Bertemu Kembali

16 0 1
                                    

"Altan!" Teriak Nadine dari kamar.

Altan yang baru saja pulang dari sekolah dan baru saja merebahkan diri di kasur terlonjak kaget dan segera datang ke kamar Nadine, dalam hati ia merutuki Nadine karena mengganggu istirahatnya.

"Hm?" Altan merespon malas Nadine, entah kenapa.

"Sini, lo duduk di samping gue." Nadine mempersilahkan Altan duduk di sampingnya. Altan menurut dan duduk di samping Nadine.

Altan memandangi gerak gerik Nadine. Dan, ya. Altan sudah bisa menebak.

"Ganteng deh." Cengir Nadine mengedipkan sebelah mata. Altan tau kalo Nadine memperlakukannya seperti ini pasti ada maksud sesuatu.

"Gue cape." Altan membalikkan diri bermaksud untuk menuju kamar.

"Et et et bentar." Cegah Nadine, "Gue.. Boleh minta tolong?" Tanya Nadine penuh harap. Altan malas, ya Altan paling malas ketika ia sudah di rumah lalu disuruh oleh Nadine dengan hal yang tidak tidak. Altan hanya merespon dengan mimik wajah seolah berkata tolong apaan?

"Beliin gue ice cream." Rengek Nadine yang terkesan dibuat buat.

"Males. Dan ga penting." Acuh Altan. "Di kulkas bukannya masih ada?" Tanya Altan memastikan, yang dibalas gelengan cepat oleh Nadine.

"Udah abis, gara gara dilahap habis pasukannya tante Fira." Nadine mengepalkan tangan depan dada.

"Lo kan bisa jalan sendiri, gue mau istirahat."

"Ga." Bantah Nadine. "Ayo dong Tan, beliin, sebagai adik yang baik dan tidak sombong." Rayu Nadine.

"Ma. Les." Altan tetap bersikeras, ia benar benar malas. Nadine mengganggu istirahatnya saja.

"Demi badmood gue hilang, apa lo ga kasian?" Kali ini Nadine memelas, yang ditatap kasihan oleh Altan. Ya, Nadine sudah badmood dari dua minggu yang lalu dan selalu menangis ketika mengingat mantan kekasihnya itu. Nadine diputusi oleh mantan kekasihnya yang sudah ia jalani hubungan selama satu tahun empat bulan lamanya. Dengan rasa tak berdosa mantan kekasihnya memutuskannya dengan alasan 'maaf, kita udah ga cocok'. Alasan yang terdengar klise bukan? Dan dua hari berikutnya mantan kekasih Nadine memacari gadis lain. Jadi, ini alasan kenapa Nadine meminta dibelikan ice cream kepada Altan yaitu agar badmood nya hilang.

"Miris gue lihatnya." Sindir Altan, ia merasa kasihan pada Nadine. Nadine yang dibilang miris oleh Altan langsung berekspresi berubah drastis menjadi triplebadmood.

"Udah dong jangan murung terus, mantan itu harus dilupakan kak."

"Tapi ga secepat itu." Ucap Nadine pelan. "Ah yaudah bodo amat. Lo harus beliin gue ice cream dan makanan yang manis manis entah apapun itu." Nadine menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribu dan seratus ribu. "Kembaliannya buat lo, jangan dibeliin yang aneh aneh." Altan mengangguk dan menuju kamar dengan maksud mengambil jaket karena ia masih memakai seragam sekolah.

---

"Ya Allah non, kenapa lututnya?" Panik Bi Irah, melihat lutut Alesha membiru dan lecet. Alesha yang sudah berganti pakaian dan turun dari tangga tersenyum dan menggeleng seolah ia baik baik saja, tapi justru sebaliknya ia merasakan perih dan pegal di lututnya karena jatuhnya barusan.

"Gapapa ko bi. Tadi Alesha jatuh, bentar lagi juga sembuk kok." Alesha memastikan.

"Ah engga engga non, ini harus diobati. Bentar ya non bibi cari obat merah dulu di kotak pe tiga ka." Bi Irah berlalu ke ruang keluarga untuk mencari obat merah tetapi hasilnya nihil, ia tidak menemukan obatnya tersebut. "Non, obatnya habis. Bibi keluar dulu ya non mau beli obat." Alesha mengingat Bi Irah sedang memasak ikan, apabila Bi Irah keluar membeli obat maka ikannya akan gosong, karena Alesha tidak bisa memasak.

Al-TanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang