You again?

138 4 0
                                    

Dua part dalam satu hari huahahaha. Liat di mulmed ada si H-O-T Farrell Tristan Carney.

Enjoy.

*Gwen PoV*

Do you ever feel like breaking down?

Do you ever feel out of place,

Like somehow you just don't belong

And no one understands you?

Do you ever wanna run away?

Do you lock yourself in your room

With the radio on turned up so loud

That no one hears you're screaming?

Setelah memasang earphone, suara Pierre Bouvier melantunkan sebuah lagu dalam playlist milikku.

Sambil sesekali aku ikut melantunkan liriknya, aku membuka bekal makanan yg tadi diberikan oleh Ka Nadhif. Aku pikir Mama lupa menyiapkan bekal milikku ternyata Mama telah menitipkannya pada Ka Nadhif.

No, you don't know what it's like

When nothing feels all right

You don't know what it's like

To be like me

 Hari ini benar-benar melelahkan, ya walaupun aku baru menjalaninya setengah hari karena saat ini baru jam 12 yaitu waktu untuk istirahat, sholat dan makan. Baru masuk saja aku sudah dihukum untuk menghitung banyaknya daun yg jatuh dari sebuah pohon yg ada dihalaman belakang sekolah oleh salah satu Panitia MOS perempuan berwajah menyebalkan, padahal perasaanku aku belum melakukan kesalahan apa-apa.

To be hurt

To feel lost

To be left out in the dark

To be kicked when you're down

To feel like you've been pushed around

To be on the edge of breaking down

And no one's there to save you

No, you don't know what it's like

Welcome to my life

Setelah acara penghukuman tidak jelas itu, kami diharuskan mengumpulkan tanda tangan Pengurus inti OSIS termasuk terutama ketua, wakil ketua 1 dan 2, sekertaris dan bendaharanya. Tentu saja kudapatkan dengan mudah, dengan bantuan Ka Nadhif pastinya. Tinggal satu pengurus lagi yg belum kudapatkan tanda tangannya, itu adalah Ketua OSIS. Seharian ini aku dan Nesya mengelilingi sekolah tidak kutemukan batang hidung Ketua OSIS itu, yah walaupun aku tidak tau mukanya seperti apa.

Sehabis menyelesaikan bekalku ini aku akan kembali memulai perburuanku.

Segera kulepas earphone ditelingaku dan kututup bekalku, ketika kudengar bahwa waktu istirahat telah habis.

“Woy Gwen! Gue cariin daritadi, kemana aja lo?” Astaga suara Nesya mengagetkanku, hampir saja kotak bekal yg ada ditanganku tergelincir daritanganku.

“Nes santai kali, suara lo itu bikin kaget sumpah.” Omelku, Nesya hanya menunjukan cengiran tanpa rasa bersalahnya.

“Ya habisnya lo bagaikan hilang ditelan bumi, terus gue tanyain anak-anak kelas mereka pada gak tau. Untung gue gak sampe desperate nanya sama rumput yg bergoyang.” Ucapnya dengan gaya berlebihan.

“Lebay!” teriakku pas dikupingnya. Hahaha biar saja dia budek sekalian.

“Emang lo ngapain nyariin gue? Mau ngajakin ke kantin?” tanyaku ketika melihat dia hanya mengelus kupingnya yg kuteriaki barusan.

“Oh iya, tadi gue nyariin lo gara-gara gue udah tau gimana mukanya Kakak Ketua OSIS kita. Sumpah ganteng banget Gwen, hampir aja gue ileran ngeliatin tampang gantengnya.” Ucap Nesya sambil menunjukan ekspresi mupeng miliknya.

“Masa sampe segitunya sih? Seganteng apa sih dia?” tanyaku akhirnya penasaran.

“Ganteng banget Gwen! Bahkan kakak lo aja lewat! Lo bayangin dong padahal kakak lo aja udah cetar badai membahana gitu!”

 Aih Jadi tambah penasaran kan tuh, Ka Nadhif aja menurutku itu udah ganteng banget please ya! Rambut coklat gelapnya -yg omong-omong sama seperti rambutku- hidung mancungnya yg seperti perosotan anak TK, mata coklatnya dengan bulu mata yg amat lentik –yg membuatku iri, karena bulu mataku tak selentik miliknya-  bibirnya yg memang sudah berwarna merah alami. Yah aku dan Ka Nadhif memang memiliki darah campuran luar, nenek dari Papa  adalah bule eksotis  meski sekarang sudah tak seeksotis dulu  whahaha  ampuni cucumu yg kurang ajar ini nenek.

“GWEN! Penyakit lo kumat lagi! Tuh kan lo ketawa-ketawa sendiri lagi!” teriak Nesya didepan mukaku persis.

Aih anak ini….

“Hehehe, jadi habis ini kita mau ngapain lagi nih?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.

“Hmm.. Mending kita hunting tanda tangan lagi aja deh yuk!” ajaknya semangat sambil menarik tanganku untuk berlari disepanjang lorong menuju kelas.

“Eh eh eh Nes Nes pelan-pelan aja!” ucapku ketika aku mulai merasa kehilangan keseimbangan.

DUK!

“Aduh!” aku terpekik ketika jidatku menabrak suatu yg keras.

Duh tambah jenong deh jidatku ini!

“Gwen?”

Deg.

Wait… Kayanya aku kenal sama suara ini.

Dengan slow motion –ini sinetron abis- aku mendongak keatas dan mataku bertubrukan dengan sepasang mata coklat orang terakhir didunia yg ingin kutemui.

“Fa-Farrel?”

I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang