Bagian 2

24 5 2
                                    

   Hari demi Hari berganti, Aku masih belum terbiasa dengan tanpa adanya dean disini. Hari ini aku bekerja setelah seminggu aku di kasih libur oleh bosku lebih tepatnya Teman Ayahku. Di sini aku sebagai karyawan biasa, aku ingin merintis karirku dari bawah meskipun ayahku sering menawarkan perusahaannya untuku.

Jam makan siang pun tiba, aku segera keluar menuju tempat makan yang sering sekali di kunjungi olehku dan dean.

Seperti biasa tempat dudukku Di Dekat kaca mengarah ke arah jalan, sehingga bisa melihat lalu lalangnya kendaraan.

Akupun melihat ke arah jalan, Aku teringat kenangan bersama dean saat pertama kali kita bertemu.

  ~flash back Pertama Bertemu~
 
    Hari minggu tiba, dimana aku libur bekerja sehingga aku bisa bermalas malasan dan bersantai di cafe yang tidak terlalu ramai. Ku lihat jam menunjukan pukul 09.15, aku bersiap siap untuk pergi keluar dan mencari cafe yang menurutku nyaman.

Ku kendarai mobil kesayanganku, dengan santai karna hari ini aku akan bersantai santai memanjakan diriku dari lelahnya bekerja.

Saat sedang enaknya menyetir tiba tiba 2 motor menyalipku dari belakang dan menghadangku dari depan, Diriku mulai gemetar namun sekuat mungkin aku tahan rasa gemetar dan takut itu.

3 orang menghampiriku dan mengetuk ngetuk kaca mobil ku dengan kasar, Ku beranikan membuka kaca mobilku dan bertanya pada salah satu orang itu.

"ada apa? Apakah kita ada masalah?" ucapku dengan wajah datar namun sebenarnya jantungku sangat berdebar.

"Turun lo!" perintah salah orang itu

"kalian siapa? Seenak jidat aja suruh suruh orang!" entah kenapa aku bisa bicara seperti itu, padahal aku sedang keadaan takut setengah mati.

"Berani Juga ya Lo, bentak bentak kaya gitu. Turun atau gua paksa lo buat turun!" jawabnya lagi.

"Lo turun atau kita bunuh lo disini!" timpal temanya.

Terpaksa aku menuruti keinginan mereka, toh aku juga gak mau nyawa ku di ambil mereka, emang mereka malaikat Ijroil.

"mana dompet, hp, sama kunci mobil lo" pintanya dengan nada songongnya itu.

"Ehh, lo siapa? Berani minta kaya gitu? Emang gue ema lo apa? Kerja makanya! Minta minta aja lo!" bentaku, dengan tak kuasa aku menyembunyikan gemetarku.

Tiba tiba salah satu dari mereka mencekikku, dan berkata "Lo serahin atau bener bener mati di sini".

Aku tidak menjawab hanya saja aku menangis, *padahal keadaan sedang ramai, kenapa ada begal gini si etdah, aku harus apa? Aku udah mulai susah napas* batinku terus saja mengoceh.

"Lo denger gak yang gue omongin ta~" orang yang mencekik ku menggantungkan perkataanya karna seseorang datang mendekatiku, dengan gaya superman seperti di sinetron.

"Lo siapa?, Mau jadi jagoan lo?" kedua orang itu mendekatinya kecuali aku dan yang mencekikku.

Tanpa banyak bicara orang itu langsung menghajarnya, kedua orang itu kewalahan menghadapinya, orang yang mencekikku pun melepaskan lengannya dari leherku dan menghajarnya namun, orang itu tetap saja kuat, sehingga begal sialan tadi pergi.

Dia menghampiriku dan "lain kali hati hati ya, disini emang rawan, meskipun kamu di bunuh sekalipun orang orang tak akan ada yang menyelamatkanmu" ucapnya memperingatkan.

Aku hanya memijit longgar leherku karna sakit akibat cekikan tadi.
"makasih" jawabku lirih.

"aku sedang ingin ke caffe, tapi tidak tau caffe mana" Lanjutku sambil tetap memijit leherku.

"ikut aku, aku tau caffe yang nyaman, kau tertarik?" Tawarnya sangat meluluhkan hatiku, apalagi saat mata kami saling bertemu.

Aku hanya menganggukan kepalaku pertanda aku setuju, dan aku~.

"Woiiii" seseorang mengejutkanku hingga aku tersadar kembali dari lamunanku.

"Ihhhhh Raaa, Kamu ngagetin tau gak?" ucapku dengan kesal kepada sahabatku ini Vira.

"lah kamu, ngelamunn aja. Kamu kenapa? Punya utang belum di bayar, atau Kamu pengen beli sesuatu gak ada duitnya? Nih aku pinjemin" sambil bergegas dia mengambil tasnya.

"ehhhh enggak ra enggak" ucapku,
"Dean ra, dia gak ada kabar udah seminggu lebih" lanjutku.

"Mungkin sibuk kali dia" jawabnya santai.

"hemm"jawabku sembari menyunggingkan senyum.

"Ehh kamu udah pesen makan? Koq gak ada makanan disini?" katanya, dengan celingukan.

"Belum. Kamu mau pesen mah pesen aja atuh ra" jawabku

"Kamu pasti kelamaan ngelamun nih, sampe lupa pesen.. Lahh udah mau abis kali fir waktu makan siangnya juga. Mending kita balik kantor dah" ajaknya.

Aku hanya senyum sambil membenahi tasku. Dan beranjak pergi dari caffe itu.

~~

Jam pulang pun tiba, hari ini aku tidak akan langsung pulang ke rumah, aku akan pergi ke tempat dimana aku dan dean sering menghabiskan waktu, untuk membicarakan hal yang tak perlu.

Aku sudah berada di tempat yang aku tuju, Iyaa di atas rusun yang lumayan bersih dan tertata rapih.
Disini lah aku sering menceritakan kegundahan kepada lembayung senja yang senan tiasa setia mendengarkannya.

Sekilas aku melihat seorang lelaki dengan memakai kameja Merah marun di bawah rusun, Terlihat seperti dean, Aku menyipitkan mataku menajamkan penglihatanku. Aku bertanya tanya apa itu dean? Apakah dia disini? Setelah dia membatalkan Ajakanya?.

    Gimana ceritanya? Bagian yang ini kaya sinetron alay banget haha😂 Biasa lah ya namanya juga baru belajar.

Jangan lupa Vote + Coment yaa, Dukungan kalian bikin author semangat.

Jika ada typo Komen ya, biar author perbaikiii.
Yuhuuuuuu sampe ketemu di bagian selanjutnyaa😘

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang