Prolog

34 3 1
                                    

Kini dua remaja sedang berada di kaferian dekat sekolah. Banyak warga sekolah mengungjungi kaferian ini. Mulai dari kalangan remaja sampai ibu-ibu Arisan juga mengungjungi kaferian ini, karna makanan dan minuman ini terjangkau dengan harga anak sekolahan. Karena kenapa? Banyak tunggakan di kelas yaitu, uang kas kelas. Bendahara selalu seperti ibu kost.

Dua remaja sedang tertawa ria, hingga banyak yang tertuju kepada dua orang itu.

"Masa gajah tempatnya di kulkas. Hahaha" ujar Abizela yang masih keadaan tertawa.
"Ga tau si Abigel bilang ke aku kayak gitu. Kamu udah puas Belom ketawa nya?" Tanya Abian kepada pacarnya yang sedang mensruput Moccacino kesukaannya.

Abizela menggeleng samar, ia ingin cepat-cepat bertemu Abigel sepertinya lucu dan menggemaskan.
"Mood aku kembali semula, Bian pulang Yuk," ujar Abizela memberitahu mood nya sudah baik. "Tapi ke rumah kamu aja, mami jam segini masih kerja. Apa ajak Abigel ke rumah aku, disana banyak boneka. Mungkin Abigel menyukai dan tertarik sama boneka Aku salah satunya." Ucap Abizela, Abigel lucu, imut, menggemaskan, cerewet ada aja yang ingin di bicarakan.

"Yaudah, ke rumah aku dulu sekalian ganti baju." Kata Abian setuju dengan ide Abizela.

Seseorang melihat keberadaan Abizela dan Abian yang sedang masuk ke mobil Abian, tangan seseorang itu mengepal seperti ingin meninju. Sayangnya ia tak bisa berbuat apa.

Diperkarangan rumah Abian banyak hiasan bunga mawar putih dan merah. Bundanya yang rajin memberi pupuk dan air. Turun dari mobil milik Abian anak kecil itu menghampiri kakaknya.

"Abang, itu pacal abang?" Ucap anak kecil itu yang berumur sekitar empat tahunan.
Kini Abian tersenyum manis, membuat pipi zela merona seketika.
"Dia? Dia calon istri abang nanti, abang mau nikah sama dia, menurut Abigel gimana?" Ucap Abian yang kini berjalan menuju ruang tamu dan di ikuti Abizela yang masuk. Abizela  mendengar percakapan Abian dan Abigel ia senyum-senyum sendiri, Belom pernah ia merasakan seperti ini bersama  mantan pacar. Ia ingin menari rasanya, kalau ia mempunyai sayap sekarang Abizela bisa terbang kemana saja yang ia suka.

"Abigel mau kok punya Kakak cancik kayak pacal abang. Abigel suka." Ucap Abigel sembari tepuk tangan dan memeluk Abian.

"Jadi abang di izinin?"

"Izinin itu apa bang?"

"Sudah, nanti aja, kamu sama Kaka cancik ini dulu ya, abang mau ganti baju dulu."

"Oce abang."

Abian memberi Abigel kepada Zela yang kini melihat mata Abian.

"Wah kalian sudah pulang? Kok bunda ga dengar ya?" Ucap wanita separuh baya datang dari arah dapur.

"Eh bunda, ini Abigel keluar tadi, pas Bian sampe di rumah." Ujar Abian.

Abigail itu bundanya Abian dan Abigel, keluarga 'A'.

"Kalian Kalo deket-deket kayak gini terus di tambah Abigel kayak keluarga kecil sedang bahagia." Ucap Abigail kepada Abizela dan Abian membuat Abizela tertunduk.

"Bunda malu ih, sayang, abang ganti baju terus main ke rumah Kaka cancik ini ya." Ucap Abian yang meninggalkan bundanya serta Abizela dan Abigel.

Abigel mengangguk tandanya 'iya'.

Butuh waktu untuk mengganti pakaian Abian. Cukup dengan sepuluh menit untuk mengganti pakaian Abian.

Orang ganteng Kalo pake baju apa aja makin ganteng batin Abian yang melihat dirinya di cermin.

Abian turun dari lantai dua. Abigail, Abigel dan Abizela melihat Abian terlihat berbeda dari biasanya.

"Anak bunda ini mau kemana?" Tanya Abigail kepada Abian.

"Lho Zela Belom bilang?" Tanya Abian balik.

