❄Chap 6 ❤

375 29 0
                                    

Third ngarahin tangannya ke wajah aku.

Ottoke!!

Dengan cepat aku hindarin.

"Aku mau kekelas dulu" Aku pun berlari meninggalkan dia diatap.

Anjir, ni jantung udah dugun dugun dari tadi.

Sesampainya dikelas, ternyata pelajarannya udah selesai. Gurunya juga udah keluar. Cuma tinggal murid murid yang lagi mainin hp nya. Ada juga yang sebagian ngerumpi. Dan ada juga yang lari larian dikelas.

"Kamu gak papa la? " tanya Dilla saat aku duduk disamping nya.

"Gapapa kok, kan udah dikasih antiseptiknya" jawabku.

"Huh, syukurlah. Lain kali kamu hati hati dong. Jangan ceroboh lagi. Untung cuma kena dikit tadi" omel Rara.

"Oke"

Bel istirahat berbunyi....

"Yuk kekantin" ajak Dilla.

"Yaudah yuk"

Kami pun pergi kekantin, untuk mengisi perut yang kosong.

"Oh iya, tadi kamu terkejut gak sih? Tiba tiba Third mau anterin kamu ke UKS? Sumpah itu baru pertama kalinya dia peduli sama orang. Jimmy yang adek kandungnya aja terkejut bukan main tau gak? " Rara memulai pembicaraan.

"Hmm bener, bahkan dia aja gak peduli sama adiknya sendiri. Waktu itu Jimmy babak belur karna dipukulin sama Nando, gara gara Jimmy rebut pacar nya si Nando. Dan bukannya nolong adiknya yang terkapar di tengah lapangan. Si Third malah enak aja nonton adegan Nando mukulin Jimmy sampai berdarah gitu. Shh bayangin nya aja sakit banget tuh" lanjut Dilla.

"Nah iya, dan tadi sama kamu beda gitu" Rara setuju dengan Dilla.

Masa sih? Kok gitu ya?

Dia gak peduli adiknya sendiri?

***

T

HIRD POV

"Third, gue mau nanya sesuatu sama lo" ucap Jimmy tiba tiba.

Dia selalu saja gak sopan kalau bicara sama aku. Padahal aku adalah abangnya.

"Gue lebih tua dari lo! Hargai gue! " ucapku dingin.

Aku sadar, aku selalu bersikap dingin dengan adikku.

Sebenarnya aku sangat menyayanginya. Tapi dia selalu membuat ku kesal dan membuat ku marah. Dia juga selalu membuat masalah.

"Elah kita cuma beda 1 tahun kale! Ga usah manggil abang abangan deh"

"Oke, kalo gitu gue gak bakalan anggap lo adik gue! " ancamku.

"E-eh jangan gitu dong bang. Heheh iya deh iya manggil abang nih. Selalu aja gini. Ancam nya gak anggap gue adik, trus gak mau ngasih gue uang jajan" Jimmy merepet.

Oh iya, btw aku,Jimmy dan Fariz sedang berada dikantin.

Fariz adalah sahabat ku dan Jimmy dari kecil. Dia juga cowok yang dingin sepertiku. Bedanya dia tidak terlalu dingin sepertiku.

Ice Boy And Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang