3

3.9K 119 1
                                    

Satu bulan.. Dan yang aku lakukan hanya menatap ke arah luar jendela kamarku. Berharap sebuah keajaiban datang. Lagi-lagi, rindu itu menyeruak masuk kedalam hatiku. Aku rindu senyum itu, rindu bagamana cara ia memanggilku, dan aku rindu ketukan dijendela kamarku. Ya.. Itu yang Rendy lakukan saat aku masih tertidur sementara ia sudah datang ke rumahku untuk mengajakku berangkat bersama. Ah.. Sungguh aku rindu.

"Calista! Makan dulu sayang.. Ini sudah sore, dan kamu belum makan dari pagi"

Itu suara ibuku. Tapi aku malas menjawabnya. Ini sudah yang ke tujuh kali ibuku berteriak memintaku untuk keluar dari kamar, dan makan. Tapi aku enggan keluar, makan apalagi. Rasanya semangat hidupku sudah hilang sejak hari itu.

Kalian tau.. Sejak hari itu, semuanya benar-benar berubah. Tatapan orang-orang yang tadinya ramah, mendadak sinis. Mereka mengira kalau aku yang membuat Rendy pergi untuk selamanya. Padahal bukan itu kenyataannya. Disepanjang koridor sekolah, pasti saja ada teman-teman yang membicarakan aku bahkan ada yang bilang kalau aku pembunuh. Semua ucapan orang itu semakin membuatku terpuruk. Kehilangan orang yang aku sayang, bahkan didepan mataku, juga bullyan orang.

Aku bangkit dari berbaringku. Beralih duduk diatas kasur. Aku menatap lurus kearah meja belajarku, dimana ada sebuah kotak yang menjadi awal dimana semuanya terjadi. Aku beranjak, mengambil kotak merah muda dengan bercak darah itu. Satu bulan aku hanya menatapnya, tanpa berniat membuka isinya.

"Sebulan Ren.. Dan aku gak punya nyali buat buka kotak ini" lirihku.

Aku menghela nafas berat. Aku kumpulkan semua tekadku untuk membuka kotak itu. Baiklah, aku sudah siap. Aku akan terima apapun yang ada di dalam sana. Aku buka kotak itu dengan perlahan. Dan seketika, air mataku menetes, tapi seulas senyum tercipta dibibirku. Aku keluarkan benda itu dari dalam kotak.

Sebuah bola kristal salju. Didalamnya ada sepasang boneka, laki-laki dan perempuan yang tengah bergandeng tangan sambil saling menatap. Dan dibelakang mereka ada sebuah pohon cemara yang pucuknya memutih karena salju. Dialas bola kristal itu bertuliskan "I love you". Aku goyangkan bola itu sampai salju didalamnya berjatuhan diantara dua patung kecil itu.

Rendy memang selalu mengerti aku. Padahal aku tidak pernah bilang padanya kalau aku ingin benda seperti ini. Tapi ia sudah tau lebih dulu. Aku beralih pada sebuah benda kecil didalam kotak merah muda tadi. Dan ternyata, sebuah flashdisk berwarna putih dengan gantungan bertuliskan 'Rendy's girlfriend'.

Aku tertawa, tapi aku menangis. Rasanya hatiku begitu sakit mengingatnya. Kalau saja tragedi itu tidak terjadi, pasti Rendy masih disini.

Aku segera menyalakan laptopku. Aku masukkan flashdisk itu dan hanya ada satu file didalamnya. Dan file itu diberi nama yang sama dengan gantungan di flashdisk tadi. Aku menghela nafasku perlahan, menguatkan hatiku sekali lagi.

Seketika nafasku tercekat. Ternyata file itu berisi video, dan didalam video itu ada Rendy. Ah.. Apa lagi ini? Kenapa harus seperti ini? Kenapa Rendy memberikan aku kado semacam ini? Kalau seperti ini aku akan semakin sulit melupakannya.

Aku coba putar video itu. Dan lagi, suara lembut itu sukses membuatku menangis.

"Hai.. Lista sayang! Hehe.. Jangan ketawa ya.. Aku segaja bikin video ini buat kamu. Sebenernya sih aku iseng aja. Tapi aku yakin kamu suka." kata Rendy didalam video itu.

"Selamat ulang tahun Lista sayang! Dan.. Selamat hari jadi kita yang ke enam bulan. Aku gak mau sebutin apa aja yang aku doain buat kamu, karena itu jadi rahasia aku sama Tuhan. Oh iya Ta! Aku juga udah selipin kado kan didalamnya. Kalau gak ada, besok kamu datang aja ke aku dan marahin aku sepuasnya gara-gara aku lupa kasih kamu kado, dan aku pasti akan kasih kado itu ke kamu!"

Aku tertawa miris, aku tatap bola kristal itu dan kembali fokus pada video itu. Laki-laki itu memang selalu bisa membuatku tertawa dengan caranya. Dan senyumannya.. Buatku, senyumnya itu sangat indah.

"Lista! Kali ini aku mau cerita semuanya ke kamu. Semua yang aku rasain selama aku sama kamu. Mungkin agak alay sih. Tapi gak apa-apa biar agak beda sama orang-orang. Dengerin ya!"

Kamu, Penyesalan TerbesarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang