Part 2

2.1K 132 44
                                    

UTS Berlalu.

Semua siswa-siswi kembali menjalani kegiatan belajar seperti biasa. Dan hari ini aku akan latihan ekskul. Aku adalah salah satu senior di ekskul PMR, sama Didi juga.

Aku sampai dilapangan setelah anggota yang lain sudah mulai berkumpul. Tiba-tiba ada sesorang mencuri perhatianku. Dia ikut berkumpul bersama para juniorku. Langsung saja aku mendekatinya.

"Ngapain kamu disini?" Tanyaku to the point.

"Kenapa? Gak boleh? Ini tempat nenek moyang lu?" Ucapnya datar.

Aku menaikan alisku. Ya tuhan. Kenapa ada adik kelas yang semenyebalkan ini?

"Kita mau latihan PMR. Kamu bukan anggot PMR, kan?" Tanyaku heran.

"Baru dateng udah sok tau. Tanya dulu sana sama temen lu!" Ini bocah, hobi banget merintah-merintah. Udah kaya bos aja.

"Tinggal kamu jawab aja apa susahnya?"

"Gue anggota baru disini. Disambut dengan baik dong harusnya. Bukan malah ditanya-tanya dengan muka sinis kaya gitu." Ucapnya dengan ekspresi datar.

"Apa alasan kamu masuk PMR?" Tanyaku lagi tanpa memperdulikan kata-katanya barusan.

"Terpaksa."

Jawabannya sukses membuatku mengerutkan kening.

"Iya terpaksa. Kegiatan ekskul itu buang-buang waktu. Daripada dapet hukuman dari guru bk, mending ikut PMR aja. Lagian kegiatannya gak ribet-ribet banget, kan?" Jawabnya dengan nada merendahkan dan tatapan dingin yang langsung menuju mataku. Sempat beradu pandang. Matanya hitam legam. Indah. Aku tengge-

Tidak! Segera kutolehan kepalaku kesamping.

"Iya. Iya. terserah kamu aja." Ucapku malas sambil mulai melangkah mendekati Didi.

"Barusan ada apa, Jo?" Sambar Didi.

"Nggk ada apa-apa. Oh iya, dia beneran masuk PMR?"

Didi mengangguk.

"Sebenernya dia siapa sih?" Loh, kok aku jadi kepo gini ya?

"Dia Deny. Cucu ketua yayasan sekolah ini. Dia salah satu anak kelas satu yang populer seantero sekolah. Dan kamu gak tau?" Didi memasang tampang kaget seperti dapet uang 1M.

"Cucu ketua yayasan? Kelakuannya kaya itu? Gak salah orang kan kamu, Di?"

"Nggk kok. Lagian kayanya kamu sering deh bentrok sama dia. Apalagi kemaren pas UTS kalian satu ruangan. Aku kira sudah kenal." Tebak Didi.

"Kenalan sama manusia menyebalkan kaya gitu? Buang-buang energi aja."

"Menyebalkan? Menurut kabar yang aku dengar dia hanya dingin saja sikapnya. Dan kata teman-teman yang lain juga gitu. Dan dia memang terkenal kalem dan jarang bicara. Bahkan dia itu jarang menyapa teman-teman sekelasnya."

Tunggu. Kok ada yang aneh ya? Dia dingin? Iya sih memang. Dan dia jarang biacara? Tapi saat bertemu denganku dia banyak bicara, tuh. Walaupun yang dia keluarkan semuanya hanya kata-kata yang menyebalkan untuk aku dengar.

"Malah melamun. Ya sudah kita langsung mulai saja latihannya." Ucap Didi.

Setelah itu kami mulai latihan materinya terlebih dahulu sekaligus pengenalan ekskul kita itu seperti apa kepada para junior.

~.~.~.~.~

"Jalannya sendirian aja. Sepatu aja berdua sama pasangannya."

"Mau dianter gak sama abang?"

"Kok kamu imut sih?"

Apa salah baim ya tuhan? Sampe harus dihadapkan dengan para adik kelas yang menyebalkan kaya mereka?

Melon Juice [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang