That jerk

88 2 0
                                    

*Author PoV*

Gwen tertawa geli saat mendengarkan Devan berbicara, lalu menepuk pundak Devan ringan dan ikut berbicara walau matanya masih berkilat-kilat geli. Saat ini mereka sedang berada di parkiran SMA Angkasa, berjalan beriringan menuju lorong kelas 10. Walau banyak yg memperhatikan mereka, Devan dan Gwen tidak terlalu memusingkannya. 

Sudah seminggu ini mereka berdua terlihat sangat dekat. Semenjak acara music day mereka terlihat akrab, seperti teman lama walaupun kenyataannya mereka pun baru kenal. Mereka bahkan sudah  merasa nyaman dengan satu sama lain. Dan sudah seminggu juga Farrel tidak menunjukkan batang hidungnya didepan Gwen yg tentu sangat disyukuri olehnya.

Mereka terus asik mengobrol dan sesekali Devan melontarkan lelucon yg membuat Gwen terkikik geli, masih banyak yg memperhatikan mereka mereka merasa aneh melihat Ketua OSIS mereka yg biasa terkenal dengan sikap tegas sekaligus dinginnya bisa bercanda dengan seorang gadis yg bahkan baru ditemuinya itu.

Ketika sudah sampai didepan kelas Gwen, Devan menepuk pipi Gwen dan mengacak rambutnya yg langsung membuat Gwen cemberut lalu terkekeh sebelum pergi berjalan menuju kelasnya di lantai yg berbeda dengan kelas Gwen. Tanpa menyadari ada yg memperhatikan mereka dengan pandangan tidak suka.

                             

# # #

*Gwen PoV”

Aku masih tersenyum membayangkan kembali kata-kata Ka Devan tadi  mengenai Ka Nadhif, ternyata Ka Nadhif sedang naksir seorang cewek dikelasnya tetapi cewek tersebut hanya menganggap Ka Nadhif sebagai pengganggu. Hahaha ternyata ada juga yg kebal terhadap pesona Ka Nadhif.

“Woy!” teriak seseorang dikupingku persis.

Aku tersentak kaget dan langsung saja kupelototi pelaku kejahatan yg pasti akan membuat kepekaan telingaku berkurang. Siapa lagi kalau bukan Nesya, sahabatku yg paling cerewet dunia akhirat.

Dia hanya menunjukan wajah tanpa rasa bersalahnya. Aku hanya mendengus sebal.

“Yah Gwen gitu, jangan ngambek dong. Ada yg nyariin tuh didepan.”

 Aku langsung saja bangkit dari kursi ku menuju depan kelas.

Siapa ya mencariku istirahat-istirahat gini? Oh atau mungkin Ka Nadhif?

Ketengokkan kepala ku ke kanan dan kiri, tidak ada siapa-siapa. Apa jangan-jangan Nesya ngerjain aku?

Euugh dasar Nesya!

Baru saja aku akan membalikkan badanku, sebuah tangan menutup kedua mataku.

“Tebak siapa?” Tanya sebuah suara milik seseorang yg belakangan ini mengisi hari-hariku.

Aku hanya terkekeh.

“Devan Rafandra what are you doing here?” ucapku sambil berusaha melepas tangan yg menutupi mataku.

Sebuah senyum terpasang di wajah tampannya, membuatku berusaha menahan gejolak aneh dalam diriku.

“Lapeerr” ucapnya dengan nada memelas, sambil mengerjapkan kedua matanya.

Astaga! Hilang sudah sosok ketua OSIS SMA Angkasa yg dingin, tegas sekaligus disegani oleh penduduk sekolah.

Aku berusaha menahan tawaku.

“Terus kenapa kamu malah ke aku? Laper makan di kantin sana”

“Aku pengen yg dimasak sama kamu tapinya.”  Ucapnya masih memasang puppy face miliknya.

Gosh he look so dams cute!

Well yeah dia tau kalo tadi pagi aku sempat memasak bekal untukku dan Ka Nadhif, walaupun cuma nasi goreng.

“Udah laper aja masih milih-milih makanan. Yaudah aku ambil bekal ku dulu, kamu ke taman belakang aja sana duluan.” Ucapanku langsung membuat matanya berbinar-binar senang.

“Oke!”

Dia langsung membalikkan badannya dan berjalan menuju taman belakang, tempat favoritku yg sekarang sangat jelas diketahui Devan.

# # #

Aku berjalan sambil sesekali bersenandung, membawa bekal buatanku menuju taman belakang sekolah  tempat dimana Devan menunggu.

Devan… Aku tak tau bagaimana perasaanku sebenarnya padany,jelas aku belum lama bertemu dengannya. Tapi gejolak aneh, jantung yg berdetak dengan cepat saat berada didekatnya, perasaan aman nyaman sekaligus merasa disayangi juga bisa kurasakan saat bersamanya. Sepertinya aku memiliki perasaan untuknya, tapi aku takut kalo perasaan ini hanya sementara.

Tiba-tiba seseorang menahan pergelangan tanganku.

Aku membalikkan badanku, dan tertegun kaget.

Otomatis aku menyetakkan tangan yg menahan pergelangan tanganku.

“Apa mau lo?” ucapku datar.

“Gue mau lo jauhin ketua OSIS itu, gue mau lo balik sama gue Gwen.”

“Lo. Bukan. Siapa-siapa. Gue. So. Stay. Out. Of. My. Life.

Aku  buru-buru berlari meninggalkannya berusaha menahan air mata yg sebentar lagi mengancam keluar. Aku terus berlari hingga melihat sesosok laki-laki yg duduk di bawah pohon dengan earphone terpasang ditelinganya. Kupeluk sosok itu dan kukeluarkan semua perasaan yg berkecamuk. Sad. Angry. Broken. Dan yg paling ku sesali, I still in love with that jerk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang