7. AADC

2K 406 131
                                    

Ada Apa Dengan Cipa?

Sudah beberapa hari sejak kejadian dimana Seokmin mulai berterus terang. Pernyataan yang membuat Cipa tidak dapat berkomentar sama sekali. Bahkan gadis itu langsung mengeluarkan air matanya dengan perlahan.

Melihat sahabatnya menangis, Seokmin hanya diam terpaku. Dia kembali meyakinkan Cipa untuk menerima semua yang ada di dalam dirinya. Tangan besar itu menggenggam tangan Cipa erat. Namun gadis itu langsung menepisnya dengan kasar.

"Keluar dari kamar gue, Seok."

Seokmin menggeleng. "Inget janji lo, Cip. Lo nggak boleh marah sama gue."

Keduanya saling menatap dengan kondisi mata yang sudah memerah. Seokmin menunjukkan wajahnya yang begitu serius hingga membuat Cipa malah semakin terisak. Gadis itu mulai memukuli Seokmin, meskipun laki-laki itu hanya diam saja menerima semua perlakuan yang sahabatnya lakukan.

"Keluar dari kamar gue."

"Gue bakal keluar kalo lo jujur, lo nggak boleh marah sama gue."

Cipa menggeleng. "Gue nggak marah. Gue cuma kaget. Ya, gue kaget. Sekarang lo keluar dari kamar gue!"

"Cip-"

"KELUAR, SEOK!"

"Nggak-"

"Keluar atau gue bakal marah sama lo!"

Cipa bahkan bisa mengingat jelas kejadian tiga hari yang lalu itu. Dan hingga saat ini, mereka belum saling membuka suara satu sama lain. Cipa bahkan tidak berangkat ke sekolah bersama Seokmin. Dia selalu berangkat pagi buta untuk menghidari laki-laki bangir itu.

"Kamu lagi berantem sama Dika, dek?" tanya mama Cipa ketika wanita itu melihat anak gadisnya berangkat ke sekolah saat matahari belum muncul. Dika memang menjadi panggilan Seokmin dari keluarga Cipa. "Kasian, Dika. Dia dari kemarin selalu jemput kamu buat berangkat bareng. Eh, kamunya nggak ada."

Cipa mengabaikan setiap ucapan yang keluar dari bibir sang ibu. Dia ingin menutup rapat-rapat masalahnya dengan Seokmin. "Gapapa, ma. Aku cuma lagi mau ngejauh aja dari Dika."

"Jangan kelamaan berantemnya. Kamu nggak kasian sama dia yang suka curi-curi pandang ke arah kamar kamu? Dia kayaknya mau ngomong suatu hal. Tapi, dia nggak bisa nemuin kamu dimana pun."

Memang, Cipa selalu menghindari Seokmin, baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah, biasanya Cipa langsung menarik Nida untuk pergi menjauh. Atau dia akan langsung pergi ketika Seokmin mendekatinya. Hal ini juga membuat Nida maupun Soonyoung, selaku sahabat mereka, merasakan ada hal yang aneh pada sepasang sahabat itu.

Entahlah, Cipa hanya tidak bisa menerima hal itu. Cipa hanya belum siap jika sahabatnya berbeda dari kebanyakan orang. Cipa sayang Seokmin, dan Cipa juga tidak mau Seokmin seperti ini. Maka dari itu, gadis itu entah mendapatkan ide darimana, tapi dia sudah menjauhi Seokmin lebih dari tiga hari.

Meninggalkan banyak luka di hati Seokmin yang selalu bertanya-tanya apakah Cipa baik-baik saja akan pernyataannya. Seokmin harus berbicara pada gadis itu hari ini juga.

-Ciao Seokmin-

"Ikut gue!"

Cipa hanya pasrah ketika Nida menarik tangannya. Gadis itu menarik tangan Cipa dan membawanya ke suatu tempat. Awalnya Cipa tidak merasakan curiga sama sekali. Mungkin Nida ingin mengajaknya untuk mencoba menu baru yang memang menjadi hot news di kantin sekolah mereka.

Namun, Nida malah membawa Cipa ke taman belakang. Cipa bisa melihat Soonyoung yang ada di sana. Duduk bersama Seokmin di bawah pohon rindang yang memang menjadi tempat yang cocok untuk beristirahat. Seokmin langsung bangkit dari duduknya ketika melihat kedua sahabat wanitanya itu sudah datang. Wajah datar ia tunjukkan ketika Cipa kini sudah ada di depannya.

Ciao Seokmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang