Empat

1.3K 117 25
                                    

Jisoo mendudukkan dirinya di kasurnya yang bernuansa putih. Ia teringat akan Rose. Apa yang akan dia lakukan. Sejauh apapun dia berpikir dia masih belum menemukan ide dari permasalahan itu. Ia menghela nafas panjang.

"Eomma apa yang akan jisoo lakukan sekarang" gumam Jisoo

"Jisoo!!!" Lisa berteriak dengan tiba tiba membuat Jisoo segera menatapnya dengan tajam.

"Wae?"

"Rose sekarang berada di depan rumahmu" Lisa menunjuk Rose yang terlihat dari jendela kamar Jisoo. Jisoo pun segara berlari untuk menemui Rose.

"Rose-ah!!" Jisoo berteriak memanggil Rose yang sudah berbalik . Rose tersenyum melihat Jisoo berlari kecil menemuinya.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Jisoo kepada Rose. Rose hanya tersenyum lalu segera mengelengkan kepalanya pelan.

"Aku hanya merindukan mu eonnie. Kita sudah lama tidak berjumpa setelah Jennie eonnie meninggal" Jisoo tersenyum menampilakan deretan giginya yang rapi. Ia lalu mengengam tangan Rose.

"Rose kau bisa menganggapku eonnie kandungmu sekarang mengerti " Jisoo mengelus rambut Rose.

Rose hanya tersenyum dan menganguk pelan. Ia segera melepaskan tangan Jisoo dari tanganya.

"Baikalah eonnie. Sekarang aku ingin pergi. Jaga dirimu baik baik" Rose lalu segera pergi meniggalkan Jisoo. Jisoo menatap punggung Rose lalu segera mengunci pintunya dengan cepat. Ia berpikir akan mengikuti Rose kemanapun ia pergi.
.
.
.
.
.
"Tempat apa ini?. Rumah sakit. Bukankah ini tempat dimana Suho dirawat" gumam Jisoo yang masih mengikuti Rose"kenapa dia pergi kesini?"lanjutnya.

"Jisoo"tiba tiba suara berat seseorang mengagetkan Jisoo.

"Sehun"Jisoo menatap Sehun dari atas hingga bawah. Namja itu begitu tampan dengan style pakaian seperti ini.

"Apa yang kau lakukan di sini?. Apa kau sedang mengunjugi Suho" Jisoo mengelengkan kepalanya dengan cepat.

"Aku sedang mengikuti seseorang" gumam Jisoo yang jelas terdengar oleh Sehun. "Aku harus pergi. Sampaikan salam ku kepada Suho jika kau menemuinya" Jisoo melambaikan tagannya ke arah Sehun. Sedangkan namja itu hanya melihat Jisoo dengan datar.

"Jisoo!!!!!" Tiba tiba ada suara menghentikan langkah Jisoo. Dan dia adalah Bae Irene. Dia menatap Jisoo dengan sinis. Kelihatanya dia akan melakukan sesuatu kepada Jisoo.

"Irene. Kau disini"Jisoo hanya menundukan kepalanya takut kepada yeoja yang satu ini. Ia bisa melakukan apapun kepada Jisoo jika dia mau.

"Apa yang kau lakukan disini?!! Kau ingin merayu Suho?!! Cihh yeoja macam apa kau ini!!" Irene menarik rambut Jisoo membuat Jisoo merintis kesakitan "atau kau ingin menemui Sehunku" lanjut Irene penuh penekanan pada kata Sehun.

"Apa yang kau lakukan lepaskan. Ini dirumah sakit" Jisoo meringis kesakitan.

"Apa kau tidak tau bahwa rumah sakit ini milik keluargaku. Kau kira aku melepaskan mu begitu saja"Irene semakin menguatkan tarikannya pada rambut Jisoo. Semua pandangan terarah kepada mereka. Mau tidak mau Jennie harus membawa jisoo pergi.

"Ayo ikut aku!!"Irene menarik Jisoo menuju kamar mandi kemudian menguncinya dari dalam. Jisoo hanya bisa berdiri diri dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?!!" Teriak Jisoo sambil menjauh dari Irene. Ia merasa takut kepada yeoja yang satu ini.

"Menurutmu?"Irene menunjukan senyuman smirknya, lalu mengeluarkan gunting dari saku roknya.

"Jangan lakukan itu. Kumohon. Tolong berhenti menganguku!" Air mata keluar dari pelupuk mata Jisoo. Ia hanya bisa menangis dan memohon agar Irene tidak malakukan sesuatu yang buruk kepadanya.

"Kau kira dengan kau menangis seperti itu, aku akan melepaskanmu begitu saja jangan bermimpi bodoh!!!" Irene menarik baju jisoo lalu menguntingnya pada daerah dadanya dan lenganya.

"Hentikan itu Irene kumohon!"Jisoo menangis tanpa henti. Baginya baju ini begitu berharga. Baju ini adalah baju pemberian  eommanya sebelum ia meninggal dunia. Dan sekarang Irene malah merusaknya dengan rasa tanpa bersalah.

"Kenapa?!! Aku menyukainya!! Aku suka melihatmu seperti ini. Kau lebih cantik jika berpakain seperti ini" Irene lalu mengunting rok milik Jisoo sambil tertawa puas. Air mata jisoo lebih banyak.

"Hiks...hiks.. kumohon Irene jangan lakukan itu kepadaku" Suara isakan Jisoo sangat kuat membuat kamar mandi itu hanya penuh dengan suara tangisanya.

"Baiklah aku pergi dulu. Nikmati baju barumu sayang" Irene membuka pintu kamar mandi dan ia berhenti saat ia melihat seorang namja yang berada di depan kamar mandi itu. Tatapan namja itu sangat dingin.

"S..su..Suho"

Suho melirik kedalam kamar mandi. Ia melihat Jisoo sedang menangis dan berusaha manutupi bagian dadanya.

"Ini tidak seperti yang kau pikrkan" Irene mengengam tangan Suho. Namun namja itu segera menghempaskan tangannya.

"Bagus... kerja bagus Irene. lakukan sesukamu kepada gadis menjijikan itu, buat dia tersiksa" Irene menatap Suho heran. Apa yang terjadi dengan namja yang satu ini. Mengapa sikapnya berubah seperti dulu lagi. Irene tersenyum sinis ke arah Jisoo saat mendengar perkataan Suho.

"Baikalah"

Irene menarik rambut Jisoo kemudian menamparnya dengan keras. Ia kemudian melepaskan tangan Jisoo dari dadanya. Membuat bra Jisoo terlihat jelas oleh mata Suho. Betapa malunya dia sekarang. Bahkan sekarang dia dilecehkan.

"Irene maafkan aku... kumohon jangan laukan ini kepadaku"Jisoo menangis kemudian segera melepaskan tangan Irene dari rambutnya. Ia  segera berlari dan tanpa sengaja menabrak tubuh Suho.

Ia menagis tanpa henti. Semua orang melihat ke arahnya dan juga ke arah bajunya. Mereka tertawa dan ada juga yang merasa kasihan kepadanya.
.
.
.
.
.
Jisoo menabrak seorang namja. Tunggu namja itu adalah sepupu Suho. Tanpa sadar Jisoo memeluknya sambil menagis.

"Kumohon tolong aku. Taehyung" Jisoo mengeratkan pelukanya kepada namja itu. Ia membalas pelukan Jisoo.

Mata Namja itu tertuju baju Jisoo. Ia pun melepas jeket yang dia gunakanya. Lalu segera mengenakanya ke tubuh Jisoo.

"Kau tidak apa apa?" Tanya Taehyung saat Jisoo sudah melepaskan pelukanya darinya.

"Maafkan aku karena  memelukmu" Jisoo menunduk sambil mengusap air matanya yang dari tadi terus keluar.

"Tidak apa apa. Apa yang terjadi dengan bajumu?" Tanya Taehyung.

"Tidak..ini...han" Pekataan Jisoo terpotong saat melihat Suho berjalan kearahnya dengan mata yang penuh amarah. Air matanya kembali pecah saat mengigat kejadian dimana Suho menyuruh Irene untuk menyiksanya dan di mana ia telah dilecehkan oleh namja brengsek ini.

"Ada apa Jisoo?"Taehyung kembali memeluk Jisoo. Berharap jisoo dapat merasakan kehangatan dari dekapan nya.

"Apa yang kau lakukan disini gadis pembawa sial!! Menjauh dari gadis pembawa sial itu taehyung!!" Suho menarik Jisoo dari pelukan Taehyung lalu mencengkram tanganya dengan kuat. Ia mendorongnya hingga Jisoo terjatuh ke arah barisan kursi besi. Besi itu mengenai kepala Jisoo membuat Jisoo merasakan pusing yang sangat luar biasa.

"Kau berdarah" Taehyung meraih tubuh Jisoo yang mulai linglung lalu segera merobek bajunya untuk menutupi luka yang berada di kepala Jisoo.

"Taehyung menjauhlah. Dia pantas menerima itu semua!!" Suho mendorong tubuh  Taehyung untuk menjauh dari jisoo. Tapi bukanya menurutinya Taehyung malah menatap Suho dengan dingin lalu segera membantu Jisoo.

"Kau gila. Dia perempuan!!" Taehyung mendekati Jisoo yang sedang menangis. Isakannya mulai berhenti dan  ia tidak sadarkan diri.

Taehyung mengendong tubuh mungil Jisoo lalu segera memanggil seorang perawat yang lewat. Disisi lain Suho melihat darah Jisoo yang bercucuran.
Ia mengacak rambutnya kasar.

Happy Raeding
Vote and Comment Please...😁😁😁

FAKE LOVE ???? ( TAEHYUNG X SUHO X JISOO X SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang