2

11.5K 135 0
                                    

"Lo tau ga, apa alasan gue benci sama pelajaran Sejarah?" tanya Key.

"Apa emang?" Billy membolak-balikkan bukunya mencari halaman yang tepat.

Mereka berdua duduk di antara banyaknya mahasiswa lain. Biasanya tidak sedikit mahasiswa yang berusaha untuk bisa duduk berdekatan dengan Key, namun ketika Key sudah bersama Billy, mereka semua mundur karena minder.

Jelas saja, memiliki tubuh seorang atlet karena dia sendiri adalah pemain basket handal di kampusnya, wajah blasteran yang memikat hati para wanita, kecerdasan di atas rata-rata, membuat lelaki lainnya minder untuk mencoba bersaing dengannya. Walaupun semua orang tahu Keysha dan Billy dekat karena mereka bersahabat, tetap saja seolah Billy adalah bodyguardnya Keysha.

"Dosennya jelek," jawab Keysha sesukanya, sesaat setelah sang dosen yang dimaksud masuk ke dalam kelas bersama seorang lelaki muda. "Beda sama yang dibelakangnya," Key memperhatikan lelaki itu dengan seksama.

"Alah, elu mah kalo masalah cowok ganteng langsung seneng lu," Billy menjitak kepala Key pelan.

"Aduh, kok lo yang sewot?" Key balas memukul bahu temannya itu dengan keras.

"Aw!" teriak Billy.

"Eh, eh, itu Keysha jangan KDRT di kelas. Kalo mau KDRT ntar aja di rumah," omel Pak Wawan, dosen sejarah. Seisi kelas langsung cekikikan dan melihat ke arah mereka berdua.

"Iya, Pak," sahut Key, enggan. "Itu salah satu alasan kenapa gue ga suka sama dia. Selalu aja gue yang jadi sasaran," bisiknya pada Billy.

"Mungkin dia naksir elo."

"Ih, najis!" umpat Keysha dengan tetap memelankan suaranya, membuat Billy terkekeh melihat tingkah aneh perempuan berambut panjang itu. Hingga kemudian dia menyadari bahwa lelaki yang ada di samping Pak Wawan kini sedang memandang Key dengan tatapan aneh.

Dengan terpaksa, Billy berusaha melindungi Key dengan cara menyisir rambut Key menggunakan jari-jarinya. Rambut panjang Key nampak kusut karena persetubuhannya dengan Niko pagi tadi.

"Oke, anak-anak. Perkenalkan ini ada mahasiswa pindahan dari London. Namanya Raka Perdana. Fakultas ..." Pak Wawan lupa menanyakan fakultas lelaki tersebut.

"Fakultas ilmu komunikasi," tambah lelaki berbadan tegap itu.

"Nah itu tadi. Mau ngomong apa dulu gitu? Pidato kek, ceramah kek," mendengar lelucon garing Pak Wawan membuat suasana ruangan makin aneh.

"Nggak usah, Pak."

"Ya sudah duduk sana terserah mau di mana."

Raka tertegun karena bingung harus duduk di mana.

"Noh, di samping Keysha kosong," ujar Pak Wawan yang membuat Keysha mengerutkan alis dan cemberut, tanda tak ingin diganggu. "Eh, tapi jangan, ntar kamu ikut kena KDRT. Di belakangnya Key aja."

Sesuai saran, Raka berjalan menuju bangku tepat di belakang Key dan Billy. Key yang tak menghiraukannya membuat pikiran Raka semakin tak karuan. Dipandanginya tubuh Keysha dari belakang. Kepingan kenangan masa lalu kembali hadir dalam otak Raka, yang benar-benar membuatnya kacau.

"Hei," panggil seseorang yang merusak lamunannya.

Dia menoleh, seorang perempuan berambut lurus pendek tengah tersenyum menatapnya. Terlihat dari ekspresinya seolah mengatakan, 'Hey, ayo kenalan'.

Dan benar saja, "Nama gue Rara. Nama lo siapa tadi?"

"Raka. Raka Perdana," dia menyambut uluran tangan gadis itu dengan enggan. Tangannya yang besar berbanding terbalik dengan tangan Rara yang mungil sesuai ukuran tubuhnya.

Tulus dan NafsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang