[7] : Calon

56 11 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya yaa!

Sejatinya cinta adalah fitrah, tapi jangan sampai cinta yang fitrah berubah menjadi fitnah

_________________________________________

Happy Reading guys ♡

"Alzam" Panggil Kyai Malik ketika semuanya sedang berkumpul dimeja makan sebelum menikmati sarapan.

Pagi ini semua berkumpul di meja makan dengan bertambah satu orang yang ikut sarapan beserta keluarga ndalem yaitu Bulan.

Malam tadi sekitar pukul 21.00 hujan sedikit reda dan Bulan memutuskan untuk kembali ke pesantren walaupun dengan perasaan terpaksa, kasihan juga jika Gus Alzam dan Ning Maryam harus menginap di rumah sakit karena dirinya.

Akhirnya Bulan berpamitan kepada bundanya, sedangkan ayahnya masih belum sadarkan diri dari pengaruh obat.

Sampai ke dalam pesantren pukul 23.25 pintu asrama santri putri sudah di tutup dan dengan terpaksa Bulan ikut tidur di ndalem. Saat subuh sebenarnya Bulan sudah mau pulang ke asrama, namun Umi Aisyah menyuruhnya untuk tetap di ndalem sekalian menanyai kabar orang tuanya dan memaksanya untuk ikut sarapan bareng. Bulan merasa tidak enak jika bergabung dengan keluarga ndalem tapi tidak enak juga jika menolak permintaan umi Aisyah.

Lalu berakhirlah Bulan sekarang disini, duduk diantara mereka. Dan sekarang Bulan pun tau siapa Ning Fatimah sampai bisa dekat dengan Gus Alzam. Sebenarnya, Bulan sudah tau sejak sore sebelum mereka berangkat ke rumah sakit, tapi saat itu fokus Bulan hanya kepada orang tuanya sampai tidak terlalu menangkap kata-kata sekitar.

"Iya bi?" Jawab Gus Alzam.

"Abi mendengar kata umi ada rumor tentang kamu yang sudah memiliki calon, apa benar?"

"Iya bi Fatimah juga kemarin dengar santri-santri putri membicarakan tentang abang yang udah punya calon" ujar Ning Fatimah menambahi rumor itu dan mendapatkan delikan dari sang kakak.

"Jadi gimana Alzam?" Sahut kyai Malik menunggu jawaban yang keluar dari mulut anaknya.

"Emm umi pak kyai, Bulan izin ke kamar mandi sebentar ya?" Ucap bulan sebelum Gus Alzam mengeluarkan suaranya.

"Iya silahkan" jawab umi Aisyah.

"Ekhem" semua atensi beralih kepada Gus Alzam, semua siap mendengarkan kata-kata yang akan keluar.

"Jadi sebenarnya berita itu benar gak benar si umi Abi, benarnya karena emang Alzam bilang sudah punya calon saat santriwati bertanya saat jam mengajar kemarin, lalu gak benarnya karena memang Alzam belum punya calon hehe, Alzam bilang begitu agar mereka tidak bertanya lebih jauh, Alzam sedikit risih ketika murid yang bertanya hal pribadi" jelas panjang Gus Alzam, semua mendengarkan dengan baik.

"Umi kira bakal cepat dapat mantu tahun ini, ternyata salah ya bi" respon umi Aisyah setelah mendengar penjelasan Gus Alzam tadi.

"Abi juga kira gitu mi, ternyata nggak" sahut kyai Malik.

"Sampai kapan kamu melajang le"

"Ini juga Alzam lagi usaha kok mi"

Semua hening ketika bangku yang Bulan duduki tadi kosong menjadi ada yang menduduki. Jelas masih orang yang sama, namun keheningan tersebut membuatnya heran.

"Eh, saya ganggu ya?" Tanya Bulan ditengah keheningan.

"Nggak kok nak, ayo makan semuanya" semua menyantap makanan yang tersaji di meja makan setelah umi Aisyah berkata tadi.

ASMARALOKA PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang