Cinta bebas tak berpasal, dia abstrak tak tercerna akal, segala serpih luka yang tercipta, akan pulih dengan kalimat kita.
Pagi-pagi sekali Alif menelepon Yuza tidak lama setelah subuh, diminta mendampingi Alif untuk mengantar kepergian Akrim satu jam lagi dengan bahasa yang amat memohon, Akrim akan pergi selama enam hari. Bergegas Yuza dengan sepedah sambil berniat olahraga pagi dengan sarapan bubur ayam terlebih dahulu 15 menit di dekat pintu masuk kolam renang Variran, setibanya di gerbang pondok Yuza mendekati Alif yang sudah berdiri dari tepi parkiran, Akrim sudah siap ingin pergi masuk kedalam mobil dijemput kakaknya yang juga berkacamata namun alisnya terlihat lebih tebal dan cantik, sampai-sampai Yuza perlahan melepas genggaman sepedahnya yang belum di standar, kemudian kaget sekaget-kagetnya bagai terjatuh dari tepian jurang saat baru ingin tidur karena suara sepedahnya yang terjatuh, ada feeling yang begitu kuat dari Yuza terhadap kakaknya Akrim.
"ya Allah kayak gitu satu aja gapapa deh ya Allah", kata Yuza pelan tertegun hebat di samping Alif. Tiba-tiba saja posisi Irfan sudah dekat dengan Akrim dan memberikan surat kepada Akrim. "waduh Irfan ngasih surat apa itu lif, baru aja di bilangin semalem" cakap Yuza di samping Alif, "itu surat dari aku kok za, aku titip sama Irfan, membayangkannya menangis pun mengiris hatiku, jadi aku memberanikan diri di depan ibu dan ayah untuk menulis surat untuk menegaskan bahwa aku serius pada Akrim dan berencana akan mengunjungi keluarganya dalam waktu dekat, dan alhamdulillah ayah dan ibu dengan lapang dan sangat mengiyakan keputusanku, dalam surat itu juga aku meminta maaf atas sikapku, di awal menulis aku di dampingi ibuku dan akhirnya aku membuka semua cerita pada ibuku dari awal, juga tidak lupa aku sisipi surat salinanmu dari kertas minyaknya mba Riri, hingga semalam tadi aku sendiri ga tidur loh" balas Alif terlihat dari brewoknya yang belum di cukur menutupi seluruh wajahnya hingga leher dan matanya yang di lingkari semir hitam alami seperti panda impor dari Tiongkok.
Pukul 7 teng sudah di dinding jam pondok berlogo kipas putih. Dari kejauhan tanpa cakap apapun kepada Akrim, Alif memberikan bahasa isyarat untuk minta maaf atau salam, dengan gerakan mendaratkan telapak tangan kanan perlahan ke tengah dada dibarengi dengan gerakan menundukkan badan sedikit dan kembali tegak perlahan, Akrim membalasnya dengan gerakan yang sama bedanya Akrim sambil menggengam surat, kemudian Akrim masuk ke dalam mobil dan jauh lepas dari pandangan.
Yuza menyenggol badan Alif dengan sikut tak sadarkan diri, "lif bener juga ternyata ya kalo jatuh cinta itu bikin pandangan pertama, Yuza hilang pandangan mengawang saat melihat kakak Akrim melambaikan tangan dan mempertemukan kedua telapak tangannya untuk pamit sambil tersenyum, kemudian di balas Alif di dahului tamparan cukup keras pada lengan, "plakk" "bener lif kalo kamu beli cendol dapetnya duit kok", "kok beli cendol dapet duit, gimana sih kamu lif?" sambil mengusap bekas tamparan Alif, "lah kamu yang mulai eror gimana sih za?", "wah jatuh cinta nih sama kakaknya ya, keliatannya si iya nih..cieehh" ledek Alif, "cieee Yuzaaa" Irfan berjoged lincah ala penari ronggeng yang sesaat tiba sudah berada di dekat mereka, "ayok lah operasi ke rumah Miss.K, minggu depan aku sudah masuk kampus nih", tagih Yuza pada Alif mengalihkan topik, "siap pak Yuza tepat sekali, nanti malam mau? kemarin siang sebenarnya aku pengen ajak di malam ini juga, cuma maaf aku baper karena aku sedikit bingung" balas Alif enteng, "yaudah lah, ayok kita atur rencananya gimana" balas Yuza, "tenang aja, sudah aku atur jauh-jauh hari, senapan bius udah redih (ready)" ucap Irfan, "tapi aku tidur dulu ya za, nanti malam aku susul ke rumah kamu sama Irfan" balas Alif, "oke lif kalau gitu, aku pamit dulu lah lif, fan aku pamit ya juga, bye", "sini aja lah bareng kita ngapain kamu di rumah lagian za" ucap Irfan, "ah ngga deh, aku mau di rumah dulu aja, aku tunggu ya kalian nanti, oh iya jam berapa?" teriak Yuza, "bada isya ya!" sahut Alif, Yuza menjawab dengan acungan dua jempol dengan melepas kedua stang dari belakang sambil mengayuh sepeda.
Setelah briefing di rumah Yuza dari bada isya hingga pukul 19:50 mereka sudah bersiap dengan segala perlengkapan, kebetulan tepat di malam jumat karena akan membuat kemungkinan Miss.K muncul lebih pasti. Irfan pun sudah siap dengan senapan biusnya dan mereka semua menggunakan baju serba hitam, operasi pertama adalah mencari sensor, kesepakatannya adalah pukul 20:10 hingga pukul 22:00 mereka berputar dahulu dalam radius sensor rumah Miss.K sekitar 200m, sejenak menelusuri semak, batu dan pepohonan untuk menemukan sensor suara/alarm yang di gunakan antek Luci/Miss.K sebagai alarm/sinyal untuk mendeteksi kedatangan manusia yang sudah masuk dalam cakupan radius dari rumah operasi/rumah hantu, akhirnya Irfan menemukannya dengan alat yang digenggamnya, bentuknya seperti telepon selular namun tebalnya tiga kali lipat, dengan dua antena dan layar hijau, sensor tersebut di temukan Irfan terkubur di bawah tempat sampah tepi jalan dalam sebuah plastik yang cukup tebal, Irfan kemudian memutus sensor suara dengan membongkarnya dan memutus salah satu bagian kabel yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
66:6
AvventuraAlif Tombak Matahari, nama yang begitu aneh bagi seorang anak yang menjadi kawannya bernama Yuza, mereka di pertemukan kembali setelah sepuluh tahun berselang, banyak peristiwa yang berkait dengan peristiwa penangkapan ayahnya Alif ketika kecil. Ali...