"Udah kok, bunda takut ya kamu mau ngapain. Yaudah jagain Abigel sama Abizela ya sayang." Kata Abigail yang mengizinkan pergi ke rumah Zela.

Abian mengangguk dengan semangat
"Yuk, berangkat." Kata Abian yang keluar dari rumah dan menuju mobil yang berada di halaman teras.

"Nona silakan masuk." Ucap Abian kepada Abizela. Membuat Abizela tersenyum menawan kepada dirinya.

Abian menduduki kursi pengemudi, ia bergegas ke rumah Abizela. Tidak butuh waktu lama ke rumah Abizela  hanya berbeda beberapa rumah dari Abian tetapi lumayan cukup jauh.

"Sampai." Ucap Abian. Abian melihat Zela ingin membuka pintu mobil Abian segera bilang. "Eh tunggu biar aku aja." Ucap Abian berlari kecil dan membuka pintu, Abizela tersenyum menawan kepada Abian.

"Terima kasih." Ucap Abizela.

Mereka masuk ke dalam rumah milik Aneza. Abizela mengetuk pintunya.

"Mbok, Zela pulang." Ucap Abizela
"Tunggu non, mbok kesana." Ucap mbok yang merespons dari dalam rumah.

"Makasih mbok." Ucap Abizela kepada mbok yang usianya lumayan lansia.

"Mami masih kerja mbok? Papi kapan pulang?" Tanya Abizela yang masih menggendong Abigel.

"Mungkin Sore atau malam kata ibu." Ucap mbok.

"Iya mbok, tolong bikinin sirup sama wafer yang ada di lemari dapur. Bawa ke kamar Zela ya mbok. Makasih." Ujar Abizela.

Mbok hanya tersenyum dan mengangguk karena Abizela begitu sopan kepada seorang pembantu seperti mbok.

Mereka bertiga menuju lantai atas, lalu masuk ke kamar Zela yang tertata rapih dengan cat di dindingnya warna pastel indah boneka sudah tersusun di lemari kaca.

Walaupun Abian sudah sering ke rumahnya Abizela tapi Belom pernah masuk ke kamarnya yang terbilang sangat rapih.

"Abigel mau boneka apa? Pusing ya pilih bonekanya? Saking banyaknya?" Kekeh Zela, tertawanya Zela membuat lesung pipi yang terlihat disana.

Jantung Abian berdegup tidak beraturan. Semoga adanya gue di sini, gue bakalan jagain Lo, walaupun David minta nyawa sama gue. Dan itu ga akan pernah terjadi. Gue sayang sama Lo Abizela. -batin Abian.

Pukulan Abigel tepat di lengannya, membuyarkan lamunan yang tujuh detik yang lalu.
"Aduh." Lirih Abian.

"Lasain atit 'kan? Macannya calo dianggil tuh dengel apa abang!" Ucap Abigel yang begitu cerewet.
Abian tidak membalas pukulan Abigel. [rasain sakit 'kan? Makanya Kalo di panggil tuh denger apa abang!]

"Abigel mau boneka yang mana?" Ujar Zela yang mengambil beberapa boneka yang sedang.
"Pilih aja Kaka ga marah kok." Lanjut Zela.

Abigel pusing dengan melihat banyak boneka, boneka itu lucu sekali, Abigel ingin boneka beruang yang berwarna hitam putih ukuran sedang, mungkin Kalo yang besar Abigel tidak kelihatan.

"Kaka cancik aku yang ini aja deh." Ucap Abigel yang masih terbata-bata.

"Yaudah. Di jaga ya sayang." Kata Zela yang mengatakan 'sayang'.

"Iya sayang. Aku jaga kok." Kekeh Abian yang membuka suara.

Abizela menghelangkan napas yang ia tahan selama dua detik. "Bian, aku masih takut"

"It's Okey baby, ada aku yang jagain kamu." Ucapan Abian membuat Abizela sedikit tenang. "Tapi David punya banyak cara Bian, aku ga mau kamu diserang sama David. Itu yang membuat aku khawatir." Kata Abizela yang memeras boneka beruang yang di berikan oleh Abian karena ulang tahun yang ke-17 tahun.

"Jangan takut, gue selalu ada untuk Lo. Biarpun David duel bareng gue. Gue siap yang menting Lo terlindungi. Gue sayang sama Lo." Ucap Abian dengan tekad yang sudah berada di Ubun-Ubun kepala.

I alwyas together with you. I Love you Abizela. -batin Abian.



.... Yaudah lah. Sampai jumpa di part 1.
See
You
Coming part 1

AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang