[3] : Tasbih

99 18 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya yaa!

Entah perasaan apa ini, tapi sejak saya mengenalmu banyak yang ingin saya tahu darimu. Semakin saya tau kamu, semakin saya mengagumimu

_________________________________________

Happy Reading guys ♡

Setelah shalat ashar semua santri di bebaskan untuk melakukan kegiatan pribadi. Ada yang mengerjakan tugas, mandi, dan berleha-leha mengistirahatkan diri. Bulan memutuskan untuk kebelakang pesantren. Di sana ada kolom yang tidak terlalu besar, namun tempatnya yang sangat menenangkan.

Bulan mengetahui tempat ini karena tadi Bulan diajak berkeliling bersama Nahla, Rahma dan Syahla. Saat semuanya kembali ke kamar, Bulan izin keluar untuk berkeliling lagi katanya. Rahma sudah menawarkan diri akan menemani Bulan, namun di tolak gadis itu, karena ia ingin sendiri.

Disini Bulan sekarang, duduk di batu agak besar di samping kolom. Jarang ada yang berkunjung kesini. Karena tempatnya yang memang di belakang pesantren dan hari mulai sore, kebanyakan mereka akan mengistirahatkan diri atau mengantri untuk mandi.

Melamun. Itu lah kegiatan Bulan saat ini. Masih tidak menyangka dirinya bisa menjadi santri pondok yang bahkan hal itu sangat dia hindari.

'sayang' suara yang sangat pelan seperti bisikan masuk ke telinga Bulan yang masih Bulan anggap halusinasi semata.

•||•

"Alzam" panggil umi Aisyah yang sedang sibuk dengan alat perangnya di dapur. Umi Aisyah sedang membuat kue yang akan dikirimkan ke pondok pesantren Nurul Huda sebagai tanda terima kasih karena sudah membantu masalah di pondok pesantren Attaqwa beberapa hari lalu.

"Iya umi" jawab Gus Alzam yang datang dari arah kamarnya.

"Tolong carikan adik-adikmu. Bilang umi minta tolong bantu pekerjaan umi. Mereka belum sampai sejak selesai jamaah tadi"

"Umi minta tolong apa? Biar Alzam aja yang bantu umi"

"Gak perlu Alzam, kamu carikan saja adik-adikmu sana"

"Yaudah Alzam pamit dulu ya umi, mau cari Maryam dan Fatimah" pamit Alzam lalu mencium tangan uminya.

"Hati-hati"

Gus Alzam keluar, berniat untuk mencari mereka di masjid tempat mereka shalat tadi. Barangkali mereka sedang mengaji. Tapi setelah di cek, tidak ada keberadaan kedua adiknya itu.

"Maaf ukhti, liat Fatimah dan Maryam tidak?" Tanya Gus Alzam kepada seorang santri wanita yang kira-kita usianya 17 tahun yang kebetulan keluar dari masjid.

"Maaf Gus saya gak liat"

"Oh yasudah terima kasih, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalaam wr.wb"

Gus Alzam terus mencari keberadaan dua adiknya. Sudah di cari ke taman pun mereka tidak ketemu. Gus Alzam terus mengelilingi pesantren yang mungkin saja keberadaan kedua adiknya ada di situ.

Sampai kakinya membawa dia ke belakang pesantren. Mungkin kedua adiknya ada di sana. Ketika sudah hampir sampai di belakang pesantren Gus Alzam melihat seorang wanita sedang duduk, tetapi perawakannya bukan seperti salah satu adiknya. Dan juga Gus Alzam tidak mengenali pakaian yang dipakai wanita itu. Setahunya adiknya tidak ada yang memiliki pakaian seperti yang dipakai wanita itu.

ASMARALOKA PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang