Sumpah.
Hujan?
Seriously?
Tepat di hari dimana Kim Taehyung memutuskan untuk mengabaikan panggilan sang ibu pagi ini yang meminta dia untuk bawa payung?
Dan berakhir si payung berdiam teduh di pintu masuk rumah?
Oh, God.
Berakhir disini.
Terjebak masih di indomaret yang sama. Berbekal satu bungkus sari roti cokelat, satu cup kopi susu panas, juga ditemani gerimis hujan di siang bolong bulan Januari.
Lagi, Kim Taehyung menghela nafas.
"Oi,"
Celetukan singkat. Kim Taehyung merutuk dulu dalam hati sebelum menoleh,
Dan mendapati sosok seorang Park Jimin. Kali ini tanpa balutan seragam pegawai indomaret. Cuma berbekal sepotong baju kaus hitam, juga celana jeans belel warna biru pudar.
Ganteng, bajing.
"Lo gak pulang? Kenapa?" Jimin mendengus, mengambil tempat di sebelah Taehyung yang membuat empunya reflek menggeser duduk sedikit menjauh, "Ei, jangan jauh-jauh."
"Ya emang harus deket-deket?" Taehyung mendecak, balas menggeser lagi begitu si Park otomatis mengikuti, "Lo diem bisa gak?"
"Kalo diem gue gak nafas dong?"
"Ya bagus. Biar cepet mati."
"Yah, jangan dong. Ntar kalo lo kangen gimana?"
"Tai."
Dan si Park balas terkekeh. Reflek mengusak pucuk kepala si Kim karena terlampau gemas yang kemudian berakhir ditepis,
"Lo galak bener. Napa?"
"Gue pengen pulang."
"Ya pulang silahkan."
"Gak bawa payung."
"Terobos, dong. Manja."
Lagi, Kim Taehyung mendecak, "Lo sendiri kenapa gak pulang?"
"Baru kelar kerja." Sahutnya santai seraya menyesap kopi, "Tadi maunya pulang, eh malah ada lo."
"Ya udah pulang gih,"
"Gak ah, mau nemenin lo aja."
"Gue gak minta."
"Iya emang maunya gue sendiri kok."
Taehyung balas mengernyit; diam-diam menikmati aroma musk Jimin yang melebur bersamaan dengan aroma hujan yang membasuh tanah.
Kemudian turut menelisik, penampilan si Park yang kali ini terlihat lebih kasual dari biasa.
Ganteng, ya memang. Taehyung akui. Gak mengelak sekalipun diharuskan. Tipikal pemuda baik-baik, kalau minus mulutnya yang terbiasa melontarkan hal manis maksud gombal.
"Ambil foto aja. Biar lo bisa liat lebih lama."
Kekehan Park Jimin menyebabkan si Kim tersentak. Sigap berhadapan dengan dia yang duduk bertumpu dagu, menatap si Kim lekat seolah mengunci.
Lantas buru-buru Taehyung melempar pandangan seraya mendecih.
Salah tingkah, bos.
"N-ngapain juga? Gak penting."
"Lo ngeliatin guenya sampe ngiler."
"Hah? Masa?" Taehyung reflek menyentuh dagu; yang membuat Park Jimin lantas menyembur tawa gemas, "Setan lo."
"Cie, gak usah malu gitu. Tau kok, gue ganteng. Gapapa, gapapa." Dengusnya remeh yang kemudian dibalas sebuah tendangan di tulang kering, "Aduh!"
"Jauh-jauh gih. Pengap gue." Taehyung melambai tangan; gestur mengusir yang tangannya reflek digenggam kemudian, "Woiー"
"Jangan diusir, nanti kesepian." Jimin tersenyum miring, "Jual mahal mulu, gak kasian sama status?"
"Status apa?"
"Status hubungan lo."
"Emang kenapa status hubungan gue?"
"Jomblo."
Hadeh,
Hujan siang ini, kok rasa-rasanya lama, ya?
***
Tag lagi ah okaeribi
Ayo, kita malmingan : )