02. New Friends

191 13 8
                                    



"Oh.. Jadi kalian itu kembar,"

ucap Alina sambil menyeruput milkshake stroberi yang ada didepannya.

"Bukan kembar, sih, sebenernya, tapi gimana ya jelasinnya," Athala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menyikut Arga yang ada disebelah kirinya.

"Jelasin dong, Ga, gue bingung," Athala nampak heboh sendiri.

"Ya udah, tinggal ngomong, ribet amat." balas Arga.

"Sini biar gue aja yang jelasin," Alina nampak mulai serius melihat Vano disebelah kanannya.

"Jangan! Lo kalo cerita suka ngawur, muter-muter ngga jelas," sahut Dean disisi kiri Alina.

Ya, saat ini posisi Alina berada ditengah-tengah para manusia tampan nan menggemaskan. Para siswi yang sedang berlalu lalang sangat iri dengan Alina.

"Ini pada mau jelasin ngga, sih? Kenapa jadi saling lempar kayak anak kecil gitu." kesal Alina menaikkan suaranya satu oktaf hingga menarik perhatian penduduk kantin.

"Lo kenapa kepo banget Al, kagak ada urusannya sama lo juga." ketus Arga.

"Gue kan cuma tanya, hak gue dong," ujar Alina tak kalah sewotnya.

"Ngga ada hak buat ngepo-in urusan orang." Arga melipat tangan didepan dadanya.

"Kepo juga ada manfaatnya kali, kita bisa mengetahui sebuah informasi jika bertanya. Kan, ada pepatah mengatakan, malu bertanya sesat dijalan" ucap Alina panjang lebar.

"Bawel lo, kelinci." cerca Arga.

"Kok, lo jadi ngatain sih!"

"Ini juga malah ribut, et dah. Emang kebetulan aja Al, si Arga sama Athala mukanya kayak kembar, padahal mereka bukan saudara kembar. Jadi nyokapnya Arga sama Athala itu sahabatan, nyokapnya Arga sama Athala mau banget punya anak kembar, eh, malah Arga sama Athala yang mukanya kayak kembar. Jadi banyak yang bilang kalo mereka itu saudaraan." ujar Dean panjang lebar dan hanya disambut –Oh panjang oleh Alina.

"Tapi gantengan Athala, Arga ngeselin," sambung Alina sambil menyomot kentang goreng milik Arga yang ada didepannya.

"Eh eh, punya gue, enak aja lo," Arga menepis tangan Alina yang hendak ingin mengambil kentangnya lagi.

"Pelit lagi," Alina menjulurkan lidahnya membuat Athala, Vano dan Dean terkekeh.

Namun disisi lain, ada 3 orang siswi berjalan menghampiri meja yang dikelilingi oleh Arga cs, termasuk Alina. Mereka memakai seragam yang 'kekecilan' hingga menampilkan bentuk badannya, alias sedikit ketat. Tujuan yang ia hampiri adalah Arga. Dengan perasaan kesal ia menggebrak meja kantin hingga menarik perhatian disekitarnya.

"Arga! Kamu kenapa ngga bales pesan aku kemaren!" Vande namanya. Cantik, ketua cheerleader, anggota OSIS, dan licik.

"Apa-apaan sih lo, Van, gak bisa santai lo," sahut Dean.

"Gue nggak ngomong sama lo! Gue kesini mau ngomong sama Arga, mending lo diem!" ujar Vande sambil menunjuk Dean.

"Kamu kenapa ngga bales chat aku kemaren, kamu kemana Arga?" sambung Vande.

"Suka-suka gue lah, mau kemana, pergi sama siapa, bales pesan lo apa ngga, bukan urusan lo." ucap Arga yang sama sekali tidak menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Kamu kok gitu, aku kan pacar kamu," ujar Vande.

"Sejak kapan lo pacar gue? Ngaca dong Van. Ah, lo kan suka bawa kaca kemana-mana, dipake, biar ada manfaatnya dikit selain dandan." Arga terlihat kalem diluar saat bicara dengan Vande, namun didalam? Rasanya ingin membakar wanita itu hidup-hidup.

Yours // ManuRiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang