Melalui perkenalan singkatnya, ternyata Daniel adalah sosok yang sangat hangat berbeda sekali dengam wajahnya yang cool. Sunny yang tadi bersikap angkuh sedikit mulai luluh ketika Daniel berbicara santai padanya. Entah mengapa dia merasa lelaki di depannya ini pribadi yang menyenangkan padahal Sunny termasuk orang yang sangat selektif memilih teman apalagi teman baru.
"Mobil kamu di mana?" tanya Sunny ketika mereka sudah di luar cafe. Daniel menganggat bahunya.
"aku lebih suka memakai sepeda" sahutnya kemudian melepas rantai pengaman pada roda.
"bilang saja tidak punya mobil" timpal Sunny. Daniel hanya tertawa.
"lalu kamu pulang sama siapa? kamu pasti kesini pakai mobil" ucap Daniel yang kini sudah duduk di atas sepedanya.
"tentu saja, mana mungkin pakai high heels naik sepeda"
"itu mobil kamu datang" kata Daniel menunjuk satu mobil mewah yang melaju pelan ke arah mereka.
"itu pengawal ku" tunjuk Sunny.
Daniel menatap gadis di sebelahnya itu lekat dari ujung rambut hingga ujung kaki bergantian pada mobil mewah hitam yang semakin lendekat ke arah mereka.
"dia bukan gadis biasa, dia pasti anak orang kaya" batin Daniel.
Dan..." Sunny menoleh namun Daniel sudah melaju kencang dengan sepedanya meninggalkan dia sendiri."Danieeel!" teriak Sunny namun Daniel sudah pergi jauh. ia heran kenapa Daniel pergi begitu saja. apa karena melihat pengawalnya yang menyeramkan di dalam mobilnya.
pengawal setia Sunny turun dari mobil dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Sunny.
"Maaf kami terlambat Nona" kata pengawal yang membuka pintu.
"kalau tahu begitu mending tidak usah datang kalian" gerutu Sunny sambil memasuki mobil.
"Ah Daniel, Perempuan itu terlalu sempurna untuk dikagumi oleh mu" batin Daniel yang masih melaju bersama sepedanya.
ia sengaja pergi tanpa pamit. sadar bahwa Sunny bukan gadia biasa. ia berasal dari kalangan elit terlihat dari gaya busana dan bicaranya yang sedikit angkuh. ketika Daniel memperhatikan gadis itu ia semakin yakin bahwa Sunny anak konglomerat terlihat jelas dari jam tangan, tas, sepatu bahkan bajunya yang bermerk. sebagai mantan kasir di salah satu toko pakaian di Mall dapat ia ketahui seberapa mahal barang-barang yang melekat di badan Sunny. bahkan saking mahalnya itu dapat membiayai hidupnya setengah tahun.
bagaimana mungkin dia bisa tertarik dengan gadis glamor seperti Sunny?
Sudah pasti gadis itu memiliki kekasih. mustahil gadis secantik Sunny masih jomblo. pikirnya."Daniel, kemana saja kau?" tanya seorang lelaki paruh baya saat Daniel memasuki sebuah cafe.
"maaf pak, saya telat"
"cepatlah berganti pakaian, ini sudah hampir malam. jangan sampai pelangganku lari karena kecewa kau tidak tampil" ucap lelaki tua itu sambil menepuk bahu Daniel untuk segera menuju ruang ganti.
"ya ampum Daniel akhirnya kau datang juga, telingaku panas mendengar bos mengomel" ucap Robi, rekan kerja Daniel di cafe itu.
Daniel pun bergegas mengganti pakaiannya dan merapikan rambutnya.
dia sudah tampan. tak perlu make up lagi.
Daniel mengambil gitarnya yang bersandar di samping lemari pakaiannya.
Riuh sorak sorai penonton terdengar berguruh hingga keluar cafe saat Daniel menaiki panggung kecil yang berada di depan penonton.
Daniel melempar senyum pada penggemar setianya.
"Daniel Daniel Daniel ... See My Eyes!" teriak pembawa acara di cafe itu sesaat sebelum jemari Daniel bermain pada kunci gitar yang mengalunkan nada-nada yang menciptakan melodi indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedal Cinta Sunny
Lãng mạnSunny baru pulang dari California setelah menyeleseaikan kuliahnya di salah satu universitas ternama. kepulangan Sunny selain untuk berkumpul dengan keluarganya, ada sebesit rindu yang sangat ingin ia salurkan pada seseorang yang sudah setahun ini m...