Perhatian -2

158 8 0
                                    

Yui pov

"Ohayo Yui chan"sapa Raito yang melihat Yui masuk ke mansion keluarganya.
"Ohayo Raito kun"
"Yui channnn!!! " Ayato berteriak dari tangga sambil berlari ke arah Yui. Ia berniat ingin memeluk Yui, tapi Yui langsung menghindar. Dan itu membuat Ayato cemberut dan berjalan untuk duduk di sebelah Raito, bersama Shu.

"Apakah Subaru sudah bisa pergi ke sekolah? "
"Memangnya kenapa? Apa kau sangat merindukannya? Yui chan? "
"Mmmm aku hanya bertanya saja. Karna kalau dia bolos pelajaran terus mungkin nilainya akan berkurang. "
"Sudahlah Yui chan mau sampai kapan kau di sini?  Cepatlah ke kamar Subaru. "
"Hm, baik aku ke sana dulu smuanya"
"Hm" jawab Ayato yang masi cemberut.

Yui menaiki tangga menuju kamar Subaru.
"Yui chan? "
"Ohayo Reiji kun."
"Ohayo"
"Apakah Subaru ada di kamarnya? "
"Iya sedang bersiap di kamar nya. Kamu kesana aja. "
"Iya"
"Oiya, nanti suruh dia langsung ke meja makan. Kau juga ikutlah sarapan bersama"
"Baiklah"

Tok
Tok
Tok
"Subaru?  Apa kau di dalam? Bolehkah aku masuk? "
"Masuklah"

Krieeeettt

"Subaru, apa kau sudah beneran sembuh? "
"Sudah"

Aku duduk di pinggiran tempat tidur. Melihat Subaru yang menyiapkan tas nya. Aku masih ragu apakah dia sudah pulih total atau belum. Aku berjalan ke arah nya. Menggenggam tangannya dari belakang. Subaru langsung berbalik menatapku. Entahlah aku mendapat keberanian dari mana.

Aku berjinjit, mendekatkan dahi ku ke dahinya. Dia sedikit mundur. Tapi aku mendekati nya sangat dekat. Aku hanya ingin memastikan demamnya. Karna semalam aku dapat kabar dari Reiji bahwa Subaru demam tinggi semalam.

Dahi ku sudah menempel ke dahinya. Dan dia memang masih hangat tidak panas. Tapi aku masih khawatir.

"A-apa yang kau lakukan? " ia gugup dalam bertanya kepada ku. Aku suah menjauhkan posisi ku darinya.

"Aku hanya ingin memeriksa demammu saja. Tapi ternyata memang sudah baikan"
"Oh"
"Ayo Subaru kita sarapan bersama"
"Hm"

Skip

Saat tiba di sekolah aku sama sekali tidak melepaskan genggamanku dari tangan Subaru. Semua orang di koridor melihat sinis ke arahku.

Tapi aku mengabaikannya. Toh Subaru adalah pacar ku kan. Saat sampai di kelas aku baru melepas genggamanku.

"Kau memang menyebalkan"
"Hm? Apa kau mengatakan sesuatu Subaru? "
"Tidak"

Kringgg......

Jam pelajaran pun di mulai. Pagi hari dan harus mendengarkan ceramah tentang bahasa.

Skip istirahat

"Subaru, apa kau mau ke kantin bersama kami?" dasar cewek gak tau malu. Berani banget sih dia ngajak Subaru di depanku. Aku hanya menahan rasa cemburu ku saja.

"Pergilah!"
"Tapi Subaru, kami-"
"Pergilah aku ingin sendiri."
"Hmmmm"

Iya benar, Subaru mengusir mereka. Tapi aku masih kesal dengan sikap dinginnya itu. Bisakah dia tidak sedingin dan secuek itu.

"Subaru?"
"Hmm?"
"Apa kau mau ke atap denganku?"
"Terlalu melelahkan."
"Tapi, hmm baiklah kalau begitu. Aku akan makam di kelas saja."
Dia tidak membalas nya. Dia hanya diam dan mulai menyilangkan tangannya di atas meja dan mulai tidur.

Makananku sudah habis, dan dia masih belum bangun. Mungkin dia memang lelah. Jadi, saat pelajaran selanjutnya aku menutupi nya dengan buku yang ku letakkan berdiri di depan wajahnya. Dan begitulah sampai pulang sekolah.

"Ayato!?"
"Yui? Di mana Subaru?"
"Dia masih tidur di kelas. Sepertinya dia kelelahan. Tolong bawa dia pulang yah. Aku akan pulang bersama Ziu."
"Baiklah, hati-hati."
"Iya."













Bersambung....

Maaf yah kalo aku buat cerita nya pendek². Biar yang baca kepo tuh. Dan biar banyak aja chapt nya.

Love Problem (diabolik lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang