Part 4(Finall)

1.7K 119 56
                                    

Aku kembali ke ruangan PMR. Kembali menjalani tugasku disini. Kulihat sudah ada beberapa siswi yang tidak sadarkan diri, kata temanku mereka pingsan waktu pidato dari kepala sekolah masih berlangsung. Poor juniors~

Aku tidak terlalu memikirkan soal kabe-don yang baru saja kualami. Walaupun nyatanya aku kaget. Itu pertama kalinya aku terjebak disituasi seambigu itu. Apalagi aku posisinya jadi korban. Hmm..

Tapi setelah kejadian tadi aku tahu sesuatu, ternyata Deny suka sama Hana. Mereka memang cocok kok. Deny yang dingin dan Hana yang aktive. Watak yang bertolak belakang memang bisa menjadi couple yang bikin ngiri.

~.~.~.~.~

Untung lah aku tidak terlalu sibuk. Apalagi junior yang sakit, kalau nggk pingsan ya maag biasa. Jadi keadaan aman terkendali. Dan keadaan berlangsung seperti itu sampai malam tiba.

Waktunya api unggun.

Aneh tapi nyata. Anak-anak yang tadi sakit langsung pada sembuh pas menuju malam hari ketika jadwal kegiatan tidak terlalu berat. Hanya diisi materi sedikit dan lebih banyak sesi gamesnya.

Jadi aku sekarang sudah ada dipinggir lapangan dibelakang barisan para junior.

Sebelum api unggun dinyalakan diadakan upacara terlebih dulu. Seperti diacara-acara pramuka. Aku juga tidak terlalu mengerti. Setelah api unggun dinyalakan pemimpin upacara membubarkan barisan. Sebagian junior memilih untuk tidur karena mereka kelelahan dengan kegiatan hari ini, tapi tak sedikit juga anak junior yang masih diam dilapangan untuk melihat api unggun.

Aku tadinya ingin menghampiri para panitia untuk bergabung bersama mereka. Karena kulihat ada yang membawa gitar, bahkan sudah ada yang mulai bernyanyi.

Tapi tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.

Dia menyodorkanku segelas kopi. Aku sebenarnya tidak terlalu suka kopi. Tapi kalau udara sedang dingin banget seperti ini kopi memang sangat dibutuhkan.

"Duduk disini aja!" Ini Deny yang ngomong.

Berhubung lagi sendirian jadi aku sih nurut aja.

"Makasih kopinya." Ucapku pelan.

Kita duduk dipinggir lapangan. Ditembok yang tidak terlalu tinggi, hanya sebatas lutut orang dewasa mungkin. Menatap lurus ke arah api unggun. Dengan jarak yang agak jauh ini hangatnya masih terasa. Aku suka api unggun.

"Suka kopi?"

Aku menoleh sebentar.

"Tidak juga. Tapi dari pada aku masuk angin aku lebih baik meminum kopi ini."

"Sorry, harusnya gue tadi bawain coklat panas aja."

Aku menggeleng dengan memasang senyum geli.

"Gak harus segitunya kali. Eh bentar.. Tapi, ini dapet dari mana?" Tanyaku sambil mengangkat gelas plastik yang berisi kopi yang dia berikan padaku.

Dia terkekeh.

"Minta dari panitia."

Aku hanya ber-oh-ria.
Nggk salah sih. Soalnya memang para junior ditugaskan membawa kopi untuk diminum panitia yang akan bergadang sampai pagi atau junior yang akan bergadang juga. Wakalupun harusnya mereka semua tidur sekarang. Karena besok akan ada kegiatan lagi sampai siang.

"Kenapa gak tidur? Besok ada penjelajahan loh."

Dia tak menjawab. Aku bisa melihat dari ekor mataku kalau dia sedang menatapku.

Dia tersenyum simpul. "Males. Lagian masa jam segini udah tidur. Kaya anak gadis aja."

Aku hanya menganguk-anggukan kepalaku.

Melon Juice [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang