Tiga 👦👦👧👦

1.8K 140 23
                                    

Jisoo tertidur di samping tempat tidur Suho. Sudah 2 hari Suho belum sadar belum lagi orang tua Suho masih berada di luar negeri. Jadi mau tidak mau Jisoo yang harus menemani Suho. Karena Ia juga merasa bersalah dengan kecelakaan yang menimpa Suho.

"Jisoo... Jisoo... ada yang datang" panggil Lisa saat melihat tiga orang namja tepat berada di hadapan Jisoo.

Dengan cepat Jisoo langsung segera bangun dan merapikan rambutnya yang acak acakan.

"Nugu?" Tanya Jisoo kepada ke 3 namja itu.

"Kami sepupunya Suho. Terimakasih karena telah merawatnya"

"Iya... Maafkan aku karena telah membuat Suho seperti ini" Jisoo menunduk. Namja itu tau bahwa keadaan Jisoo  sedang kacau.

"Itu bukan kesalahanmu" kata salah satu namja sambil tersenyum khas kotaknya.

Jisoo membalas senyuman itu. Lalu kemudian mengambil tasnya untuk pergi dari situ. Tidak ingin menambah beban lagi.

"Tunggu" cegah namja yang tersenyum tadi membuat Jisoo berbalik.

"Ada apa?" Tanya Jisoo

"Ini kartu pengenal ku kau bisa memanggil ku jika butuh bantuan"
Jisoo melihat kartu nama itu lalu kemudian melihat namja itu lagi.

"Kim Taehyung" gumam Jisoo yang terdengar oleh namja itu.

"Itu namaku. Ini Kim Seok Jin dan satunya lagi Jeon Jungkook" kata Taehyung sambil menununjuk satu persatu namja yang datang bersama nya.

"Baiklah senang bertemu dengan kalian" Jisoo tersenyum berusaha bersikap  ramah kepada namja namja itu.

"Ku harap kita dapat bertemu kembali" ucapnya diiringi senyuman. Jisoo hanya membalas itu dengan senyuman kecil. Namun dalam hatinya ia berharap tidak akan bertemu dengan namja ini lagi, ia takut hanya akan menciptakan masalah.

"Eumm... aku pergi dulu. Jaga Suho baik baik aku akan kembali jika ada waktu" Saat Jisoo pergi ke tiga namja itu melihatnya hingga Jisoo benar benar hilang dari pandangan mereka.
.
.
.
.
.
"Wah... Jisoo mereka namja yang tampan bukan?" Jisoo tersenyum mendengar pujian Lisa kepada ke tiga  namja yang baru saja ia tinggalkan.

"Dia tidak setampan ayahku" ucap jisoo dengan senyumnya.

"Jisoo mereka kelihatan baik. Apa kau tidak menyukai salah satu dari mereka?" Tanya Lisa membuat Jisoo berhenti tersenyum lalu menatap Lisa sambil tersenyum miris.

"Itu tidak mungin. Mereka pasti akan menjauhiku setelah tau tentang ku. Seperti dulu dia bahkan ingin mencelakai ku karena kemampuan itu" Lisa melihat Jisoo sungguh pertama kali ia menjumpai Jisoo dia dalam keadaan kacau. Hal itu yang membuat Lisa senang berteman dengannya walau sakit ia terus tersenyum kepada semua orang. Bahkan seperti saat ini.

"Jisoo kau harus melupakan itu semua"

"Tidak bisa kau taukan dia adalah cinta pertamaku. Dan aku tidak bisa melupakannya dengan mudah"

"Sudah cukup Jisoo. Jangan ungkit ungkit tentang dia lagi. Apa kau tau dia telah berbuat jahat kepada mu. Dan kau terus membelanya bahkan masih mencintainya" Jisoo menunduk agar Lisa tidak melihat air matanya.

"Aku tidak bisa Lisa.... bahkan walau aku mati aku akan tetap mencintainya"

"Setidaknya jangan ungkit ungkit tentang dirinya. Itu akan membuatmu semakin mengingatnya. Kumohon" Lisa menyatukan tangannya tepat di depan Jisoo. Jisoo mengangguk menyetujui perkataan Lisa. Walau ia ragu ragu dengan itu.
.
.
.
.
.
Jisoo membuka pintu kamarnya dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah mahluk tersenyum kepadanya.

Jisoo berusaha mengalihkan itu tapi mahluk itu terus mengikutinya dan meminta tolong. Sampai ia meladeni mahluk itu. Dapat Jisoo liat mahluk itu tersenyum namun senyuman itu sangat menyeramkan. Bahkan darah keluar dari matanya.

"Ada apa? Kenapa kau terus mengangguku" Jisoo tau suasana hati sosok itu berubah saat mendengar itu. Dan itu membuat Jisoo semakin ketakutan.

"Mereka.....membunuhku"

"Siapa?" Tanya Jisoo namun mahluk itu segera hilang entah kemana. Jisoo menggelengkan kepalanya. Berusaha melupakan itu semua.

"Kepalaku"gumam Jisoo sambil memegang kepalanya yang mengalami nyeri.
.
.
.
.
.
" Rose jangan buat aku marah!!! Atau kau akan ku lenyap kan" Seorang namja menarik rambut yeoja itu kasar. Membuat Yeoja itu meringis kesakitan.

"Yak!! Lepas atau aku akan memangil polisi!!" Rose berusaha melepas tarikan namja itu tapi nihil kekuatannya lebih besar dari kekuatan Rose.

"Coba saja. Aku akan melakukan hal yang lebih jika kau melakukan hal itu" namja itu tersenyum sinis lalu sesaat kemudian menampar pipi Rose.

"Yak!!" Rose memegang pipinya yang merah "kau harus bertanggung jawab dengan anak ini!! Bagaimana pun kau adalah ayahnya!! Aku tidak mau menanggung malu ini sendiri!" Rose membelai perutnya yang rata lalu menangis. Namja itu lalu menarik rambut Rose lalu memukul wajahnya untuk kesekian kalinya.

"Aku tidak mau melakukan itu!! Gugurkan anak itu aku tidak mau bertanggung jawab atas anak itu!!" Rose menatap sinis ke arah namja itu lalu sesaat kemudian ia mengambil balok kayu yang berada di dekatnya lalu memukul kepala namja itu.

"Yak!!! Beraninya kau" namja itu menarik Rose ke dalam kamar mandi dan menenggelamkan kepalan rose ke bak membuat Yeoja itu tidak dapat bernafas dan mati. Namja itu membiarkan mayat Rose disitu.
.
.
.
.
.
"Akh!!" Jisoo berteriak saat melihat pemandangan itu di dalam mata batinnya. Tubuhnya berkeringat dingin ia menyeka keringatnya itu.

"Siapa yeoja itu ?" Gumam Jisoo saat menyeka keringatnya.  Beberapa saat kemudian ia baru ingat yeoja itu adalah adik dari Jennie.

"Yeoja itu dalam bahaya, bagaimana ini apa yang harus ku lakukan" gumam Jisoo

"Jisoo appa pulang" suara datang dari balik pintu rumah kecil Jisoo. Dengan langkah sedikit berlari Jisoo berlari kerah ayahnya lalu memeluknya dengan hangat.

"Wahh.. anak ayah teryata sedang berkeringat" Ayah Jisoo tersenyum Jisoo mengangguk lalu kembali memeluk ayahnya.

"Bagaimana keadaaan Suho?" Tanya ayah Jisoo yang telah tau keadaan Suho dari Jisoo sendiri.

"Ia baik baik saja. Bahkan sepupunya sudah datang" Jisoo mengarahkan ayahnya ke arah tempat duduk dan mendudukinya.

"Baguslah... ayah senang" Ayah Jisoo mengusap kepala Jisoo saat itu.

"Aku akan mengambilkan air minum. Tunggu sebentar appa" Jisoo segera berjalan dan mengambil air minum lalu memberikannya kepada ayahnya.

"Appa aku melihat Rose adik Jennie meninggal di bunuh oleh kekasihnya" Sontak ayah Jisoo langsung menatap Jisoo meminta keterangan lebih lanjut.

"Apa yang terjadi sehingga ia dapat terbunuh" Ayah Jisoo memegang pundak Jisoo agar Jisoo dapat lebih tenang. Jisoo biasanya mengalami trauma saat ia melihat seseorang meninggal dalam penglihatannya.

"Rose meminta namja itu bertanggung jawab atas anaknya" Jisoo terdiam lalu melanjutkan perkataanya"dan ia di bunuh dengan menenggelamkan kepala rose ke bak kamar mandi hingga Rose tidak bernyawa" Ayah Jisoo memeluk Jisoo. Ia tau tidak pantas bagi Jisoo melihat hal seperti itu di umurnya sekarang.

"Dan apa yang akan kau lakukan?"

"Aku tidak tau. Tapi aku tidak ingin Rose meninggal dengan keadaan seperti itu. Arwahnya akan tidak tenang dan akan menghantui orang yang membunuhnya"

"Jadi kau akan menghentikan hal itu sendiri?" Ayah Jisoo tau sikap Jisoo yang tidak bisa diam Jika melihat hal seperti itu terjadi.

"Sepertinya begitu"

Haiii maaf banget buat kalian nunggu lama
Soalnya paket aku habis
Vote ya...
Comment....

FAKE LOVE ???? ( TAEHYUNG X SUHO X JISOO X SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang