"Dia bilang apa?” tanya Alfa.
“Nggak bilang apa-apa, tapi sepertinya dia mau ngomong sama Mas,” ujar Almira. Dia kembali menyodorkan gawai pada Alfa yang diterima dengan ragu.
“Kenapa, Sha?” tanya Alfa setelah menempelkan gawai di telinga. Almira terus memperhatikannya. “Oh, begitu. Oke.” Alfa melirik Almira dan tersenyum. Dia menggumamkan kata ‘oke’ beberapa kali sebelum menutup telepon.
“Apanya yang oke, Mas?” Almira tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran tentang apa yang dibicarakan antara Alfa dan Nasha.
“Nasha akan pulang minggu depan dan dia bilang ingin bertemu dengan istri Mas yang cantik ini,” kata Alfa sambil mengedipkan mata. “Kamu sudah ambil cuti?”
“Cuti?” tanya Almira dengan kening berkerut. “Cuti untuk apa?”
“Mas sudah bilang kalau minggu depan itu ulang tahun perusahaan Mas yang di Jakarta, kan? Kamu lupa atau bagaimana?”
Almira menepuk kening. “Oh! Aku ingat. Aku sudah mengajukan cuti, tapi belum ada jawaban dari atasan.”
“Kenapa kamu nggak keluar aja? Kalau kamu bosan di rumah, kamu bisa kerja di tempat Mas. Biar lebih baik buat kita.”
“Lebih baik? Maksudnya?”
“Biar kita bisa lebih sering bertemu.”
“Kita bertemu setiap hari, Mas. Lagi pula, Mas itu mau kerja atau mau ketemu aku di kantor?”
Alfa tersenyum miring, lalu berbisik, “Sepertinya kita perlu bulan madu. Ini gara-gara kamu nggak mau diajak bulan madu setelah menikah,” keluh Alfa.
“Aku kan sudah bilang kalau waktu itu kantor lagi sibuk dan karyawan yang cuti lumayan banyak. Aku nggak bisa ninggalin kantor lama-lama.”
“Gimana kalau kita bulan madu di Jakarta setelah acara ulang tahun perusahaan Mas?” Almira segera mengangguk.
🌹🌹🌹
Sejak kejadian telepon dari Nasha, tidak sekali pun Alfa membahas mengenai wanita itu. Almira juga tidak ingin terlalu mendesak suaminya. Bagaimana jika Alfa memang tidak memiliki hubungan dengan Nasha? Atau bagaimana jika hanya Nasha yang menyukai Alfa dan tidak sebaliknya?
Alfa juga sudah menegaskan jika Nasha hanya dianggap sebagai sahabat, tidak lebih. Seharusnya Almira mempercayai hal itu, bukan? Sebuah rumah tangga hanya akan berjalan baik saat kedua belah pihak saling memercayai.
“Hampir dalam setiap pernikahan selalu ada godaan dari orang ketiga, baik dari pihak istri atau suami. Tinggal bagaimana cara mereka menghadapi hal itu. Sekali memutuskan untuk tergoda, itu akan menjadi awal keretakan. Ingat, Al. Pria dan wanita mungkin bisa berteman, tapi tidak boleh terlalu dekat. Kamu tahu betul bagaimana Islam menerangkan hubungan lawan jenis. Karena itu, sebisa mungkin hindari pria yang jelas-jelas menyukaimu, jika dia tidak berkomitmen ingin melamarmu.”
Perkataan Ibu melintas di pikiran Almira. Dia percaya suaminya tidak mencintai Nasha, tetapi bagaimana dengan Nasha? Apa dia mencintai suaminya? Dari cara Nasha bicara, sepertinya dia menyukai Alfa. Apakah Alfa sudah mengetahui hal itu?
Almira menatap layar gawai yang menampilkan fotonya bersama Alfa. Kedua insan yang tersenyum lebar ke arah kamera. Mengenakan baju serasi berwarna biru langit. Seolah tak ada masalah yang sedang mereka pendam. Bolehkah Almira mencurigai suaminya?
Wanita berjilbab merah menutup wajah dengan kedua tangan. Dia berusaha meyakini ucapan suaminya, tetapi setelah berbicara dengan Nasha dia kembali ragu. Ini terasa menyesakkan. Dia mulai membedakan dirinya dengan Nasha. Melihat dari kuantitas perkenalan, jelas dia kalah. Mungkinkah Nasha juga lebih mengerti Alfa dibanding dengan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia itu Bukan Milikku (Selesai)
Spiritual#01 in spiritual (23/02/2019) #02 in spiritual (21/02/2019) Sebagian dihapus. Untuk membaca versi lengkap, bisa mengunjungi akun dreame saya (Lina Rahayu) 😁 Almira tidak pernah menduga jika Alfa, pria yang baru saja dinikahinya satu bulan ini, meng...