14. Ada Apa Dengan Joshua?

1.8K 375 119
                                    

"Halo, hehehe."

Gadis itu mengernyit ketika mendapati seorang laki-laki dengan seragam putih abu sudah berdiri di depannya dengan senyum lebar. Wajahnya terlihat masih mengantuk. Ditambah dengan sisa roti yang masih menempel di sisi bibirnya, tidak mengurangi kadar ketampanan laki-laki tersebut.

Cipa membenarkan sepatunya. Dia langsung menuju pintu pagar ketika melihat Joshua yang tengah berdiri tegak sejak 15 menit yang lalu. Joshua tidak membawa motornya hari ini, dia datang ke rumah Cipa pagi buta dengan angkutan umum untuk menjemput sahabat kekasihnya itu.

"Kak Shua ngapain?" tanya gadis itu penasaran. Dia sesekali melirik ke arah rumah Seokmin yang terlihat sepi. Ini memang masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah. Cipa juga terburu-buru turun dari kamarnya ketika ia mengetahui Joshua sedang menunggunya di luar rumah.

Ibu Cipa yang mendapati anak gadisnya dijemput oleh laki-laki, langsung memekik heboh. "Kamu kok nggak pernah ngenalin yang ini sih, dek? Kalo nggak Soonyoung, ya Dika. Mama bosen liat mereka."

Ya, memang bisa Cipa akui, teman laki-lakinya hanya Soonyoung dan Seokmin. Seokmin yang paling dihapal oleh keluarganya, mengingat mereka sudah bersahabat sejak kecil. Ah, Cipa sedikit sedih jika mengingat Seokmin.

Seokmin yang semakin hilang dari kehidupannya. Cipa rindu Seokmin. Ya, sangat rindu. Dia rindu kehadiran sosok laki-laki bangir itu di sisinya.

Aish, apa-apaan ungkapan aneh seperti itu?

Joshua tersenyum lebar. "Hari ini, gue mau ngajarin lo naik bus."

Cipa mengangkat satu alisnya. Sedikit berpikir dengan apa yang Joshua katakan. "Naik bus?"

"Hm, gue mau ngajarin lo naik bus ke sekolah dan pulangnya. Sebelum terlambat, hehehe."

Cipa merasakan sedikit keanehan pada sosok Joshua. Laki-laki itu lebih banyak tersenyum pagi ini. Ditambah sikapnya yang sangat ramah, membuat Cipa pun berpikir aneh tentangnya. Bukannya Cipa berpikir bahwa Joshua itu jahat, tapi dia pikir Joshua pagi ini cukup berbeda dengan Joshua sebelumnya. Berbeda dengan saat di mana dirinya dan Joshua berebut hati Seokmin.

Joshua kembali menanyakan dan mengajak gadis itu untuk segera berangkat ke sekolah.

"A-ayo deh, kak."

"Oke."

Tangan Cipa ditarik lembut oleh Joshua. Laki-laki itu dengan senyum lebar menggenggam tangan Cipa yang mendingin akibat ulahnya. Genggaman itu mengerat ketika mereka akhirnya sampai di halte dan Joshua sama sekali tidak merasakan hal aneh apapun.

Mereka tidak sadar dengan seseorang yang tampak kesal di belakang sana.

-Ciao Seokmin-

Tangan Cipa ditarik kembali oleh seorang laki-laki. Rambut panjangnya melambai pelan akibat langkah yang begitu cepat. Dia mendengus, sedikit meronta karena laki-laki itu mencengkeram tangannya dengan erat.

Gadis itu sekuat mungkin menahan tenaga yang membuatnya terseret hingga taman sekolah. Mata coklatnya menatap tajam ke arah laki-laki bangir yang juga membalas tatapan tajam itu. Decakan di bibir menandakan bahwa ia benar-benar dalam keadaan emosi.

"Lo apa-apaan sih, Seok?"

"Kenapa sih lo selalu deketin Shua? Lo-"

"Apa? Lo mau ngatain gue gatel? Murah?" Cipa tersenyum kecut. "Pacar lo yang tiba-tiba ada di deket gue."

Seokmin tertawa pelan. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang Cipa ucapkan. Seokmin pun mendekatkan wajahnya ke wajah Cipa. Mata mereka saling berkomunikasi satu sama lain. Seokmin meneliti setiap inci wajah mantan sahabatnya itu secara detail.

Ciao Seokmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang