"Duh, sial!" Keysha mengumpat sambil mengerutkan dahinya melihat baju yang tadi dikenakannya jatuh ke dalam bath up. Diambilnya baju itu dan mengalir tetesan air yang menunjukan bahwa kain tersebut sudah basah sekali.
Keysha kemudian keluar dari kamar mandi setelah memeras bajunya. Dia sudah memakai bra dan celana dalamnya, dengan handuk pemberian Raka yang kini menutupi separuh tubuh elok itu.
"Masa iya gue cuma pake hoodie doang?" dipandangnya hoodie yang ada di atas kasur Raka. Dengan penuh pertimbangan, dia pun bergegas melepas handuk dan mengenakan hoodie miliknya.
Tapi baru saja Key melepas handuk, tiba-tiba pintu terbuka. Lalu muncullah Raka dengan ekspresi terkejut. Matanya terbelalak ketika melihat Keysha hanya memakai bra dan celana dalam.
"Eeh!! Jangan lihat!" teriak Key.
Raka yang kebingungan pun hanya bisa menganggukkan kepala dan berbalik. Matanya berkedip-kedip, sedangkan otaknya berusaha mengulang kembali apa yang baru saja dilihatnya.
"Lo... ke-kenapa ga pake baju?"
Keysha memakai hoodienya yang berukuran besar. Namun bagian bawahnya tidak mencapai separuh paha. "Tadi baju sama celana gue nyemplung."
"Ooh, gi-gitu," Raka masih saja belum berhenti membayangkan penampakan indah tadi.
"Baju sama celana gue masih di kamar mandi," suara Key kini terdengar jelas di telinga Raka karena perempuan itu sudah ada di sampingnya. "Ntar kalo gue udah mau pulang, baru gue ambil."
Dipandanginya sebentar wajah cantik itu. Namun tak lama dan dia pun langsung melihat ke arah lain.
Key melewatinya dan menuruni anak tangga, menuju ruang tamu dengan hanya menggunakan hoodie abu-abu. "Hah, iman gue bener-bener lagi diuji."
"Kenapa sampe sini gue males bikin tugas, ya?" tanya Key yang duduk di sofa dengan rambut panjangnya yang masih basah. Wajahnya begitu polos tanpa make up seperti biasa. Ya, kulit natural itulah yang membuat para pria kepanasan.
Raka mencoba untuk fokus. Dia sudah mulai bisa bersikap biasa di depan Keysha. Baru saja Raka hendak duduk, Keysha sudah membuat yang lainnya berdiri.
"Gimana kalo kita ML aja?"
"Ha?" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Raka ketika seseorang mengajaknya seks.
"Tapi, gue masih GrandMaster. Lo apa? Epic? Legend?" Keysha bersemangat ketika membicarakan tentang Mobile Legend.
Harapan dan angan-angan yang semula terbangun kokoh pun langung runtuh seketika. "Oh, gue Legend. Kalo gitu ga bisa ranked, ya?" namun Raka tetap suka menggoda Key yang tingkatya cukup jauh berbeda dalam permainan tersebut.
"Wah, udah berani ngejek aja nih anak!" Keysha merasa dirinya sudah cukup nyambung dengan Raka tanpa ada kecanggungan. Memang ML itu membuat kita lebih terbuka dan transparan, bukan secara harfiah ya.
Mereka berdua bermain game online bersama dan sejenak membuat Raka melupakan pikiran kotornya. Ya walau hanya sejenak. Karena Keysha mulai berulah dengan membiarkan celana dalamnya terpampang nyata ketika ia duduk dengan sembarangan.
Tak tahan memendam birahi, junior Raka langung menggila. Batangnya itu berkedut tiap kali ia menatap wajah dan celana dalam Keysha bergantian. Terkesan seperti pelecehan, tapi apalah daya seorang Raka di hadapan Keysha yang begitu elok di matanya.
Beberapa detik kemudian muncul sebuah notifikasi di ponselnya ketika dia masih bermain game. Ternyata dia sudah dimasukkan ke dalam sebuah grup whatsapp dari kampus. Lalu chat pun bergantian masuk dari grup dan itu cukup mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus dan Nafsu
Teen FictionDimohon untuk bijak dalam membaca! 18+ ------------- Key Selalu dilema akan ketulusan dan kepalsuan yang mengandung nafsu di dalamnya. Hingga akhirnya dia menemukan kaitan antara tulus dan nafsu saat bertemu dengan lelaki bermarga Perdana itu. ...