Episode 5

25 7 0
                                    

Pagi ini aku bangun dengan hari yang berbeda. Aku punya kakak baru. Aku sudah putus dengan Via. Dan sekarang aku bangun tidur di rumah kakak baruku.

---

"Kak... bangun.... Jadi mau lari pagi nggak?"
"Sekarang hari Minggu. Waktunya menonton Doraemon. Lain waktu ya"

Ternyata sudah menjadi kebiasaannya menonton kartun Jepang ini. Karena kebetulan aku masih mengantuk jadi aku melanjutkan tidur.

Pada pukul delapan aku dibangunkan hanya untuk ikut menonton bersamanya. Baru pertama kalinya aku dibangunkan hanya untuk ini. Film ini tidak buruk juga. Biasanya aku tidak terlalu menyukai film animasi tetapi kali ini berbeda.

Setelah menonton kami pergi mencari sarapan. Di dekat rumah kak Adam ada warung bubur yang terkenal dan kami sarapan disana.

"Samudra, lo liat pohon itu? Itu pohon yang sama seperti yang di Cafe Plastik, sekarang kita kakak adik jadi gue mau menambah janji kita"
"Janji apa lagi kak?"
"Ikutin ya 'Dengan ini kita akan selalu jadi kakak adik dalam suka maupun duka sampai akhir waktu dengan daun ivy sebagai saksi bagi perjanjian ini' "

Aku terharu dengan perjanjian ini. Sepertinya kak Adam adalah kakak yang terbaik untukku. Keluarganya saja sangat ramah kepadaku. Rasa persahabatan yang mendalam memang lebih indah daripada rasa cinta kepada wanita.

---

Sudah hampir satu tahun kak Adam menjadi kakakku. Sekarang aku sudah duduk di bangku kelas sebelas dan dia di kelas dua belas. Di kelas sebelas ini aku menemukan cinta baruku. Memang dia tidak bersekolah di tempat yang sama denganku. Namun, aku mengenalnya lewat temanku dan kami berkenalan lewat media sosial yaitu Instagram. Jika aku melihat dari foto-fotonya, dia sangatlah cantik, lumayan tinggi, berambut hitam panjang, dan berbadan indah. Namanya Sea. Sebuah kecocokan denganku yang bernama Samudra dan dia Sea. Kami sudah beberapa kali bertemu di tempat tongkrongan. Namun aku takut untuk menyatakan cinta ini. Secara dia wanita yang terkenal di sekolahnya yang mahal dan mempunyai lebih dari dua ribu followers di Instagramnya.

Setiap akhir pekan aku sering menginap di rumah kak Adam. Dan akhir-akhir ini aku cerita tentang Sea. Lalu kak Adam pun ingin bertemu langsung untuk melihat apakah aku cocok dengannya. Kakakku ini selalu membantuku setiap aku membutuhkannya. Walaupun baru setahun mengenalku, namun dia sudah sangat mengerti sifat dan apa yang aku suka.

---

Pada saat malam Minggu aku mengajak kak Adam untuk bertemu dengan Sea. Mereka berkenalan dan langsung akrab. Tiba-tiba saja aku takut kalau dia juga menyukai Sea. Namun aku tidak ingin berburuk sangka kepada kakakku sendiri. Aku hanya duduk terdiam melihat mereka asik berbincang. Sampai kami pulang dan di kamar kak Adam aku menanyakan tentang Sea.

"Dia anaknya asik, kalau lihat foto di Instagramnya, komentarnya mengarah ke lo Dra, dia juga tadi bilang ke gue kalau dia cinta sama lo, cuma masalahnya lo siap nggak punya cewe yang sekolahnya lebih mahal dari kita yang cuma SMA negeri, dan juga pasti pergaulannya berbeda"
"Serius dia bilang itu? Gue nggak mempermasalahkan sekolahnya dimana. Tadi lo bilang asik? Jangan-jangan lo suka juga sama dia?"
"Dia bukan tipe gue. Tenang saja adikku. Kakak nggak akan suka sama orang yang kamu suka"
"Hahaha.... Iya deh kakak seleranya beda banget"
"Cuma inget ya, kakak udah memperingatkan masalah pergaulan di sekolahnya yang pasti berbeda dengan kita"
"Iya kak gue ngerti kok, makasih masukannya kak"

---

Keesokannya di hari Minggu yang cerah dan indah, aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta ke Sea. Kak Adam ikut mengantarku ke rumahnya dan aku melakukan itu di depan rumahnya.

"Ya Samudra aku mau jadi pacar kamu" jelas Sea.

Itu adalah kalimat yang sangat membuatku senang sekali. Walaupun sedikit malu karena ada banyak anak kecil yang menyaksikan. Tetapi yang penting aku bahagia.

---

Dalam hubunganku yang ini, aku sudah berjanji nggak akan fokus ke Sea saja tetapi tetap bermain sama teman-teman dan kak Adam. Bahkan aku dan kak Adam sering main bersama Sea. Hubungan kami sangatlah akrab. Sampai setiap akhir pekan kami berkumpul dan main bersama.

Hubunganku tidak terasa sudah berjalan tiga bulan. Semester ini adalah terakhir kalinya kak Adam bisa bermain bersamaku. Karena semester terakhir dia harus serius untuk memasuki perguruan tinggi. Aku selalu menyemangatinya belajar dan kadang aku menemaninya belajar. Pada akhir tahun ini kak Adam mengajakku jalan-jalan bersama keluarganya ke Puncak. Aku sangat senang bisa jalan-jalan bersama keluarga kak Adam. Namun, saat satu bulan sebelum kami ke gunung, kak Adam mengatakan bahwa Sea kurang cocok denganku.

"Maksud lo apa kak bilang gue nggak cocok sama Sea? Kakak sendiri yang bilang kalau dia serasi dengan gue" dengan nada tinggi aku berkata ke kak Adam.
"Dengarkan dahulu, kemarin kakak melihat dia ke klub malam sama teman-temannya. Memang lo nggak melihat videonya di Instagram?"
"Dia itu ke pesta ulang tahun temannya kemarin. Lalu lo bilang kaya gini mau gue putus kan? Bilang saja kalau lo suka sama Sea"
"Gue nggak suka sama cewe lo Dra. Gue cuma mau lo baik-baik saja. Lo itu adik gue, dan gue cuma mau yang terbaik buat lo"
"Kakak yang baik nggak akan menghancurkan hubungan adiknya. Mulai sekarang kita balik lagi jadi teman biasa saja. Nggak ada kakak adikkan lagi"
"Bagaimana dengan janji kita?"
"Anggap saja daun itu sudah punah dan hubungan kita berakhir"

Dengan cukup emosi aku mengatakan itu dan tidak bertemu dengannya lagi. Aku sangat kecewa dengan perkataan kak Adam. Mungkin dengan mengakhiri hubunganku dengan kak Adam akan lebih baik.

---

Sudah seminggu berlalu. Kak Adam masih suka menghubungiku, namun selalu aku abaikan. Tiba-tiba saja aku membuka Instagram dan melihat ada foto Sea dengan laki-laki lain yang terlihat sangat akrab. Foto ini baru saja di bagikan di Instagram dan berisi komentar yang mendukung hubungan Sea dengan laki-laki itu. Aku teringat bahwa, kebanyakan orang menulis nama kekasihnya di status sebagai tanda bahwa dia milik seseorang. Aku sudah menulis namanya sejak kami menjalin hubungan. Namun, dia belum pernah menulis namaku di statusnya. Aku mulai berpikir apakah perkataan kak Adam benar. Mungkinkah aku memang tidak cocok dengan Sea karena pergaulannya yang berbeda denganku. Apakah Sea memang nggak cinta sama aku. Hingga pada akhirnya aku mencoba untuk mengetes Sea apakah dia cocok denganku. Dalam waktu seminggu aku setiap hari ke rumahnya. Aku ingin melihat seberapa perhatiannya dia padaku. Aku ingin membuktikan apakah perkataan kak Adam benar atau tidak. Jika benar, aku sudah sangat bersalah karena sudah menghindar darinya. Hingga pada akhirnya aku mendapat suatu kesimpulan dalam waktu sepuluh hari. Aku takut mengatakan ini. Namun aku harus melakukan hal yang benar dan terbaik bagiku.

---

Yuk dibaca episode selanjutnya hanya di Wattpad @evander_naufal

Ikuti mini storiesnya di Highlight Instagram @evandernaufal

Jangan lupa untuk memberikan rate dan ulasan pada www.goodreads.com


Janji Daun IvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang