Episode 6

33 3 1
                                    

Aku harus melakukan hal yang terbaik. Aku merasa Sea memang tidak cocok lagi denganku. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengirimnya pesan dan menyatakan bahwa hubungan kami harus berakhir hari ini. Dia cukup marah dan langsung membagikan foto saat bersamaku. Kalau dia memang cinta, mengapa baru saat seperti ini dia membagikan foto bersamaku. Apakah itu yang dinamakan cinta. Aku tidak akan menyesal untuk mengakhiri hubungan cinta dengannya.

---

Aku tahu bahwa aku harus meminta maaf ke kak Adam. Namun aku nggak berani untuk datang ke rumahnya setelah kejadian itu. Lalu aku membuka Instagram dan melihat statusnya sedang berada di Cafe Plastik bersama teman-temannya. Aku langsung datang ke Cafe Plastik dan beruntung dia masih disana.

"Kak Adam..." dengan suara pelan aku ucapkan.
"Ehh lo Samudra" hanya melirik sedikit lalu matanya tertuju pada laptop.
"Bisa ngobrol sebentar di luar?"
"Nggak bisa"
"Gue tau lo marah sama gue kak, gue cuma mau ngomong sama lo sebentar saja" semua temannya menatap aku.
"Nggak bisa, gue lagi ngerjain tugas. Nanti kalau sudah baru kita ngobrol. Lo tunggu dulu saja"
"Oke kak gue tunggu disitu ya" (menunjukkan sebuah meja).

Aku cukup malu melakukan hal itu di depan teman-temannya. Lalu aku duduk di meja yang tidak jauh darinya dan menunggu sampai dia selesai. Ternyata dia lama sekali sampai aku telah menghabiskan dua porsi roti bakar dan segelas jus alpukat.

"Lo mau ngomong apa" menghampiriku.
"Gue udah nggak ada apa-apa lagi sama Sea kak"
"Lalu? Gue mau disalahin lagi?"
"Nggak kak. Gue mau minta maaf. Ternyata selama ini kakak benar. Gue salah menilai kakak. Kakak mau maafin gue nggak?"
"Serius lo udah putus? Sebenernya gue nggak pernah marah sama lo, cuma kesel aja karena lo memutuskan hubungan kita gitu aja. Capek tahu nelpon lo waktu itu dan nggak pernah diangkat"
"Iya maaf kak gue yang salah. Dan soal hubungan kita, gue mau kakak jadi kakak gue lagi seperti dulu"
"Maaf ya gue nggak mau punya adik yang ingkar janji. Lagi pula daun itu sudah punah" sambil meninggalkan aku.

"Kak.... Serius aku mau jadi adik kamu lagi. Aku senang kamu bisa jadi kakak aku yang perhatian banget sama aku. Dari ketiga kakak kandung yang aku punya, cuma kakak yang paling baik sama aku. Maaf kalau aku sudah melanggar janji daun ivy kita tetapi aku sudah belajar dari ini dan berjanji nggak akan pergi lagi"
"Berani janji di depan daun ivy ini lagi?"

Aku bangun dan menghampiri daun itu.

"AKU BERJANJI AKAN SELALU MENJADI ADIKNYA KAK ADAM BAIK DALAM KEADAAN SUKA MAUPUN DUKA SAMPAI KAPANPUN" dengan lantang aku ucapkan.
"AKU JUGA BERJANJI AKAN MENJADI KAKAK YANG TERBAIK UNTUK ADIKKU, BAIK DALAM KONDISI SUKA MAUPUN DUKA SAMPAI KAPANPUN" dibalas oleh kak Adam dengan tegas.

Kami pun berjabat tangan dan berpelukan. Aku senang bisa kembali bersama keluarga kak Adam.

"Kita sudah baikkan lagi, jadi sekarang kamu mau ikut liburan ke Puncak?"
"Jadi dong kak"

---

Hari ini adalah liburanku ke Puncak bersama keluarga kak Adam. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku diajak jalan bersama mereka. Sebelumnya aku sering diajak pergi ke mall dan tempat lainnya. Namun kali ini adalah liburan yang paling berkesan bagiku. Sampai saat makan siang tiba.

"Nak Samudra, makan yang banyak" Ibunya kak Adam berkata sambil menuangkan nasi untukku.
"Iya tante, makasih"
"Makasih ya nak kamu sudah mau menemani Adam selama ini. Sejak ada kamu, dia nggak kesepian lagi, dan dia jadi rajin beribadah" tambah Ibunya.
"Apaan sih mah aku sudah rajin dari dulu. Lagian siapa juga yang kesepian" jelas kak Adam.
"Dulu kamu itu nggak pernah keluar malam, sekarang hobinya keluar malam bareng Nak Samudra"
"Nggak perlu berterima kasih sama aku kak"
"Siapa juga yang mau berterima kasih sama kamu" dengan wajah juteknya kak Adam membalas.

Pembicaraan kami pun panjang hingga akhirnya aku dan kak Adam selesai makan lebih awal, lalu kami main ayunan di luar rumah makan.

"Lihat kak, pohon ivy itu ada dimana-mana ya"
"Kan sesuai arti dari janji kita. Dimanapun kita berada, kita tetap berteman dan kamu jadi adik aku selamanya"
"Hahaha iya kak aku senang bisa kenal sama kakak dan keluarga kakak. Sebentar lagi kakak kuliah, kita harus tetap main dan nggak boleh melupakan satu sama lain ya. Sesuai janji kita, susah senang selalu bersama sampai kapanpun"
"Siap bos, sekarang kita foto-foto saja yuk sambil menunggu yang lain selesai makan"

Kebahagiaan memang bisa di dapatkan pada keluarga. Punya pacar belum tentu bahagia namun punya teman yang sangat dekat akan selalu membuat bahagia. Aku tahu keluarga ini sangatlah berbeda dengan keluargaku. Mereka sangat peduli dan perhatian sedangkan keluargaku cuek. Tetapi dengan melihat keluarga ini, aku ingin mengubah pikiran keluargaku supaya aku bisa memiliki keluarga yang perhatian seperti keluarga kak Adam.

---

Beberapa hari kemudian, sekolahku mengadakan acara dan siapapun boleh menyaksikan acara tersebut. Ketika aku sedang sibuk mengurusi acara ini karena aku salah satu dari panitianya, Sea datang menghampiriku. Dia datang untuk meminta maaf karena telah berkelakuan yang menyebalkan. Lalu dia mengajak untuk kembali bersamanya tetapi tegas olehku.

"Maaf ya Sea, lo anak baik tetapi kebaikan lo nggak bisa gue dapatkan. Maaf ya kita menjadi teman saja"
"Nah, daripada kalian ribut dan nggak bisa akur, lebih baik kalian temenan saja" Tiba-tiba kak Adam menghampiri aku dan Sea.
"Ya sudah kita semua temenan ya, kalau ketemu jangan sombong" jelas Sea.
"Siap, lo juga Sea, jangan pernah sombong kalau ketemu gue. Ya sudah selamat menikmati acara sekolah kami, gue mau kerja lagi"
"Oke Dra" lalu Sea pergi dari sekolah.

"Tunggu Dra..." kak Adam memanggilku.
"Kenapa?"
"Jangan lupa besok datang ke rumahku, mamah mau beli pizza yang banyak buat kita"
"Siap kak, ada acara apa?"
"Datang saja oke"
"Oke kak, besok aku ke rumah kakak" dengan senang hati aku mengucapkan.

---

Di rumah kak Adam aku diberi banyak makan lalu aku bertanya kepadanya bahwa ada apa dengan hari ini. Ternyata hari ini adalah pesta tahun baru yang diadakan lebih awal. Lalu aku diberi hadiah oleh kak Adam. Sebuah kotak besar. Tanpa lama aku buka bungkusnya.

"Ini beneran sepatu Yezzy asli kak?"
"Hmm.... Menurut kamu? Lihat saja bukti pembayarannya"
"Wah iya asli, ini buat siapa kak?"
"Ya buat kamu lah"
"Serius kak? Makasih banyak kak, ini sepatu mahal pertama yang aku inginkan, kenapa kakak bisa tahu?"
"Aku tahu karena setiap jalan sama kamu, kamu selalu memperhatikan sepatuku dan setiap lewat toko sepatu, kamu selalu meliriknya. Ini kakak berikan sebagai hadiah karena sudah menjadi teman bahkan adik angkat yang baik selama ini"

Langsung aku memeluk kak Adam karena sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Lalu ada satu hal yang aku berikan ke dia.

"Ini kak" (menyodorkan tas kertas).
"Apa ini?"
"Lihat saja"
"Buku tahunan sekolahku. Kok ada sama kamu?"
"Ingat pertama kali kita bertemu di Cafe Plastik? Kakak menunjukkan ini dan lupa membawa pulang. Sekarang aku kembalikan ini"
"Wah terima kasih Dra, aku kira buku ini hilang"
"Terima kasih juga kak, bukan hanya atas hadiah ini tetapi karena telah menjadi kakak yang baik"

Lalu aku memeluknya lagi sampai menangis karena terharu. Aku senang berada di keluarga seperti ini.

Hari-hari selanjutnya kami jalani dengan gembira. Walaupun berbeda tempat, tetapi teknologi mendekatkan kita.

---

"Bye the way, kakak selalu komentar masalah cewe aku tapi kakak sendiri nggak punya cewe"
"Kakak punya cewe. Dia lagi sekolah di Australia karena ayahnya bekerja disana. Rencananya sesudah lulus dia mau ke Jakarta"
"Oh ya? Siapa kak namanya? Apa aku mengenalnya?"
"Kamu belum kenal. Namanya Clara"

---

Aku senang semua masalah dapat terselesaikan dengan damai. Aku berbaikan dengan Sea, berteman baik dengan kak Adam, dan memulai kehangatan dalam keluargaku.

Pohon Ivy itu melambangkan sesuatu yang kuat, baik pada saat di beri kehangatan maupun saat di beri badai kencang. Memang mungkin suatu saat akan layu, namun jika kita perbaiki, pohon tersebut akan selalu segar layaknya hubungan.

Janji Daun Ivy, akan selalu teringat olehku. Terima kasih kak Adam yang sudah membantuku selama ini. Kebaikan kakak akan selalu aku ingat. Kita akan terus bersahabat sampai akhir hayat.

Janji Daun Ivy
-Evander Naufal-
©2018

Janji Daun IvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang