Waktu itu kau mengajak ku untuk bertemu disebuah cafe.
Sesampai disana suasana awal sangat canggung dan akhirnya kau memulai bicara.
"Kau tahu mengapa aku menyuruhmu untuk tidak menungguku?" Tanyanya.
"Karna kau mencintai oranglain." Jawabku.
"Apakah kau belum mengerti aku berkata seperti itu?" Tanyanya lagi kepadaku.
"Apa ada alasan lain lagi?" Tanyaku balik kepadanya.
"Ya, tentu saja ada. Kau sahabatku, aku tak ingin kehilanganmu. Jika kau terus menungguku lalu aku datang kepadamu, aku tidak bisa." Ucapnya
"Iya aku tahu, karna kau mencintai perempuan itu."
"Bukan begitu, Kamu sama sekali tidak paham. Jika kita menjalin hubungan lalu kita berpisah, kita tidak akan bisa bersahabat lagi." Ucapnya dengan nada yang sedikit naik.
"Lantas setelah ini, apa kita akan tetap menjadi sahabat? Apa pasanganmu tidak cemburu kepadaku? Sudahlah kita tidak usah berhubungan lagi."
"Aku tetap sahabatmu." Ucapnya.
"Ya kau sahabatku. Tapi untuk sementara ini aku ingin membuat jarak dulu."
"Kenapa?" Tanyanya.
"Kau tak mengerti? Bagaimana perasaan pasanganmu saat aku di dekatmu. Pasti ia merasa sangat cemburu. Sudahlah aku ingin pergi."
"Kalau begitu ucapkan selamat tinggal kepadaku, karna aku benci orang yang pergi menghilang tanpa sebab." Ucapnya
"Selamat Tinggal, semoga kau bahagia bersamanya. Terimakasih sudah menjadi sahabatku." Ucapku lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Ujung Senja
PuisiRangkaian kata untuk mencurahkan isi hati, yang tak mampu diucapkan melalui mulut dan hanya bisa dipendam dihati terdalam.