Oasis Gurun

1 0 0
                                    

Ketika haus hanya di anggap fatamorgana, bersiap saja mati di jarah fitrah, ketika secercah cahaya datang hanya di anggap pengganggu tidur, biarkan saja matahari jarak sejengkal yang akan membangunkannya.

Alif sudah standby seperti manekin, terdiam dan merenung menunggu Yuza di warung mba Riri samping gapura pondok, "haloo, woy, kenapa kamu merenung gitu lif" tanya Yuza turun dari motor "brakk" lagi-lagi kaca helm Yuza jatuh dan mengagetkannya, "aku ga tau hari ini aku rasanya ga enak badan za, tapi gapapa kok" balas Alif, "ckckck..bung..bung.. sekalinya ketemu muka, udah begini aja ceritanya, super sekali kamu, keren banget sumpah ga boong", "ayok lah masuk" Alif mendorong badan Yuza yang di bungkus kemeja putih rapih totol-totol halus masih menggunakan helem, "e e eh bentar lah aku parkir motor dulu ke dalam" setelah mensejajarkan motor dengan rapih sambil menenteng helmnya Yuza bertanya, "beneran mau dateng mponya Akrim ni lif?", "iya benerr, sudah di jalan dia, ga percaya banget kamu za", "siapa namanya za?", "Zahra", "kaya nama pondok pesantren atau nama panti asuhan gitu lif", "Zahra itu bahasa arab kali, Zahrah artinya bunga mekar bisa juga keindahan, kamu pernah liat dia waktu itu pas dia jemput Akrim", "masa? oh yang itu ya" Yuza pura-pura lupa, "kakaknya sudah nikah belum?", "belum za", memangnya umurnya berapa?", di atas kamu 3 tahun kayanya za", "ah ga masalah" dalam hati Yuza, "oh kenapa Akrim duluan?", "itu dia, udah ayok masuk dulu nanti aku ceritain sambil kamu makan" balas Alif tersenyum mesem.

Sambil menunggu Zahra, Yuza dan Alif menyantap makanan berupa lontong sayur opor ayam yang telah di hidangkan lengkap dengan penutup semangka yang sudah di potong kotak-kotak kecil dengan satu buah tusukan gigi dan cemilan yang sudah bertengger di meja tamu terlebih dahulu.

"lif rekaman itu pas banget aku baru dengerin tadi loh lagi di warnet abis itu kamu telefon bikin aku kaget aja" ucap Yuza mengunyah potongan semangka, "hehe, iya maaf, "gimana seru kan? itu kan udah minggu lalu aku kirim za dan pas banget loh bukunya lagi di baca sama Zahra", "oh ada bukunya lif, wah aku mau dong pinjem, kok bisa sama Zahra bukunya?", "iya, katanya sih hari ini mau dia bawa smoga aja dia udah selesai baca, kebetulan buku itu emang lagi hype di GetName makannya pak Yusuf bawain materi itu, pas hari ini Zahra mau balikin buku itu katanya sekalian kesini" "loh emangnya Zahra Getname?", "iya, bukannya aku udah cerita ya?", "belum lif, kok bisa zahra jadi GetName?", "aku juga ga tau za awalnya, tau-tau dia mau pinjam buku itu waktu ke sini ngobrol tentang Akrim sama ibu, pas buku itu aku selesai baca, terus aku taro di meja sini dan dia tanya buku apa ini karena cover bukunya polos nyambung-nyambung ke GetName, akhirnya kita ngobrol pas ibu aku pergi, dia juga tau password untuk ngobrol sesama GetName, ya Fix lah dia anggota, "passwordnya apa lif?", "ada deh nanti aku kasihtau", "ah jadi penasaran kan" balas Yuza, "iya nanti ada waktunya aku kasih tau, eh iya tau ngga za ternyata dia bawahannya Almira dia nyebut nama atasannya pake nama virtual Mi55Bulan aku pura-pura ga tau aja dia ga tau kalo markas bossnya di Variran, hahaha, tapi katanya dia lagi proses untuk keluar, dia mau fokus di bisnis butiknya saja katanya, dia desainer baju muslimah loh za dia juga sudah buka cabang",  "hebat-hebat, by the way aku boleh ga baca buku itu aku kan bukan GetName" "ya boleh aja za, kenapa engga, itu umum kok", oh iya satu lagi yang bakal bikin kamu ga nyangka, ternyata pak Yusuf itu adalah paman Zahra dan Akrim, "pak Yusuf bos kamu?, "iya", "lah bisa begitu lif", "iya tapi paman dari istri kedua ayahnya, bukan dari ibu kandungnya dan yang menyarankan Zahra untuk keluar GetName itu pak Yusuf, aku juga sama Irfan masih selidiki lebih lanjut janji aku bulan-bulan lalu yang aku kasih judul rahasia angel donatur", "oh itu iya aku ingat", "nah itu akan kita bahas nanti karena aku masih riset sama Irfan masih ngumpulin bukti, nanti kapan ingatkan aku lagi ya", "oke-oke".

Selagi asyik bersandar ke sofa merah maroon berlapis kulit sintetis, mereka berdua kaget hingga beranjak segera kedepan ruangan karena ada wali murid yang membentak seorang guru di depan ruangan.

66:6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang