*Gwen PoV*
“Fa-Farrell?”
“Nice to meet you angel.”
What the-
“Nama gue Gwen, bukan angel!” ucapku sambil menyingkirkan tangannya yg masih memegang bahuku, menahan supaya aku tidak terjatuh saat menabraknya tadi.
Dia, dia yg sudah membuatku menelan kekecewaan. Membuatku sedikit menjaga jarak pada makhluk bernama cowok. Dia yg membuatku terhempas ketika aku mulai berharap tinggi padanya.
Dia pacar pertamaku, dia cinta pertamaku…
“Yeah I know, but you are my angel.” Ucapnya dengan seringai penuh makna diwajahnya.
“I am not you’re angel anymore!” ucapku dengan nada meninggi.
Aku sudah tak memperdulikan aku dan cowok menyebalkan dihadapanku ini menjadi tontonan gratis orang-orang yg sedang berlalu lalang.
“Pengumuman kepada peseta MOS untuk segera menuju lapangan untuk pemberian materi berikutnya.”
“Ah sepertinya kamu harus segera ke lapangan princess, dan ingat urusan kita belum selesai.” Ucapnya lagi-lagi menyeringai padaku.
Aku semakin geram.
“Urusan kita sudah selesai 2 tahun yg lalu!” ucapku sedikit emosi lalu berlalu menuju kelas.
Aku sedikit berlari, aku tak ingin bertemu dengannya lagi. Semoga nasib baik berpihak padaku, karena aku sudah benar-benar muak melihat mukanya. Membuatku mengingat saat itu.. Saat aku masih bersamanya..
“Gwen! Buset dah anak itu larinya cepet juga. Gwen Syareefa Putri! Jangan ninggalin gue!” suara Nesya membuatku menolehkan kepala.
Aih aku lupa kalau tadi aku bersama Nesya.
“Maaf ya Nes, lo denger sendiri kan kita udah disuruh kumpul.”
“Iya iya gak apa-apa, lo kenal sama cowok yg tadi kamu tabrak?” tanyanya penasaran.
Dengan ogah-ogahan aku menjawab, “Ehm kenal..”
“Ganteng ya! Gayanya cool bangeeet!” ucapnya dengan mata berbinar-binar.
Yah kuakui -walau aku benci pada makhluk bernama Farrell itu- mukanya memang sedikit diatas rata-rata.. Oke fine aku mengaku mukanya memang ganteng banget! Gak beda jauh sama Ka Nadhif, mungkin itu dulu sebabnya aku begitu menyukainya. Duh kan flashback lagi..
“Lo punya hubungan apa sama dia? Kayanya tadi kalian ngomongnya serius banget, dunia bagaikan milik berdua” Nesya memasang ekspresi puitis miliknya.
Kujitak saja kepalanya hingga dia mengaduh pelan.
“Keingintahuanmu membunuhmu.” Ucapku sambil memelototkan mataku. Berusaha memasang ekspresi seram.
Bukannya takut Nesya malah tertawa, “Hahahah muka lo lucu, kaya orang nahan kentut.”
Sial.
“Ssst jangan ketawa terus! Ayo kita ke lapangan! Keburu dihukum yg aneh-aneh lagi kita.” Sekarang giliranku menarik lengannya, supaya bergegas.
# # #
Huuuaaah akhirnya selesai juga MOS hari ini, lelahnya diriku.
Saat ini aku sudah rebahan dikasur tercinta milikku, oh nikmatnya..
Setelah merebahkan diriku selama setengah jam aku masih tidak bisa melayang ke alam mimpi, aku malah memikirkan hal-hal yg terjadi tadi disekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You
Teen FictionHe's your first love. I intend to be your last. However long it takes. -Devan Rafandra. I make my mistake when I let you go, now I'll not let you go again. You're mine. -Farrell Tristan Carney