Dua💔💔

1.7K 152 8
                                    

Jisoo mengintai Irene yang diam diam membeli sebuah pisau lipat. Ia meneguk ludah membayangkan ia yang akan tertusuk oleh benda itu. Sekarang Jisoo bersama Lisa.

"Jisoo..... apa kau yakin akan ide mu. Sepertinya ide itu sangat bodoh" kata Lisa sambil mengawasi Irene. Jisoo berbalik menghadap Lisa. Jisoo yakin sekarang Lisa pasti khawatir akan dampak ide bodohnya ini.

"Hmmm. Lisa tidak ada cara lain. Hanya ini ide yang bisa ku pikirkan saat ini"

"Tapi itu hal bodoh" Sekarang Lisa tampak marah. Jika Lisa marah dia akan menghilang dengan tiba tiba tanpa mengucapkan selamat tinggal.

"Lisa.... apa kau tau. Andai saja aku disuruh memilih memiliki kemampuan ini atau tidak. Pasti aku akan memilih tidak. Tapi hal itu tidak bisa. Oleh karena itu aku akan melakukan apapun demi menyelamatkan nyawa mereka. Walau harus kehilangan nyawaku" Kata Jisoo sambil tersenyum berusaha menutupi ketakutannya akan ide bodoh ini. Lisa hanya bisa menatap jisoo. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa jisoo masih bisa bersikap baik kepada orang yang telah menghina dan mempermalukannya selama ini.

"Baiklah jika itu mau mu" jawab Lisa lalu pergi tiba tiba pergi. Jisoo tau dia pasti Lisa lagi marah. Tapi ia tidak bisa berbuat apa apa kecuali menjalankan ide bodohnya itu.

Jisoo terdiam sebentar memastikan ide ini. Lalu ia segera mengalihkan pandanganya kepada Irene yang sudah menjauh.
.
.
.
.
"Yak!! Jisoo perhatikan jalanmu" teriak seorang wanita yang bernama Eunha. Gadis itu terlihat marah. Jisoo tanpa sengaja menabraknya. Dan itu membuat kopi yang di bawa eunha jatuh ke bajunya

"Maafkan aku..." Jisoo hanya tertunduk. Eunha melihat Jisoo dari atas ke bawah. Menurutnya Jisoo memiliki kecantikan yang lumayan.

"Apa maaf mu bisa menghapus noda ini. Sekarang mana uang ganti ruginya" Jisoo hanya tertunduk. Ia tidak tau harus menganti dengan apa. Semalam ia tidak bekerja karena mengerjakan  tugas dari Irene satu harian.

"Kenapa hanya diam!!" Eunha mendorong sedikit tubuh Jisoo. Membuat jisoo kehilangan keseimbangan dirinya. Untungnya ia bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah.

"Aku nggak punya uang" balas jisoo pelan.

Baru saja Eunha ingin menampar Jisoo tapi sebuah tangan menahannya. Jisoo masih menutup matanya menunggu tamparan itu mendarat ke pipinya seperti yang biasa ia dapatkan dari siswa lain.

"Suho!! Lepas!!" Eunha berusaha melepaskan tangannya dari tahanan tangan Suho. Tapi apa, tangan Suho makin kuat mencengkram tangannya membuat Eunha meringis kesakitan. Jisoo membuka matanya. Matanya kini membulat ketika mengetahui namja yang menolongnya.

"Suho lepaskan Eunha. Itu sakit" kini Jisoo membela Eunha. Ia tau seberapa keras cengkraman Suho karena ia selalu mendapat cengkraman itu.

Suho melihat Jisoo dengan sinis. Sungguh gadis yang tak tau malu. Sudah di tolong tapi masih pura pura baik. Suho melepas cengkraman itu. Dan balik mencengkram lengan Jisoo dengan kuat. Dengan cepat Eunha segera pergi tanpa menghiraukan Jisoo yang meringis kesakitan.

"Dasar gadis aneh!!" Kini Suho mendorong tubuh Jisoo ke tembok dan menguncinya dengan kedua tangannya berada  di sisi kanan dan kiri Jisoo.

Jisoo hanya menatap mata Suho dengan takut. Sekarang ia sangat takut apalagi melihat ada amarah di mata Suho.

"Kau!!  Apa kau tidak tau mengucapkan Terimakasih!"

Jisoo hanya diam tanpa mengatakan apapun. Banyak siswa yang mengerumuni mereka bak Gula yang di kerumunan semut. Dari antara mereka Jisoo dapat melihat Sehun menatapnya dengan tatapan sinis.

"Suho maafkan aku...... aku hanya tidak mau Eunha kenapa napa"

Suho tertunduk dan matanya tertuju pada tangan Jisoo banyak luka dan lebam di sana. Jisoo menyadari arah pandang Suho dan buru buru menyembunyikan tangannya.

"Apa itu terasa sakit?" Tanya Suho dengan nada suara yang mulai menurun. Jisoo terkejut baru pertama kali Suho menanyakan hal itu kepadanya.

"Ahhh... ti..dak. Ini hanya luka kecil ini akan menghilang dalam 1 minggu" Suho menatap mata Jisoo. Ia tau gadis itu berbohong. Ia menarik tangan Jisoo lalu menatap luka itu. Ia tau sebagian  luka itu pasti karenanya.

"Maafkan aku" kata Suho lalu pergi tanpa menghiraukan tatapan aneh dari para Siswa yang ada di sana.
.
.
.
.
.
Irene tersenyum sinis ke arah Jisoo. Tangannya mengepal, ia sudah tidak sabar untuk menyiksa Jisoo.

Bagaimana ini?Dia dan Suho sudah membaik!! Apa yang akan terjadi sekarang!!

Tawa tawa siswa ada dimana mana. Sekarang Jisoo berada berdua bersama Irene.

"Ada yang ingin ku katakan" Kata irene memulai percakapan. Jisoo hanya mengangguk mengiyakan.

"Jauhi Sehun" Jisoo hanya diam. Dia sangat bingung dengan wanita yang satu ini. Dari sekian banyak wanita yang mendekati Sehun. Tapi dia malah meminta Jisoo yang tidak pernah berbicara pada Sehun.

"Apa kau mengerti! Aku sudah melihatmu dengan Suho. Kau dapat melumpuhkan hatinya dengan menunjukan luka yang ada tanganmu" Irene mencengkram tangan Jisoo lalu melepaskannya. "Luka luka ini bahkan tidak terlihat sakit. Tapi kau malah mencari perhatian dengan luka ini.cihh.. seberapa murahnya harga dirimu. Berapa!? Aku akan membeli harga dirimu!"

"Aku tidak pernah mendekati Sehun. Apa kau tau itu? Dan kau kira kau bisa membeli harga diriku. Jangan bermimpi nona bae. Bahkan jika kau menjual seluruh aset perusahaan mu itu tidak akan cukup dengan harga diriku" Sekarang Jisoo berbicara dengan tegas. Irene hanya melihatnya sinis. Tangan nya mengepal untuk menahan amarahnya.

"Apa kau tau. Gadis aneh kau bisa saja menyakiti orang yang dekat denganmu jadi ku minta jauhi Suho ataupun Sehun!!"

"Tidak. Aku yakin mereka tidak akan apa apa jika berada di dekatku"

Irene menampar Jisoo hingga gadis itu terjatuh ke tanah.

"Apa kau tau kau hanya akan menyakiti mereka. Seperti kau membunuh Jennie apa kau ingat!"

"Yak!! Bae Irene aku tidak pernah membunuh Jennie. Bagaimana mungkin aku membunuh orang yang ku sayangi" Jisoo berdiri membenarkan pakaiannya.

"Terus ?bagaimana bisa gadis malang itu meninggal jika bukan karena kau"Jisoo menahan amarah sebisa mungkin. Ia menatap sinis Irene
Lalu segera pergi.

"Yak!! Mau kemana. Kita belum selesai berbicara. Liat saja nanti!!"
.
.
.
.
.
Jisoo berhenti di sebuah supermarket tanpa sengaja ia bertemu dengan Suho. Ia berpura pura tidak melihatnya. Tapi Suho menggenggam tangan Jisoo.

"Maafkan aku" Suho membuka suara. Suranya sungguh sangat berat. Jisoo hanya menatap namja itu dengan dingin.

"Kau tidak salah. Bisakah aku pergi sekarang" Suho melepaskan tangan ya membiarkan Jisoo pergi. Suho berjalan menyebrangi jalan.

Brukkk

Jisoo berbalik mendengar suara keras itu. Dan ia melihat Suho sudah terpapar lemas di tanah. Kejadian ini sangat berbanding terbalik dengan hal yang ada di dalam mata batin Jisoo.

Ok akhirnya update
Jungkook Jin sama Taehyung jumpa sama Jisoo di selanjutnya ya😁😁
Vote ya biar semangat😁😁
Sorry kalau ada Typo

FAKE LOVE ???? ( TAEHYUNG X SUHO X JISOO X SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang