aku menjalin hubungan dengan Via. Namun baru kali ini aku melihat sisi buruknya. Dia kalau berbicara suka tidak dipikir terlebih dahulu, berbuat sesukanya, dan followers di Instagram dia ternyata palsu. Aku cukup kecewa dengannya dan merasa bersalah dengan kak Adam karena tidak mendengarkannya. Ternyata aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan dengan orang yang bersifat seperti ini. Hingga pada suatu malam aku ke rumahnya.
"Via... Aku merasa hubungan kita sudah nggak cocok, aku menyarankan dua pilihan. Kita putus atau kita temenan saja. Kamu boleh pilih keduanya kok"
"Kenapa tiba-tiba kamu minta putus? Aku masih sayang sama kamu Samudra"
"Aku merasa kita sudah banyak perdebatan yang tidak seimbang. Lebih baik kita selesai saja ya"
"Oke kalau itu mau kamu. Aku memilih keduanya saja. Aku nggak suka bermusuhan dengan orang lain. Makasih sudah pernah ada di dalam hidupku ya" Via masuk ke rumahnya.Mungkin aku akan menyesal melakukan hal ini. Tetapi yang jelas aku sudah melakukan hal yang benar.
Setelah dari rumah Via dan kebetulan ini malam Minggu, aku pergi ke rumah kak Adam untuk bermain. Semenjak aku bersama Via, kami jarang bermain lagi tetapi mulai saat ini aku ingin kembali menjadi teman dekatnya.
---
"Tumben lo dateng malem Minggu. Biasanya jalan sama Via"
"Gue udah putus Dam barusan. Lo ternyata benar. Maafin gue ya nggak percaya sama lo kemarin"
"Hah.... Serius? Bukan karena gue kan lo putusnya?"
"Nggak kok. Gue putus memang karena sifatnya yang sudah nggak cocok sama gue lagi. Oh iya, hari ini gue boleh nginep di rumah lo nggak? Di rumah lagi ribet dan gue butuh teman buat curhat. Tapi kalau lo nggak izinin nggak apa-apa kok"
"Bagus deh. Boleh kok. Kebetulan gue juga lagi bosan. Kalau ada lo kan jadi ada teman main"Akhirnya hari ini aku diizinkan bermalam di rumah kak Adam. Aku bercerita banyak hal dan aku senang kalau dia tidak marah karena selama aku bersama Via, dia sering aku abaikan. Lalu kami bermain permainan kesukaannya yaitu monopoly. Kami bermain sampai jam satu malam. Sebelum kami tidur aku mengatakan sesuatu kepadanya.
"Dam. Lo udah baik banget sama gue. Sering bantuin gue. Kalau ada tugas matematika lo selalu bantuin gue. Waktu itu lo bilang ingin punya adik seperti gue kan? Sekarang gue mau jadi adik lo Dam"
"Seriusan? Lo mau jadi adik gue? Akhirnya gue punya adik. Seneng banget" dia memelukku.
"Udah nggak usah lebay, lepasin ahh"
"Ehh iya maaf. Sekarang lo bisa panggil gue kakak ya dan kalau butuh apapun gue bantu"
"Iya kak. Sekarang tidur aja yuk besok gue mau ngajak lo lari pagi. Mau nggak?"
"Mau...mau.... Ayo tidur supaya bisa bangun pagi"---
Yuk dibaca episode selanjutnya hanya di Wattpad @evander_naufal
Ikuti mini storiesnya di Highlight Instagram @evandernaufal
Jangan lupa untuk memberikan rate dan ulasan pada www.goodreads.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Daun Ivy
Teen FictionSebuah persahabatan, sebuah percintaan, sebuah perdebatan, dan sebuah janji. Nama aku Samudra. Aku terlahir sebagai anak ke empat dari lima bersaudara. Hidup ini sangatlah sulit. Namun, sejak mempunyai seorang kakak baru, hidupku sedikit lebih baik...