❄Chap 4❤

426 25 2
                                    

Tiba tiba badan Viora terasa seperti melayang.

Membuat Viora terkejut bukan main.

Third, menggendong nya.

"Turunin! " teriak Viora takut. Ia menggoyang goyangkan kakinya agar bisa turun.

"Diam" ucap Third dingin. Mampu membuat Viora terdiam membeku.

"Kamu mau bawa aku kemana? Hiks mama!! " teriak Viora lagi karna tak tahan.

"Turunin aku!! Mama aku diculik om om! " teriak Viora sambil terisak isak.

"Turunin!! Kakak, Mama, Papa, Nenek, Kakek tolong Olaa hiks"

"Mama Papa, Kakak hiks tolong Ola!! "

Sepanjang jalan hanya kata kata itu yang dilontarkan Viora.

Dan karna aku lelah, akhirnya Viora terdiam. Okey, ia pasrah.

'Maafin dosa dosa Ola ya Allah. Mungkin sekaranglah ajal Ola'

Viora menenggelamkan kepalanya didada bidang Third.

'Hmm, harum ' batin Viora.

Sesaat kemudian, Third berhenti. Viora tetap menenggelamkan kepalanya di dada bidang Third.

"Ngapain? Udah sampai" ucap Third, lalu menurunkan Viora.

"Kamu bawa aku kemana? " tanya Viora, penampilannya acak acakan. Mata bengkak karna menangis, rambut yang tadinya dikepang rapi jadi sangat berantakan karna saat ia memberontak minta diturunkan. Dan kaki yang berdarah. Mungkin penampilan ini bisa disebut penampilan orang gila.

"Kamu bawa aku ke markas preman ya? Hiks Mama Papa Kakak!! Tolong Ola" Viora mulai menangis lagi.

"Rumah sakit" kata Third singkat.

"Hah? " tanya Viora terdiam.

"Ini rumah sakit makanya liat kebelakang" lanjut Third.

Viora membalikkan badan nya kebelakang. Bener, rumah sakit.

"Alhamdulillah Ola gak jadi mati. Makasih ya Allah" Viora besyukur. Tingkah nya yang lucu iu membuat Third tersenyum.

"Ayo masuk" Third menarik tangan Viora.

"Shh" ringis Viora saat berjalan. Lututnya kembali terasa perih.

"Hhh" Third menghembuskan nafasnya kasar. Lalu kembali mengangkat tubuh mungil Viora.

"Yak! Lepasin! " Viora berteriak teriak sepanjang jalan di rumah sakit. Sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang.

"Dokter lututnya berdarah " ucap Third panik pada seorang dokter.

Dokter itu tersenyum.

"Baiklah mari ikut saya" ucap dokter itu tersenyum.

Third mengikuti langkah dokter itu. Sampai ke sebuah ruangan.

Mereka pun masuk. Third menurunkan Viora kesebuah ranjang di ruangan itu. (Apa sih namanya? Author lupa😂)

Dengan segera Dokter mengobati luka Viora.

"Hiks, Sakit! " ringis Viora saat kakinya belum sama sekali dipegang dokter.

"Belum woi" ucap Third ingin tertawa.

"Diam" Viora menirukan cara bicara Third yang dingin. Tapi bukannya membuat Third takut, tapi ingin membuat Third terbahak bahak.

"Baiklah, sudah selesai. Sebenarnya ini cuma luka kecil. Tidak perlu dibawa kerumah sakit pun tidak apa apa" jelas dokter itu menahan tawanya karna melihat tingkah lucu dari mereka berdua.

Ice Boy And Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang