Enam

368 39 4
                                    


"La la la la...." Anna bersenandung riang sambil melompat-lompat kecil.
Ia menyusuri jalanan bersama Nakhun dan melihat banyak pedagang kaki lima menjajakan santapan malam.

"Huh, bau makanan itu membuatku lapar" kata Anna sambil mendengus pelan.

"Bagaimana kalau kita, makan di gerai itu saja?" saran Anna sambil menunjuk sebuah gerai yang menyediakan makanan khas Indonesia.

"Jangan memintaku untuk makan disana. Bisa-bisa aku akan digeret polisi" tolak Nakhun sambil tersenyum.

"Hah? Bagaimana bisa kau ditangkap polisi, kita hanya ingin makan. Apa makan itu dilarang?" tanya Anna heran.

"Hm, kau memang polos atau sedang pura-pura Anna. Maksud ku, mereka akan menyangka kalau aku ini pemuda gila yang bicara sendiri." Kata Nakhun menjelaskan.

"Ha ha ha ha!"
Anna pun tertawa terpingkal-pingkal.

"Anna, sebaiknya kau berhenti tertawa atau kita tidak akan makan hari ini!" ancam Nakhun. Ia kesal karena Anna mentertawakan nya.

"Baiklah" ucap Anna pasrah.

"Huh, aku sungguh ingin hidup kembali dan makan malam bersama kau Nakhun. Kita akan seperti pasangan itu. Mereka terlihat bahagia." Kata Anna santai.

"Humm, apa kau sungguh menyukaiku sampai-sampai memimpikan  makan malam denganku" kata Nakhun menggoda Anna.

Wajah Anna merah padam karena tersipu malu.
"Bukan begitu, aku hanya bersimpati karena tidak ada perempuan yang pernah makan bersama kau" balas Anna untuk menutupi kalau sekarang ia malu.

"Sudahlah jangan mengelak, tapi mohon maaf sebelumnya. Kau bukan tipeku" kata Nakhun dengan wajah polos.

Melihat Nakhun begitu,sontak Anna pun mencibirnya.

"Kalau aku hidup, aku jamin kau akan terpana melihat kecantikan ku" seru Anna kesal.

"Sudah-sudah kau menang!
Aku tidak ingin diperhatikan banyak orang lagi. Kau lihat Anna, semua orang kini memandangku"

"Yeay aku menang!!!" Sorak Anna girang.

"Karena aku menang berdebat dengan kau, aku ingin mencium aroma ayam goreng, kau harus membelinya ya!" Pinta Anna dengan memperlihatkan wajah imutnya.

"Baiklah" balas Nakhun pasrah.

"Ha? Kau sungguh mau membelinya untukku?"

Nakhun pun mengangguk mengiyakan.

"Aku akan masuk ke gerai ayam goreng itu, dan kau tunggu disini. Oke?"

Anna pun mengangguk senang.

Tak lama kemudian, Nakhun pun keluar dari gerai ayam itu dengan menjinjing dua kantong berisi ayam goreng.

Anna pun menghampiri Nakhun.

"Huh,aroma ayamnya sungguh menggoda" kata Anna sambil mengendus kantong berisi ayam goreng tadi.

"Ayo, kita pulang!" ajak Nakhun.

"Ayoo!!" seru Anna bersemangat.

Tak jauh dari gerai ayam goreng, ada sebuah butik yang berhasil menarik perhatian Anna, di depan etalase butik itu, ada sebuah manequin (patung untuk baju) dengan gaun cantik berwarna merah dengan motif bunga-bunga.

Melihat gaun yang cantik itu Anna pun berdiri tepat di depan butik itu sambil melihat-lihat gaun itu.

"Gaun itu sangat cantik, tapi sayang aku tidak bisa memakainya. Malangnya nasib ku harus memakai gaun putih berlumuran darah ini hingga ke akhirat." Raut wajah Anna berubah sedih.
"Alangkah baiknya jika aku mati karena sakit jantung saja, akan kupastikan memakai baju yang cantik" kata Anna santai.

"Mati itu sudah takdir dari Tuhan, jika mati itu bisa di inginkan terjadinya kapan, akan banyak manusia yang semakin bersikap buruk" kata Nakhun sambil mencubit hidung mungil Anna.

"Jangan sedih Anna, ayo kita pulang! Kau mau ayam ini dimakan kucing itu?"tanya Nakhun sambil menunjuk kucing hitam berwajah sanggar yang lewat di depan mereka.

"Jangan.... Ayo kita pulang!"
Wajah sedih Anna pun kini berubah ceria.

Semakin kita cepat pulang ke rumah, semakin cepat kau akan memakai gaun itu Anna.
Tunggu saja, aku pasti membelikannya untukmu.

Bersambung.....

Maaf kalau gaje 😂





Beautiful ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang