8. David berulah

4 0 0
                                    

"Dialah perempuanku, dia sangat cantik, karna adanya dia aku terobsesi dengannya. Abizela putri." - David Richardy.

ABIZELA pulang ke rumah diantarkan oleh Abian. Tadinya Abizela ingin ke rumah Rani, tetapi Abian melarangnya karena Rani masih keadaan meluap karena Alex. Sore ini Abian mengajak pergi, tetapi bukan ke rumah Rani, entahlah Abizela diajak pergi kemana.

"Zela," panggil Claudia.
"Iya mi" sahut Abizela
"Kamu mau pergi? Sama Abian?" Tanya Claudia.
"Iya mami. Mami mau ke butik?"
"Ga kok, hari ini mami mau Dirumah aja. Kangen rumah."
"Berarti mami ga kangen dong sama Zela?" Goda Abizela dengan mata tajam.
"Ga, lah sayang. Mami mau di rumah sama kamu, tapi kamu pergi sama Abian, Yaudah nanti mami tunggu ya." Ucap Claudia kepada putri tunggalnya.
"Iya mi,"

Tin..
Tin...
Tin....

"Kayaknya Abian udah samper deh. Coba kamu turun kebawah temui Abian." Saran Claudia.
"Iya, tunggu sebentar ya mi." Pamit Abizela.

Abizela turun dari ruang tamu yang berada di lantai dua. Lantai dua tempat yang sangat sejuk dan nyaman. Begitupun balkon kamar Abizela yang kelihatan sangat luas dan begitu nyaman. Fasilitas Abizela tiada batas, kamar sesuka hati di dekor, Abizela mempunyai kamar khusus boneka beruang. Dan kamar khusus belajar. Abizela sangat bersyukur tetapi Abizela ingin maminya hanya di rumah tidak bepergian lagi. Abizela sampai di depan pintu utama lalu Abizela membuka pintu dan melihat cowok berbaju kemeja hitam.

"Abian?" Panggil Abizela.
Cowok itu menghadap ke hadapan Abizela, Abizela sangat membenci cowok itu. Abizela segera ingin menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Cowok itu seharusnya itu musnah. Seorang cowok, dia tau kalau dia sakitin cewek itu sama kayak dia sakitin ibu kandungnya sendiri.
"Zela gue mohon sebentar." Pinta David memohon.
"Ga! Pergi dari rumah gue." Ketus Abizela.
"Sebentar Zela." Mohon David lagi.
"Gue benci sama orang kayak Lo. Lo ga tau seberapa pengorbanan ibu Lo untuk keluarin Lo dari rahim ibu Lo. Dan gini balesannya?" Pekik Abizela.

Kemarahan Abizela tidak tangung-tangung. Orang ini harus di basmi, atau di rehabilitasi. Supaya dia sadar.

🌸🌸

Di lain tempat, kini Abian sedang bersiap-siap untuk berkencan dengan seorang putri cantik, siapa lagi kalau bukan Abizela.

"Kaos hitam Ugh, tambah manis gue hari ini. Secara wajah gue terlihat sangat tampan, rahang gue terlihat kokoh." Oceh Abian.

Pukul 15.30, Abian masih di dalam kamar!.

"Abang! Abang jadi ga ke rumah Zela?" Teriak Abigail kepada putra nya itu.
"Jadi bun, ini mau berangkat!" Ucap Abian segera memakai minyak wangi yang selalu Abian pakai.

Abian menuruni tangga dengan berlari kecil. Abian menghampiri Abigail berada di dapur.

"Bunda, itu buat tante Claudia?" Tanya Abian penasaran.
"Iya, ini kamu bawa sekalian. Nanti kapan-kapan bunda kesana." Ucap Abigail.
"Nanti aja. Jangan sekarang. Abian ga mau lamaran sekarang. Tunggu Abian jadi sarjanah." Pinta Abian.
"Bunda pegang omongan kamu Bian!, udah sana nanti keburu dingin makanannya." Ketus Abigail.
"Siap bunda!, kalau gitu Abian berangkat dulu, assalamu'alaikum." Pamit Abian.
"Walaikumsalam. Hati-hati Bian."

"Iya bundaaa" teriak Abian yang berada di halaman rumah.

"Zela, abang segera ke rumah."

AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang