16. Lean on Me

1.8K 358 71
                                    

"Cipa suka sama kamu, loh. Kenapa kamu nggak sadar, sih?"

Seokmin menghela napas. Ini sudah kalimat ketiga Joshua yang mengalihkan pertanyaannya. Seokmin terlalu penasaran akan diri Joshua, sejak kapan kekasihnya itu merahasiakan penyakit seperti ini? Memangnya Seokmin tidak perlu tahu?

Sudah berulang kali Seokmin menanyakan hal itu. Namun Joshua seakan mengabaikan pertanyaannya dengan berbagai celotehan lucu yang menurut Seokmin sama sekali tidak lucu. Seokmin pikir, kenapa Joshua masih sempat bercanda di saat kondisi tubuhnya benar-benar dalam keadaan yang tidak baik?

Seokmin mengusap dahi Joshua lembut. "Sejak kapan kamu sakit?"

Senyuman getir mampir di bibir Joshua. Seokmin sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan-ucapan Joshua tadi. Termasuk ucapan Joshua yang mengenai perasaan Cipa pada Seokmin. Laki-laki bangir itu mengabaikan semua yang Jisoo katakan tentang Cipa.

Karena yang Seokmin tahu, Cipa hanya merasakan perasaan yang sementara. Apalagi Seokmin adalah sahabatnya, tidak mungkin Cipa merasakan hal yang lebih dari Seokmin.

"Kalo aku jawab, kamu mau dengerin aku cerita?" seru Joshua. Mata kucing itu menatap wajah ragu Seokmin yang sejak kemarin masih setia menunggunya hingga laki-laki itu siuman.

Seokmin hanya mengangguk pelan. Dia mengiyakan ucapan Joshua agar laki-laki kucing itu segera menjawab pertanyaannya. Dengan tenang, Seokmin mempersiapkan hatinya untuk mendengar jawaban itu. Ya, dia harus tenang.

"Aku tau kalo aku sakit ini, sehari setelah kamu nembak aku, Seok." Joshua masih menyempatkan diri untuk tertawa. "Aku nggak bakal nyangka kalo aku bakal sakit parah kayak gini. Sama aja kan aku nyakitin kamu kalo kayak gitu? Tapi, aku nggak tega kalo mutusin kamu keesokannya. Usia hubungan kita tuh masih muda banget."

Air mata lagi-lagi jatuh dari mata si bangir. Pertahanan kokoh yang ia persiapkan akhirnya runtuh juga ketika mendengar apa yang Joshua katakan. Joshua memang sakit, tapi dia sama sekali tidak ingin orang-orang terdekatnya juga merasakan khawatir pada sakitnya.

"Maaf, Seokmin."

Joshua mengatakan, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Meskipun itu tanpa kehadirannya di sisi Seokmin.

"Aku kan udah ngasih tau, sekarang kamu dengerin aku cerita, ya."

"Shua-"

"Kamu adalah orang paling beruntung di dunia, Seok. Kamu punya sahabat yang sayang sama kamu. Dia bahkan rela ngelakuin apapun. Dari tanding basket sama aku, dan saat di mana aku sadar kalo Cipa itu lugu banget. So, jaga dia, oke?"

Seokmin merasakan genggaman tangan di sana. Tangan kanannya di remas pelan oleh tangan lembut Joshua yang ingin menyalurkan energinya untuk Seokmin.

"Aku pengennya sama kamu terus," tolak Seokmin.

"Aku juga maunya begitu, tapi aku nggak bisa. Jadi, posisi aku digantiin Cipa aja nggak apa-apa, kan? Kamu harus belajar cinta sama dia. Kasih dia cinta yang sama besarnya kayak cinta kamu ke aku, Seokmin."

-Ciao Seokmin-

Entah sejak kapan, Seokmin bisa mengajak gadis itu pergi ke suatu tempat yang ia sendiri tidak tahu. Laki-laki bangir itu sama sekali tidak memastikan tempat tujuannya saat ia mengendarai sepeda motor. Dia membonceng Cipa di sana dan berakhir tersesat di suatu daerah.

Seokmin melamun saat ia pulang dari rumah sakit. Dia memikirkan kata-kata Joshua dengan amat dalam sehingga ia mulai tersesat. Laki-laki bangir itu pun meminta Cipa untuk turun dari motornya di kala ia sedang mengecek jalur mana yang akan ia lewati.

Ciao Seokmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang