1. Benci

16 2 0
                                    

"Untuk apa hati diciptakan kalau mencari yang mulus?!"

Abizela dihantarkan kesekola bersama Papinya setiap hari, tetapi kalau pulang tidak tentu kadang ia harus Menaik bus atau ojek online, tetapi David (mantan pacar) nya itu selalu memaksa agar Abizela bisa berjalan bersama David. Tapi Abian tidak tinggal diam. Ia selalu banyak cara untuk membuat David pergi dari hadapan Abizela.

"Sayang, seperti biasa, pulang naik ojek online papi ga bisa jemput kamu, atau ga kamu nebeng sama David." Ujar Benua.
Seketika Abizela mendengar nama itu langsung cemberut.
"Jangan sebut nama itu papi, Zela ga suka. Mungkin karna papi kerjasama dengan Papinya nama itu. Tetep aja Zela ga mau. Zela punya pendirian pih, Zela bukan anak kecil lagi yang selalu nurut apa kata papi. Cukup masa kecil Zela jadi yang di manja. Tapi sekarang Zela udah besar. Udah Zela mau sekolah, Zela ga mau bertengkar sama papi." Celetuk Zela keluar dari mobil benua.

Sumpah! Mau apa? Mau hidup gue menderita? Kalo gue nikah sama David bisa-bisa gue makan batin. Tiap gue Liat dia selalu gunta-ganti cewek. Itu cewek ga tau apa? Dasar brengsek!- batin Abizela yang berjalan di koridor.

"Pagi Zela." Sapa seseorang.
"Pagi juga putra." Sahut Abizela dengan ramah.
"Tumben sendirian. Paca--"
"Mati!" potong Abizela.
"Ugh, sadis juga, move on sama Abian dong. Kalian mirip juga." Kata putra menjahili Abizela yang kini sedang marah.
"PUTRAA.!!" Pekik Abizela yang kini teriak.
"Kaburrr, dadah Zela ketemu lagi di kelas." Ucap putra yang lari dan tiba-tiba.

Brug.

Putra ke tabrak tembok dekat kantin. Pusing ia rasakan. Ulah siapa? Pagi-pagi iseng, jail.

Aww.

Sakit.

"Makanya pagi-pagi jangan jail. Bye." Ucap Abizela yang mengibas rambutnya.

⚡️⚡️⚡️

"Woy, broder, Tumben datang pagi, biasanya jam tujuh bel baru bangun." Celetuk Bima.
"Wey calm men. Gue ketemu sama jodoh gua tadi pagi tapi kayaknya lagi kesel sama putra." Ucap Abian yang lesu seketika.
"Putra anak kelas 11 IPS-4?" Tanya Bryan.
"Yoi, tapi dia yang kena sial. Gue ngeliat sampe ketawa kenceng terus di omelin sama Pak say." Kata Abian yang Melemas.
"Kenapa di omelin? Sama tuh guru?" Tanya Bima yang ingin menceritakan semua kejadian tadi pagi yang baru dialami dengan sahabat nya sendiri.

Abian menceritakan semua, mungkin hanya Abian yang tidak ketawa terbahak-bahak tetapi Bima dan Bryan tertawa lepas seola kejadian itu sangat lucu namun tidak dengan Abian yang di suruh oleh Pak sayful untuk mengobati putra.
"Pantesan muka Lo di tekuk, kusut udah gitu Belom di setrika pula kayak baju." Celetuk Bryan.
"Yan jangan bikin gue emosi nih, pagi-pagi gue kena sial kayak gini. Besok-besok ogah dah. Bu Rita ngeliat gue kaget. Masa!" Ucap Abian yang kini melepas bomber dan tas yang ia bopong.

"Kaget gimana?"

"Aduh Yan, ganteng si iya' masa otak Lo Kaga ganteng si yan?" Ucap Bima menggelengkan kepala.
"Oh iya, biasanya kan Bian sering telat terus ya tapi kali ini ga telat." Kata Bryan baru menyadarkan kehadiran Abian.
"Ganteng doang. Otak masa lemot. Ketua tim basket masa gini si? Kopong otaknya." Celetuk Bima.
"Buset dah kopong. Wah jangan-jangan Lo sering ya Yan? Nonton gituan? Wah nih anak Kaga beres. Baru ketemu Temen baru." Tarik napas "Ya tapi gapapa, yang menting kita terkenal dengan ke gantengan kita dan Eskul kita." Ucap Abian dengan kemenangan sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang